PROLOG PEMBALAP DAN WANITANYA

1180 Words
Penulis HS JORI Halo...wah senang juga rasanya naik motor dan bahagia seperti ini, semoga saja selalu begini. Oke, hari ini tepatnya di tahun 2019 dan selanjutnya. Aku sedang mengendarai motorku menyusuri jalanan ke kampus Kimer Techno Zhilogic, tepatnya di Negara Republik Damba. Pada hari ini jalanan cukup ramai. Mungkin saja dikarenakan adanya acara di alun-alun kota pada saat ini, yakni acara balapan yang cukup bergengsi sehingga membuatku menjadi terbayang, walau aku harus berkuliah pada siang ini. "Membayangkan balapan tapi aku harus berkuliah, gimana ya?." Begitu banyak motor dan mobil yang berlalu lalang di jalanan besar pada siang ini. Ada yang berjalan lambat dan juga cepat. Aku berjalan menuju ke acara di alun-alunnya, karena masih beberapa jam lagi perkuliahan baru akan dimulai. "Kuliahnya masih lama." "Halo, woy, dimana lu Riong,?" tanyaku padanya Riong teman karibku melalui chating. "CHATINGAN NIH, Dİ APLİKASİ TERKİNİ." "Halo juga, ya waduh, aku masih dirumah nih Kor, ada apa nih,?" tanyanya dia padaku. "Ada acara balap nih Ong, lu mau nonton ga, aku sudah di jalanan nih,?" tanyaku kepadanya. Lama juga aku menunggu balasan pesannya, kemudian aku berhenti sejenak di sebuah jalanan besar. Perkuliahanku akan dimulai tiga jam lagi, sekarang baru saja jam 11.00 Wrd. "Wrd, Waktu Republik Damba." Aku berencana menonton acaranya karena ada yang bercerita, bahwa balapannya sangatlah mantap. Kemudian Riong membalas lagi pesanku. "Oke-oke Kor, kita ketemuan dimana ya,? aku kesana sekarang deh," ujarnya ia padaku. "Nah gitu dong, kita ketemu di acara balapannya saja, nanti kau kontak aku kalau sudah disana ya,!" Aku berkata padanya. "Oke, yowke woyke Kor," Katanya ia dengan tulisannya yang lucu. Riong ini kalau ditanyai dan jawabannya oke yowke woyke saja, ada-ada saja dia ucapku sambil tertawa. "Oke yowke woyke tu apaan sih?." Aku berhenti sejenak di jalanan dan kemudian ada penjual es dawet yang lewat, karena haus lalu aku beli esnya dan bersantai sebentar. Es Dawetnya cukup populer dengan rasa yang sungguh manis, bahkan cewek pun bisa lebih manis lagi karenanya. Apalagi jika meminumnya pada siang hari. Aku meminum es dawetnya dan memperhatikan saja orang-orang berlalu lalang di jalanan besar. "Brum, cas cis cus..," bunyi-bunyi motor dan mobil yang berlalu lalang, bahkan ada juga motor balap underbone yang melintas. "Wah, ada motor balap underbone, keren." "Hu....mantap nih es nya Pak, mau keliling-keliling kemana ya Pak,?" tanyaku kepada penjual esnya. "Hehe.., biasalah Mas, jalan dulu, paling juga nanti keliling-keliling di sekitar sini saja," Kata penjualnya dan tersenyum ramah. "Loh, ga ke jalan BalapOy saja Pak, disitu lagi ada acara balapan nih sekarang, ramai sepertinya disana,!" Kataku padanya. "Wow, iya kah dek, okelah nanti kesana saya kalau begitu," Kata penjual esnya dan seperti terkejut. Pak es dawetnya tidak mengetahui jika ada acara balapan di jalan BalapOy. Pantas saja cukup banyak motor dan mobil yang bergaya balap melintasi jalanan besar ini. Aku masih sendiri dan juga sedang mencari tambatan hati pada saat ini, walau sekarang aku sedang dekat dengan seorang wanita, namun aku belum tahu perasaannya kepadaku. "Sedang pendekatan namun pacaran." Apakah wanita itu suka kepadaku atau juga tidak, tentunya aku tidak mengetahuinya, namun yang jelas aku telah merasakan adanya rindu dan juga terbayang. SERİANA Wah gimana ya mau ngabarin kak Kordinya,?. Aku sedang sibuk banget saat-saat ini, apalagi bulan depan aku begitu banyak skedul penerbangan. Aku ga tau nih gimana hubungan kami nantinya. KORDİ Aku baru saja bertemu dengannya pada beberapa bulan yang lalu, terkadang aku membayangkannya, lalu tiba-tiba teleponku berdering. "Kring kring kring..." "Selamat siang, salam, halo siang Kak Kor, lagi dimana sekarang ini,?" tanyanya wanita itu. "Halo siang juga Dek, Kak Kor Lagi dijalanan nih, ada apa ya Dek, tumben kok kamu menelpon,?" tanyaku kepadanya dengan perasaan senang. "Oh, Kakak ga kuliah siang ini ya,?" tanyanya lagi padaku. "Kuliah lah Dek, ini juga lagi di jalan sambil balapan, ngeliat orang balapan maksudnya, hehe...," Kataku padanya sambil bercanda. "Hahaha..," tertawanya penjual es dawet yang berada di sebelahku dan mendengarku berkata lagi di jalan sambil balapan, lalu penjualnya membalas ucapanku. "Mosok sih Mas, lagi di jalan sambil balapan, wong sekarang lagi minum es kok, piye toh," Leluconnya penjual es dawetnya padaku. "Hahaha... santai lah Pak, bercanda saja nih, biar ga bosan gitu," Kataku padanya. Penjualnya kocak juga, pakai topi dan cukup seru di panas terik begini sambil minum esnya. Apalagi jika bercanda, tentulah mantap dan nyaman rasanya. "Sambil menelpon dan kami mengobrol." Aku berpikir sejenak dan mengapa Seriana meneleponku pada siang ini, bukannya ia sibuk bekerja. Aku senang di perhatikan olehnya, karena itu aku jadi suka kepadanya. PENJUAL ES DAWET Masnya ini seperti pembalap ya,? gaya dan helmnya kayak orang mau balapan gitu, tapi ia lucu juga. Lumayanlah, ramai deh kalau begini jadinya. "Loh Mas e ngapain, kuliah apa kerja juga nih,?" tanya Penjual esnya dengan cukup heran padaku. "Ya iyalah Pak e, saya mahasiswa seni balap percintaan terkini loh Pak e," Kataku bercanda kepadanya. "Haha, ada-ada saja masnya, ngelawak ya Mas e, okelah," Katanya sambil tertawa kencang. Apa kan kubilang, lucu banget Masnya ini, tapi dia seperti mahasiswa gitu ya, Penjualnya berkata dalam benaknya. KORDİ Aku memikirkan hubunganku dengan Seriana, semoga saja kuharap juga bisa awet seperti es dawetnya. "Harapannya sih bisa pacaran dan juga langgeng nantinya, gitu." Aku berharap tidak pusing lagi dalam mencari dan memikirkan seorang pendamping nantinya. Aku menyukai balapan namun aku bukanlah pembalap, hanya cita-cita saja. Dahulu aku pernah terkesima jika ada yang bisa balapan dengan begitu menawan. Apalagi jika membahas mengenai percintaan. Pada saat ini aku ingin sekali rasanya cepat-cepat bertemu dengannya Seriana, terasa cukup rindu kurasakan, mungkin karena kesibukkan kami masing-masing. "Mulai adanya rindu padahal masih dalam tahap pendekatan." Seriana telah bekerja dan terkadang membuatku menjadi sedikit tidak enakkan kepadanya, karena aku masih menjadi seorang mahasiswa. Kemudian datanglah si penjual jamu, ia berhenti di sebelahnya penjual es dawet tadi dan berkata. PENJUAL JAMU Waduh-waduh, piye toh, ramai Iki ya. Aku berhenti sebentar disini lah, kayak e banyak yang beli nih. "Permisi Jamu, jamu, jamu Mas e,!?" Seruannya penjual jamu dan menawarkannya. "Wah-wah, saya jamunya satu gelas ya Buk, boleh,"? Kata orang yang memesan jamunya. "Wah, Mas e mau jamu juga tak,?" tanyanya penjual es dawetnya padaku. "Waduh sepertinya tidak Pak, es dawet saja sudah mantap nih," Kataku dan tersenyum. KORDİ Biasanya mereka berjualan di jalanan besar seperti ini, beraneka ragam juga jajanan yang ditawarkan, bahkan seperti balapan saja mereka dalam menjajakan jualannya, tentunya dengan rasa dan harga yang lebih bervariasi Aku memikirkan sejenak dan ingin menonton balapan, namun aku harus berkuliah pada siang ini, mungkin nanti Keduanya bisa sama-sama dijalankan. "Balapannya berbenturan sama kuliah nih, gimana ya?." Aku duduk sambil membayangkan pacarku Seriana, semoga saja harapku ia juga memikirkanku. Cukup lama juga aku terbayang dan kemudian Pak es dawetnya tadi mau berjalan lagi. "Mas e..., sudah belum minumnya,? saya mau balapan jalan lagi nih, cari pelanggan lagi,?" Kata dia dan leluconnya padaku. "Oke yoki woki Pak, ini gelasnya dan matur nuwun, silakan balapan lagi Pak, ramai disana sepertinya, saya juga mau kesana loh," Kata dan leluconku juga padanya. "Hahaha, oke siap, mantap Mas e," Kata penjual es dawetnya padaku. Rasa es dawet itu sungguh dingin dan enak, semoga saja acara balapan dan perkuliahannya juga bisa mantap. Aku mau duduk sejenak dan membayangkannya Seriana.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD