hati yang tersakiti

2264 Words
huuuu... ku hembuskan nafasku di pagi ini dimana aku harus mengais rezeki untuk keluarga kecilku.aku adalah orang tua tinggal untuk ketiga putraku... setahun ini aku menyandang status janda... berat memang, tapi aku harus menjalaninya.. karena ini keputusan yang harus aku ambil demi ketiga putraku... sebelumnya aku hidup bahagia.. ya bahagia bersama suami yang mencintai ku... kejanggalan mulai terjadi ketika anak pertama kami lahir.. dia mulai sibuk dengan handphone nya.. bahkan untuk menggendong anak kami pun sangat jarang... alasan capek dan banyak kerjaan... hari hari ku lalui dengan tetap sabar dan coba selalu mengerti... aku juga membantu perekonomian keluarga dengan berjualan baju dor to dor. suamiku bekerja di salah satu perusahaan lokomotif.. kata orang orang penghasilan nya besar.. tapi aku hanya mendapat 500 ribu dalam sebulan... entahlah aku tidak tahu berapa penghasilan yang dia Terima di perusahaan tempat dia bekerja.. bahkan itupun kalau aku minta lebih selalu bilang "duit dari mana... kan sudah saya kasih semua" itu yang selalu dia jawab... seiring nya waktu.. usaha bajuku mulai berkembang... kentungan nya selalu aku buat modal lagi sehingga semangkin berkembang dan aku pun coba menjual barang lain selain baju... TV, kulkas, dan perabot rumah tangga sesuai pesanan konsumen ku... dengan berkembang nya usahaku.. aku bahkan tidak ingat apakah suamiku memberi penghasilan nya atau tidak padaku... yang jelas aku tidak pernah lagi meminta uang padanya.... pernah sekali aku meminta uang padanya "udah pake aja uang yang ada...ntar juga dikasih. .. masa mama ga punya uang... jadi selama ini capek doang dong kalo ga ada untungnya " itu yang di jawab... aku hanya diam... ya hanya diam... karena malas berdebat... setelah delapan tahun aku hamil anak kedua...jarak ahmed.. nama anak ku yang pertama,....cukup jauh 7 tahun.. anak kedua ku lahir..semua biaya kelahiran sampai aqiqah anakku diambil dari tabunganku.. yang aku masukin ke rekening tabungan suamiku.. karena waktu itu aku tidak punya rekening tabungan bank apapun.. jadi semua uang ku masuk ke rekening suamiku... tapi sayang pada saat anak kedua ku berumur 10 bulan aku dinyatakan hamil oleh dokter.. karena aku mengeluh mual dan langsung berobat ke dokter... antara sedih, gembira dan kesal... itu yang aku rasa saat mendengarnya.. karena Adit.. nama anak ku kedua baru 10 bulan... dan kehamilan ku sudah 3 bulan... (kata orang tua ke sundulan) setelah 6 bulan, lahirlah anak ketiga ku... sempat drop setelah melahirkan karena dhimas anak kedua ku sedang lincah lincahnya sehingga aku kelelahan... dan suamiku hanya sibuk dengan handphone nya.... alhamdulillah tetangga ku baik semua.. mereka membantu ku bahkan aku membayar tenaga mereka .. walau mereka menolak... di disaat rifky berumur satu tahun.. nama anak ketiga ku, disinilah puncak permasalahan yang sesungguhnya... disaat tetangga ku pesta menikahkan anak nya.. dan di sana ada group band yang di sewa untuk memeriahkan pesta pernikahan, aku di suruh maju untuk bernyanyi.. karena suaraku juga lumayan dan aku juga pernah ikut group nyanyi.. ya tanpa ragu aku maju... di saat bernyanyi suami ku datang dan menyuruh aku turun dari panggung dan tanpa kata kata dia langsung memukul bahuku dengan sandal kulit yang di pakainya... dengan berkata" perempuan ga punya akhlak, perempuan ga ada malunya, perempuan,,, "entah sudah berapa banyak dia memaki ku di depan banyak para tamu undangan.. kurasa aku tidak tau seberapa besarnya malu yang aku tanggung... sesampai di rumah.. aku marah besar .. tega dia memukul ku di depan banyak orang... dan aku mengeluarkan kata kata " haram tubuh ku di sentuh sama kamu "... dia diam tapi dia langsung masuk kamar beresin baju dan di masukkan ke tas... dia keluar membawa tas dan pergi dengan membawa mobil.. aku tidak tau kemana fia pergi..sudah hilang respect ku padanya... 10 hari berlalu semenjak kepergiannya aku merasa terpukul dan malu karena,setiap aku jalan setiap itu juga aku mendengar semua orang bertanya kenapa dan ada apa... aku hanya menjawab sekedar nya saja atau hanya tersenyum... tapi dia datang dengan tiba tiba.. dan tanpa bersalah dia bilang"kamu yang menyebabkan saya marah... sehingga saya khilaf"aku hanya diam.. tanpa berkata sepatah katapun.... aku hanya berfikir.. biarlah demi anak anak aku yang mengalah dan bersabar sekali lagi ini demi anak anak. hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun... aku menjalani biduk rumah tangga bersama suami ku... setelah kejadian pemukulan di tengah orang banyak .. aku berharap dia berubah bahkan sangat berharap dia bisa lebih baik dengan aku tetap bersabar dan mencoba memahaminya dengan tanpa banyak menuntut apa pun darinya.. bahkan uang gajinya pun aku tidak pernah di berikan pada ku... hanya sesuka hanya memberi.. bahkan dalam sebulan kami hanya dikasih 250 ribu... aku tetap bersabar... bukan tidak aku tanya kemana uang gajinya.. tapi jawabannya hanya membuat kami bertengkar.. aku kadang tidak Terima di bilang, "emang uangmu tidak cukup apa... " dia siapa disini.. dia kepala keluarga tapi kenapa aku jadi yang menafkahi semua... ahmed biaya perbulan di pesantren sudah begitu besar, belum lagi Adit sekolah dasar dan rifky taman kanak-kanak kanak... semua kebutuhan aku yang tanggung.. bahkan kalo aku kepepet pun dia selalu bilang "duit dari mana.. saya tidak punya duit" sedih... pagi itu dia marah marah hanya belum aku siapin kopi.. karena aku harus zoom meeting sama guru Adit.. pada saat itu anak sekolah melalui daring... mulai keluar kata kata makian dan cacian dari mulut nya" perempuan tidak bisa nge hargai suami, tidak ada hormatnya sama suami.. dengan laki laki lain ramah, senyum sana sini.. coba sama suami sendiri boro boro senyum di tanya aja diam.. perempuan apaan begitu"wanita mana yang tidak sakit mendengarnya.. siapa pun wanita apa lagi sudah bergelar seorang ibu dan istri dari suami yang secara tidak langsung mencaci pasangannya yang berjuang sendiri tanpa bantuannya... sedih bukan... ya itu terjadi pada ku bertubi tubi.. sudah berulang ulang... hari itu tepat nya tanggal 5 Januari ...aku pergi dari rumah bersama anak anak ... kenapa aku pergi.. karena dari malam sampai berlanjut subuh dia marah marah pada ku... hanya permasalahan aku membuka w******p di handphone nya... banyak sekali w******p dari wanita yang aku tida kenal... belum banyak ya aku baca.. suamimu me mengetahuinya "kenapa HP ku ... "langsung di rebut nya... aku hanya memandang nya... aku pergi ke tempat adik ku yang berada di bandung... disaat di bandung dia selalu w******p dengan kata kata kasar" bawa kemana anak anak,.. jangan kamu enaknya saja bawa mereka".. dan banyak laki kata kata kasar yang membuat aku takut dan tidak nyaman pulang lagi ke Jakarta... walau aku tetap membantu Adit sekolah daring di rumah... tapi aku was was sewaktu waktu dia menyusul ke Bandung.... benar apa yang aku khawatir kan dia datang ke Bandung untuk membawa kami pulang.. tapi karena aku terlanjur sakit dan sudah lelah dengan sikap dia yang selama ini tidak pernah mengerti akan susah nya di posisi aku yang selalu tertekan dan menjadi pelampiasan salah bila dia marah... tidak ingin pulang dan tetap kekeh tidak mau bila diajak pulang... aku bilang "aku akan pulang bila kamu pergi dari rumah (jakarta) " itu ultimatum yang aku beri... karena sebelumnya aku sudah mendaftarkan gugatan cerai ke pengadilan agama.. ya.. aku sudah lelah dan inilah titik di mana aku harus kuat untuk berani mengambil keputusan yang mungkin sebagian wanita yang sudah mempunyai anak akan berfikir berulang kali untuk melakukan gugatan cerai... tapi aku tidak ingin lagi terjebak hanya karena anak anak... apa yang diharapkan pada pernikahan yang di dalamnya sudah tidak ada harganya apa yang kita perjuangkan agar menjadi keluarga yang harmonis sementara pasangan kita selalu menekan dan membandingkan serta berlaku kasar dan selalu memaki dengan kata kata yang menyakitkan... anak anak pun akan mendapat kan mental yang buruk bila melihat orang tuanya bertengkar dan melihat ibunya di maki maki depan mereka... tidak.. itu tidak akan aku biarkan kalau hanya untuk anak aku bertahan demi mempertahankan pernikahan yang sudah tidak nyaman dan tidak sehat di dalamnya... proses demi proses aku jalanin tibalah sidang terakhir dengan menghadirkan saksi... disaat hakim mengetuk palu dan menyatakan bercerai.. ada kelegaan di hati ku walau tidak ku pungkiri sedih juga mengiringi hatiku.. ya aku harus kuat.. ini babak baru yang harus aku mulai untuk ke depannya. bab 2 Status janda yang aku sandang tidak memudarkan langkahku menatap masa depan yang masih banyak hambatan yang harus aku lalui."Tante sus tadi pesanan lemari jatinya sudah diantar ke Bu Tati y " kata mang Udin supir toko tempat aku belanja .,"oh iya makasih ya mang, sembari menyelipkan sedikit uang Kemang Udin"makasih ya Tante sus, katanya ,aku tersenyum sembari berlalu. Alhamdulillah semangkin banyak pelanggan yg request barang sama aku. sore hari aku bersiap jalan di sekitar komplek dan bedeng yang ada di sekitar rumah ku ya aku nariki uang barang yang sudah berjalan hampir 5 tahun ini ..ya kata orang arisan barang.jadi setiap sepuluh hari sekali salah satu kelompok mendapatkan barang yang sudah dipesan nya. hari ini pembagian raport anak sekolah..yang sulung lulus dan akan memasuki jenjang SMK,yang Adit putra ku yang kedua naik kelas tiga dengan peringkat lima besar yang bungsu Rifqi masuk SD,baru lulus TK dengan nilai terbaik.. Alhamdulillah ya Allah sujut syukur aku panjatkan atas nikmat sehat untuk keluarga kecil ku ini walaupun tanpa seorang pendamping."mah kita liburan yuk... jenuh nih dirumah Mulu ..Ahmad anakku yang sulung...iya mah ..kata Adit menyahut..saat kami duduk duduk di teras rumah...ok siap ..enaknya kemana y.. jawabku..hemmm kita kepuncak aja yuk mahhh ..disana adem ,pemandangannya indah, udaranya juga sejuk kata Adit...sambil tangannya digerakkan ke atas membentuk balon besar ..aku tersenyum..ok kita liburan kepuncak ...horeee kita liburan,tiba tiba Rifqi putra ku yang bungsu datang dari arah pintu masuk... beneran mah kita liburan kepuncak ..katanya dengan berbinar bahagia...iya sayang jawabku...kamu dulu sering kalo libur pergi ke puncak daerah Bogor karena kami tinggal di jakarta timur jadi sering kesana kalo libur.. bab 3 tibalah waktu kita liburan..ayo semua sudah disiapkan sayang kataku pada anak anak .. sudah Mah serempak mereka menyahut..ok switer,jaket, selimut, peralatan mandi sandal,dan lain lain yang mamah udah list buat masih masih sudah rapi semua belum..kataku ... sudah mah kata mereka...semua sudah di taroh di mobil kata nya LG .ok kita berangkat mumpung masih pagi.. nanti jalanan macet kataku... diperjalanan sepanjang mata memandang gedung gedung tinggi menjulang saling sahut menyahut untuk mendapatkan awan.. itulah kota metropolitan tempat orang berbondong-bondong ingin mencari rezeki di kota ini. sekitar jam delapan malam kami sampai di villa yang memang sudah aku boking, tempatnya menghadap timur laut yg pemandangannya langsung menghadap alam pegunungan yang indah.ayo pada semua di masukin barang barang yg ada di mobil ke villa kata ku..ok mah...mamah mau masak sebentar buat makan malam...divila memang sudah lengkap semua bahkan dikulkaspun sudah penuh isinya dengan sayuran buah dan ikan ayam,daging..semua sudah aku perhitungkan JD aku tidak perlu repot yang punya villa bilang sudah terima beres y walaupun sedikit lebih mahal sih..tapi ya terbayarkan semua dengan pasilitas yang ada jadi AQ tidak perlu capek belanja hari hari selama liburan di villa ini anak anak begitu senang selama liburan di puncak berenang , jalan Jalan lihat pemandangan alam ada air terjun juga ,semua puas dan bahagia..itulah yang aku inginkan.. mereka selalu bahagia tanpa seorang figur ayah. hari berlalu begitu cepat, liburan sudah mau habis ..kami semua siap untuk pulang ke jakarta . mulai aktivitas lagi bab 4 malam itu kami kedatangan papa nya secara tiba tiba.. assalamualaikum dek kata seseorang yang ada diluar...aku masih di ruang tamu ...dek ada yg datang kataku pada Rifqi putra bungsu ku..memang kami berdua Lagi nonton tv.. waalaikumsalam..ha. papa pekik adek Rifki.. siapa dek kataku..papa mah jawab nya ..aku terkejut dan langsung berdiri...papa boleh masuk, kata mas bian.. untuk apa lagi kamu datang kesini mas. sudah cukup kamu sakiti kami semua ...kataku menahan sesak ...tapi semua sudah tidak seperti dulu aku kuat...papah datang mah..papah emang Mbah aku sudah sehat ya pah..kata Rifqi..anaku yang satu ini memang tahunya papanya pulang kampung . mas bian melirik ku ..aku hanya mengembuskan nafas Belum saatnya Rifqi tahu semuanya...iya sayang jawab mas bian...adek ga nakal kan selama papa ga ada ....ngga lah pah..adek rajin bantuin mamah beberes rumah..iyakan mah..katanya hemmm aku hanya tersenyum ..ini papah bawain oleh oleh buat mas Ahmed,mas Adit dan ini buat adek Rifqi kata mas bian sembari mengeluarkan kotak kotak yg ada di kardus ...horee banyak banget pah oleh olehnya...bawa masuk gih kata mas bian...semua kotak kotak yg ada di teras di bawa masuk satu persatu dengan si bungsu..sengaja masih di teras, mas bian tidak ku suruh masuk...ada apa kamu kesini mas..kataku ,setelah kotak sudah dibawa masuk semua dan Rifki meninggal kan kamu di teras karena dia sibuk membuka kotak yang khusus punya dia ..mas mau bawa anak anak besok Minggu jalan jalan boleh ya dek kata mas bian... terserah kalo anak anak mau.. jawabku..baik lah kalo begitu..anak anak sehat.katanya .lihat aja sendiri... jawab ku...kamu terdiam...kalo tidak ada yang penting lagi lebih baik pulang saja kataku ..ada keterkejutan di wajah mas bian seakan dia merasa di usir ..buat ku itu terserah...kalo perlu secepatnya nya pergi ..huuu .baik lah . mas pamit ya...pamit sama anak anak...ya..jawab ku... setelah kepergian mas bian aku masuk langsung menghampiri si bungsu Rifqi...papah mana mah .mandi ya kata nya..sembari turun dari tempat tidur ke arah kamar mandi .. adek..cegah ku .ya mah ..sini mamah bilangin ..papah mana mah .katanya lagi .aku bingung mau bilang apa ke Rifqi..aku takut dia sedih ...dengan pelan aku mengatakan "papah pulang ketempat bude murni sayang..kataku..kok ketempat bude mah ..ko ga dirumah kita mah...aku bingung mau jawab apa...sakit sedih khawatir bercampur adek dalam d**a ..ku peluk Rifqi..yang masih dalam kebingungan...yuk cuci kaki gosok gigi .nanti mamah ceritain kisah nabi Nuh ya...mau kan...mau mau mah .ya udah gi sana .tapi papah mah .nanti papah pulang ko.. sekarang Rifqi buruan ke kamar mandi.. yang bersih ya kata ku .ok mah..jawabnya.... Ahmed dan Adit masih latihan pencak silat di gedung serba guna.. mereka berdua pulang jam 9 malam.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD