2. Prolog

1003 Words
Tidak ada yang bisa mengalahkan lezatnya ice cream coklat ketika bermain di pusat taman kota. Dengan anak anak yang berlarian tak ayal akhirnya mereka lelah dan meminta sesuatu dari orang tuanya. Seorang anak laki laki berusia kurang lebih 10 tahun duduk di bangku taman menikmati udara sore dan melihat adiknya bermain bersama ibunya. Mereka sedang menunggu ayahnya datang yang akan menjemput. Anak laki laki itu menatap nikmat ice cream yang dijual dan diberikan si penjual kepada mereka yang membelinya. Anak itu berlari menuju ibunya yang sedang sibuk memberi makan sang adik. "Mom, aku ingin ice cream," pintanya dan sang ibu hanya mengeluarkan uang dari tas kecilnya lalu memberikannya pada anak itu. "Mom, belikan!" pinta anak itu sekali lagi. "Kau sudah besar, beli saja sendiri, mommy harus menyuapi adikmu, kalau tidak dia tidak mau makan!" sahut ibunya sibuk membersihkan mulut adiknya yang sebentar lagi akan mengitari taman dengan sepedanya. "Sejak tadi kau hanya mengurusi dia!" Decak anak laki laki itu agak iri karena satu harian ibunya maupun neneknya di rumah hanya sibuk dengan adiknya. Hanya asisten rumah tangga dan nenek angkatnya yang terkadang mengurusinya. Itupun kalau mendapat perintah dari ibu dan neneknya. Anak laki laki itu pun pergi membeli ice cream dengan uang yang ibunya berikan. Namun, ketika dia berjalan menuju ke arah Van penjual ice cream, anak laki laki itu menangkap sekitar tiga empat anak yang sedang menganggu seorang anak perempuan yang membawa sebuah kereta mainan dengan boneka di atasnya. "Kalian semua laki laki, untuk apa kalian menginginkan bonekaku!" teriak si anak perempuan itu. "Karena kami ingin, kami ingin bermain bersamamu!" sahut salah satu anak menggoda anak perempuan itu. "Tidak! Kalian hanya menggangguku saja! Pergi sana!" pekik si anak perempuan dan hendak pergi dari sana. Namun, salah satu anak laki laki malah mengambil paksa boneka tersebut dan mengopernya ke teman lainnya. "Ah, kalian jahat sekali! Kembalikan bonekaku! Ayahku akan marah jika boneka itu rusak! Kembalikan!" teriak anak perempuan itu lagi dengan sangat kesal. "Ayo ambil sendiri kalau kau bisa!" balas anak anak itu meledek. Dan mereka semua terus mengoper sambil mengitari si gadis kecil itu. Alhasil, gadis kecil itu menangis di dalam lingkaran anak anak nakal itu. Seketika si anak laki laki yang hendak membeli ice cream itu jadi mengingat adiknya. Meski adiknya yang sering mendapatkan perhatian dari orangtuannya, tapi dia tidak akan terima jika gadis kecil itu adalah adiknya. Anak laki laki itu mengurungkan niatnya membeli ice creame terlebih dulu. Dia menghampiri anak anak nakal yang mengganggu itu. Tanpa berkata apapun, anak laki laki itu langsung menangkap boneka yang melayang di udara yang hendak dialihkan ke tangan yang lain. "Hey! Kau siapa?! Kembalikan boneka itu!" bentak salah satu anak yang menganggu. "Kurasa ini bukan milik kalian, ini milik dia bukan?!" desis anak laki laki yang menolong anak perempuan itu dengan nada suara yang cukup dingin. Pemilik boneka itu pun langsung menghampiri si anak laki laki yang membelanya dan mengambil bonekanya. "Iya, ini milikku. Terima kasih!" ucap si anak perempuan. Anak laki laki itu lalu menatap mereka yang menganggu si anak perempuan satu per satu dengan cukup tajam. Mereka pun tidak puas dan hendak berkelahi tapi gadis kecil itu cukup cerdik. "Wuah, ada petugas keamanan! Tuan, anak anak ini menggangguku!" teriak gadis kecil itu seketika membuat keempat anak anak itu langsung berlari menjauhi mereka berdua. "Terima kasih, kau sudah berani langsung mengambil bonekaku," ucap si anak perempuan itu lagi. "Tidak masalah. Sampai jumpa," sahut si anak laki laki itu langsung meninggalkan anak perempuan itu. Anak perempuan itu agak bingung tapi ketika dia terus memperhatikan anak laki laki itu, dia pun mengerti kalau anak laki laki itu hendak mengantri membeli ice cream. Akhirnya, setelah cukup lama mengantri, anak laki laki itu dapat menikmati ice cream ini. Senyumnya sumringah ketika mendapat dua tingkat ice cream coklat di atas cone itu. Dia berjalan ke arah bangku itu lagi dan melupakan kekesalannya pada ibu dan adiknya. Namun, sayang sekali, beberapa orang anak yang berlarian menabrak dirinya sehingga ia terjatuh bersama ice cream tersebut. "Hey, kita bertemu lagi! Maaf ya ice cream-mu harus jatuh dan membalas dendam kami, lain kali kau tidak usah mencampuri urusan kami! Nikmati saja ice cream-mu di bawah sana! Sampai jumpa!" umpat salah satu anak yang menabrak yang ternyata anak anak laki yang menganggu gadis kecil tadi. Anak itu langsung meninggalkannya. Anak laki laki itu mengepalkan tangannya kesal tapi tidak membalas. Dia pun sudah malas meminta uang pada ibunya. Ibunya pasti akan memarahinya terlebih dulu walau pada akhirnya dia akan kembali diberikan. Anak laki laki itu menarik napas dan menuju ke bangku taman. Dia menundukan kepalanya. Dia menunggu ibu dan adiknya. Dia akan mengatakan pada ayahnya saja yang selalu menurutinya. Namun, tak berapa lama, seorang gadis seusianya menghampiri dirinya memberikan ice cream coklat seperti kepunyaannya tadi. "Ini untukmu," kata gadis kecil itu. Dia mendongakan kepalanya memandang gadis itu. Ternyata itu gadis yang diganggu anak laki laki itu. Anak laki laki itu menyadari, gadis ini mempunyai paras yang putih dan rona merah di tengah tengah pipinya. Tampak mirip seperti sepupunya tapi jelas bukan sepupunya. Sepupunya berada di negara lain. Dia masih memandang gadis itu sampai gadis itu tersenyum. "Terimalah! Kau pasti takut dimarahi ibumu kan? Sama sepertiku jika melakukan kesalahan sedikit saja, ibuku akan memarahiku. Untung saja aku datang ke sini bersama ayahku. Aku akan memintanya lagi pada ayahku, jadi kau nikmati saja ice cream ini. Lagipula kau sudah membelaku tadi. Anggap saja sebagai balas budi," kata gadis kecil itu memberikan ice cream miliknya. Akhirnya anak laki laki itu menerimanya. "Thank you," ucapnya. Belum saja mereka kembali bercakap cakap, ayah gadis kecil itu sudah memanggilnya. Mereka belum sempat berkenalan karena gadis itu segera menghampiri ayahnya dan anak laki laki itu juga tidak ingin mengetahui namanya. Namun, ada rasa hangat di dalam hatinya ketika memiliki seseorang yang bernasib sama dengannya. Bukan hanya itu, dia merasa gadis kecil itu pasti sudah memperhatikannya. Tanpa ia berkata atau memberitahu keinginannya, anak perempuan itu mengerti apa yang ia butuhkan dan ia inginkan. ... next jangan lupa KOMEN, dan LOVE masukan pustaka yaa thankyou for read and i love you ?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD