Gebi melangkah menuju makam sang ibu seraya memegang perutnya. Keputusan perempuan itu sudah bulat, dia tidak akan menggugurkan kandungan meski situasinya seperti ini. Dirinya akan berusaha melakukan yang terbaik untuk anaknya.
Saat semakin mendekati makam sang ibu, Gebi terkejut karena mendapati seorang lelaki berada disana. Ia lantas teringat dengan kedatangan seseorang yang entah siapa ke makam ibunya. Karena merasa penasaran, Gebi terus mendekat dan ia akhirnya mengenali punggung siapa itu.
“Pak Hero?” tanyanya.
Lelaki itu berbalik dan kemudian menatap Gebi. Benar saja, lelaki itu adalah Hero. Akan tetapi wajah Hero nampak tidak seperti biasanya. Kening lelaki itu mengenakan plester luka. Beberapa sisi wajahnya juga berwarna biru hingga ke ungu gelap.
Gebi pun mengernyitkan kenin
