Hamil Anak Ular Bab 49 : Mantan dan Kenangan Pagi ini, seperti biasa, Endah mengajak Manu untuk bersantai di depan rumahnya. Putranya itu terlihat sangat senang, walau hanya sekedar dibawa berputar-putar di halaman rumah yang cukup luas itu. “Assalammualaikum.” Sebuah suara mengagetkan Endah. Endah langsung menoleh, lalu menjawab, “Waalaikumsalam.” Tetangga sebelah rumah, kini sedang menatapnya dari tembok pembatas rumah yang hanya setinggi pinggang itu. “Endah Puspita ‘kan?” tanya pria berkacamata itu. Endah menautkan alis lalu mendekat, ia sedang mengingat-ingat pria di hadapannya. Mungkinkah mereka teman lama? “Kamu benar Endah ‘kan?” tanya pria itu sekali lagi. Endah mengangukkan kepala, lalu berujar, “Apa kita saling kenal? Maaf ... saya pelupa.” Pria itu tersenyum miring,

