EMY POV

240 Words
Emy.... Aku tidak bisa membuat semua orang bahagia sama halnya aku tidak bisa membenahi kesalahan semua orang. Setelah ayahku meninggal dan rumahku disita untuk jaminan hutang, aku sempat ikut tinggal di tempat pamanku. Sampai sekarang aku masih ingat bagaimana tatapan mereka semua ketika menyambutku datang. Seolah aku akan membawa penyakit menular atau mengurangi jatah makan anak-anak mereka. Padahal aku bisa bekerja sendiri dan tidak akan mengemis makanan dari mereka. Aku hanya sedang tidak punya tempat tinggal dan butuh tumpangan. Sebenarnya rumah itu adalah rumah warisan nenekku tapi sekarang ditempati keluarga paman. Meski sebenarnya aku masih punya hak untuk ikut tinggal, tapi dengan reputasi ayahku sepertinya aku pun tidak bisa menyalahkan mereka. Aku tidak ingin menyalahkan atau marah dengan cara mereka memandangku. Tidak semua orang harus sempurna temasuk diriku. Saat ini aku memang hanyalah yatim piatu karena seorang ayah yang meninggal dalam perkelahian geng motor dan seorang ibu yang juga sudah lama kuanggap mati karena kabur dari rumah sejak usiaku tujuh tahun. Aku sendiri juga masih sering heran, bagaimana seorang pria dewasa seperti ayahku masih suka melibatka diri dengan para pemuda tak berguna dan masih tega mewariskan tumpukan hutang yang mesti harus kubayar meskipun tubuhnya sudah terkubur tanah. Kadang aku ingin membencinya tapi ternyata aku tidak bisa, karena seburuk apapun dia tetap ayahku. Meskipun dia pemabuk dan pemarah tapi dia masih membiarkanku hidup, padahal bisa saja dia membuangku di bak sampah atau di bawah jabatan karena kebenciannya pada ibuku.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD