Gion Pratama yang tengah dalam perjalanan menuju Grand Hyatt Hotel Jakarta untuk bertemu sang ibu, tampak agak lega karena akhirnya sudah bisa menginjakkan kaki ke tanah air. Sepanjang perjalanan, terlintas akan kenangan-kenangan bersama Rini dan kedua anak mereka sebelum Gion menjadi buronan. Sontak kedua mata pria paruh baya itu berkaca-kaca setiap kali mengingat tentang mereka. Apalagi saat Gion mengeluarkan selembar foto yang terdapat dirinya, Rini, Ahlan, dan Ahtissa. Seketika tangis seorang buronan mafia itu pecah. Pria setegas dan dominan seperti Gion akhirnya menangis juga. Tak mampu menyembunyikan rasa sedih karena harus kehilangan istri yang harus telah dibuat menderita selama belasan tahun bersama sang putri mereka. Kini keinginan sang mafia hanya satu yakni menebus kesalahan-

