O.N.C.E Part 1 Batalnya Pernikahan Letisha

2109 Words
Author Pov. Devan baru bangun dari tidurnya, seingatnya semalam dia tidur dengan seorang wanita yang dia bawa dari club malam, tapi kemana dia?. Bisa bisanya dia menghilang tanpa meninggalkan pesan, tapi Devan beruntung sih tadi malam, ternyata masih ada perempuan Virgin di jaman sekarang yang berusia cukup matang.  Devan kira hanya opini semata jika perempuan Asia sangat menjaga virginitasnya, bahkan banyak perempuan melepaskan keprawanan mereka setelah menikah, berbeda dengan perempuan perempuan di Amerika, yang menganggap s*x bebas hal yang lumprah.  Devan menghentikan opininya tentang perempuan Asia, lebih baik Devan segera bergegas, bossnya bisa mengamuk jika dia tidak segera menyusul ke Australia, ahhh padahal dirinya masih ingin bertemu dengan wanita itu, sungguh nikmat sekali tubuhnya tadi malam, dia juga tidak tau siapa namanya, namun Devan yakin jika cepat atau lambat wanita itu akan menemui dirinya, Devan semalam tidak melakukan hanya sekali, bahkan Devan lupa entah berapa kali dia mengeluarkan benihnya di dalam v****a perempuan itu, jika hamilpun Devan tidak masalah untuk bertanggung jawab, dapat istri cantik dan anak yang lucu sepertinya hidupnya akan lebih berwarna dari saat ini yang keabu abuan. **** Devan baru sampai di hotel tempat bossnya, menginap, tapi ternyata masalah utamanya sudah selesai, tinggal masalah kecil yang tidak terlalu sulit untuk di basmi, apa lagi kalau bukan penggelapan dana, entah kenapa banyak sekali orang orang yang senang dengan uang yang bukan miliknya. Apa mereka bernar benar tidak takut dengan kekejaman seorang Xander Timothy, Xander mungkin tidak akan menyiksa mereka dengan kekerasan, Xander lebih suka bermain halus, dengan media Xander membuat orang orang yang berkhianat padanya menjadi bahan pembicaraan khalayak umum, Xander lebih suka menghancurkan citra mereka di depan public sehigga semua orang tau bagaimana busuknya seorang pengkhianat itu. *** Setelah tiga hari di Australia Devan dan Xander kembali ke Indonesia, bossnya itu sudah tidak sabar menemui istrinya yang sedang hamil, sunggh beruntung sekali bossnya memiliki istri yang cantik, baik, kapan dia bisa memiliki istri seperti Kezia istri bossnya itu.  Ngomong ngomong tentang istri, Devan jadi teringat lagi dengan perempuan itu, apa kabarnya, ahhh lebih baik Devan pergi ke club malam, siapa tau dia dapat bertemu kembali dengan perempuan itu dan memadu kasih kembali.  Devan rasa tubuhnya yang lelah dan penat hilang seketika ketika dia mengingat perempuan itu, apa sekarang dirinya sedang bucin, entahlah, tapi Devan sungguh sungguh ingin bertemu dengan perempuan itu. Sepertinya nasib Devan sedang tidak baik, semalaman dia menunggu perempuan itu di Bar, namun Devan tidak menemukannya, malah perempuan perempuan ganjen yang bedak tebal tebal menggodanya, membuat Devan segera pergi dari club malam, mungkin Devan belum di takdirkan bertemu dengan perempuannya saat ini. *** Yogyakarta, tempat kelahiran Natarina Wiryanagara Ibu dari Kezia Spindler istri dari bossnya. Devan terpana dengan keindahan kota Yogyakarta, walau kota ini tidak sebesar kota Jakarta tapi Devan merasa dia betah tinggal di sini, Devan melihat kereta kencana yang sering di gunakan untuk pernikahan di inggris.  “Tio, itu kereta kencana bukan sih?.” Tanya Devan penasaran melihat kereta kencana pinggir jalan, apa mereka sangat sangat kaya hingga kereta kencana seperti itu di gunakan di jalan? Devan sibuk dengan fikirannya, namun lebih baik dia bertanya dengan Tio daripada dia salah presepsi.  “Itu delman, transportasi orang jaman dulu. Dulu sebelum ada mobil orang orang konglomerat atau anggota kesultanan menggunakan Delman untuk bepergian, tapi kini delman bisa di gunakan untuk semua orang, banyak turis turis yang mencoba naik Delman keliling Malioboro dan sekitar Keraton,, apa kamu ingin mencoba?.” Tanya Tio, Devan mengangguk, mungkin nanti setelah acara pernikahan Keenan selesai.  Devan tentu saja ingin menjelajahi kota Yogyakarta ini, entah kenapa dirinya jatuh cinta dengan keindahan kota Yogyakarta ini, seperti ada magnet yang menariknya untuk berlama lama di kota Jogja ini. *** Mobil yang mereka tumpangi sampai di Keraton Yogyakarta, Devan langsung terpana dengan keindahan Keraton Yogyakarta, Devan kira Keraton Yogyakarta ini akan memiliki bangunan seperti Kerajaan di Inggris, Belanda, ataupun di Spanyol, tapi Devan salah Keraton di Yogyakarta sangat indah, deggan nuansa khas bangunan jawa, walau Devan tidak terlalu tau budaya Jawa, namun Devan tau bangunan khas jawa dari design hotel hotel Xander, karena di setiap kota memiliki perbedaan design yang menandakan perbedaan budaya..  Devan tidak tau siapa yang menyambut mereka namun dia tau jika Orlando dan Natarina orang tua Kezia dan Keenan menyambutnya, dan tunggu mereka ini bodyguard atau apa kenapa mereka seperti pengawal tapi pakaian yang di kenakan seperti itu, baju bergaris garis lengan panjang, dan itu mereka pakai rok, mereka tidak pakai celana? Dan itu topinya kenapa seperti itu,. Batin Devan, maklum aja Devan baru sekali ini datang ke Keraton, jadi dia tidak tau pakaian para Abdi Dalem seperti apa.  Setelah makan siang, Devan dan Tio pergi ke kamar, mereka berdua di antara pengawal tadi, ternyata namanya Abdi Dalem Keraton tugasnya melayani Raja dan Ratu dan juga keluarga Keraton, Devan baru tau itu. *** Malam harinya Devan dan Tio ikut jamuan makan malam yang di adakan di Keraton bagian utara, walau tidak banyak hanya keluarga inti dan beberapa teman Keenan namun cukup hangat acara makan malam ini, setelah makan malam, para laki laki termasuk Devan, Tio, dan Petra ikut ngobrol bersama laki laki dari keluarga Wiryanagara, apa lagi yang di obrolkan kalau bukan teknologi dan perusahaan Devan hanya menyimak, menyerap ilmu dari pembicaraan santai malam ini, siapa tau berguna suatu saat nanti.  Hampir tengah malam obrolan ini selesai Devan, Tio dan Petra segera pergi ke kekamar mereka, begitu juga dengan laki laki keluarga Wiryanagara itu, kecuali Keenan yang sudah kembali jam Sembilan tadi karena di suruh istirahat ibunya untuk acara besok pagi. *** Siang ini suasana Keraton sangat ramai, ada beberapa awak media yang di bolehkan meliput acara siraman pengantin perempuan dan pengantin laki laki di area berbeda karena mereka di sedang di pingit yang artinya baik laki laki dan perempuan tidak di perbolehkan bertemu selama beberapa hari menjelang hari pernikahannya, Devan baru tau ada tradisi seperti itu, namun Devan tidak banyak komentar, tohh dirinya disini hanya bawahan yang di ajak bossnya, tidak lebih.  Kezia mengajak Devan dan Tio melihat acara siraman mempelai wanita, awalnya Devan tidak perduli, tohhh Devan sama sekali tidak mengenal semua orang yang ada di sini kecuali Kezia dan keluarganya, tapi semakin di perhatikan wanita itu sekilas mirip dengan wanita yang tidur dengannya kurang lebih dua minggu yang lalu, tapi masa iya dia wanita yang tidur dengannya, bukannya calon istrinya Keenan dari kalangan terhormat, tidak mungkin datang ke club malam, mungkin Devan salah lihat.  Devan izin pergi sebentar pada Kezia dan Xander, dia perlu memastikan satu hal, wanita itu kemungkinan besar mengandung anaknya, bukannya pembuahan di mulai saat s****a masuk dalam ovarium, dan Devan akan memastikan hal jika wanita itu. *** Malam ini setelah acara siraman tadi siang sekarang di lanjutkan dengan acara doa bersama, Devan yang notabennya nonIslam memilih untuk di kamar, namun setelah melihat situasi yang cukup aman Devan segera keluar dari kamarnya namun dia tidak menyangka jika Kezia berada di depan kamarnya.  Semua orang sedang berada di rumah utama, milik Dewa orang tua Keenan, kecuali dua calon pengantin itu yang sedang di pingit, Dewa mengundang beberapa ulama terkenal di Jogja sebagai pemimpin doa malam ini, dan juga wejangan untuk kedua mempelai, walau mereka tidak ikut berdoa bersama, namun ada televisi yang menghubungkan acara doa bersama dengan kamar milik pasangan yang akan menikah dua hari lagi.  Setelah semua orang berada di rumah utama, Devan yang tinggal di rumah milik Natarina dan Orlando memutuskan untuk menyelinap keluar, tadi saat Devan ingin keluar Devan berpapasan dengan Kezia, Devan mengurungkan niatnya takut takut orang pada curiga dengan Devan yang seenaknya di Keraton ini. Setelah memastikan keadaan aman Devan keluar dari kamarnya, Devan ingin menemui seseorang, orang itu sangat mengganggu fikirannya sejak tadi siang, mumpung sekarang sedang tidak banyak Abdi Dalem yang berjaga sepertinya Devan aman untuk pergi menyelinap sebentar.  Beruntung para Abdi Dalem tidak menjaga kamar milik perempuan ini, ohhh bukan lagi perempuan namun wanita, wanita yang sangat sangat mengganggunya.  Devan masuk lewat pintu, karena memang pintunya tidak di kunci, dan tidak ada penjaga sama sekali. Devan melihat wanita itu sedang asik bermain ponsel di tempat tidur tanpa menyadari jika ada orang lain selain dirinya di kamar ini.  “Hy sayang, jadi ini alasan kamu meninggalkanku malam itu?,” Perempuan yang sedang chattingan dengan temannya menoleh seketika, ketika mendengar suara orang lain dikamarnya.  “Kamu…” Perempuan itu tercekat, bagaimana bisa laki laki ini berada disini, ini Keraton yang tidak semua orang bisa masuk, tapi laki laki bisa masuk dan sekarang berada di hadapannya, ini tidak nyatakan, mungkin saja dia sedang halusinasi. Perempuan itu memejamkan matanya sebentar dan kembali membuka matanya, namun sosok laki laki itu benar benar berada di hadapannya.  “Kenapa?, kamu kira aku hanya halusinasi?, aku nyata sayang, senyata malam itu ketika kita bersama,” Devan maju mendekati perempuan yang duduk di tempat tidur namun perempuan itu terus melempar bantal dan guling yang berada di sekitarnya, Devan makin tertantang pada wanita di hadapannya hingga dia nekat menaiki ranjang perempuan itu dan mengukungnya di bawahnya, jarak antara mereka cukup dekat, bahkan jika Devan maju sedikit saja, mungkin dia bisa menyentuh bibir perempuan di bawahnya itu, bibir yang menggoda, bahkan rasa manis dari bibir perempuan di bawahnya ini masih terasa di bibir Devan hingga saat ini.  “Jika kamu tidak bisa diam, aku akan melakukan hal yang sama seperti malam itu.” Ancam Devan pada perempuan itu hingga membuatnya takut dan akhirnya memilih untuk diam, tidak lagi memberontak.  “Kamu sangat cantik tadi siang sayang, hingga aku harus pergi untuk menyendiri agar aku tidak menyeretmu dan membawamu kabur. Kamu telah mencuri hatiku, kamu membuatku terbang ke langit ketujuh, tapi…. Bagaimana kalau mereka tau jika kamu sudah tidak virgin lagi, apa yang akan terjadi?, apa mungkin Keenan akan membatalkan pernikahannya atau akan ada hukuman untukmu.. ahhh juga malam itu aku mengeluarkan banyak dan berkali kali di dalam Rahim mu, semoga s****a ku bisa tumbuh menjadi janin, sayang..” Perempuan itu jelas ketakutan, sangat sangat ketakutan selama ini dia tidak memikirkan jika dia bisa hamil. Devan mulai mendekatkan wajahnya pada perempuan yang berada di bawahnya, menyatukan bibir mereka. Baru saja Devan ingin membuka baju wanitanya, pintu kamar pengantin ini dibuka, membuat aktifitas Devan dan calon pengantin wanita ini terhenti. Di depan pintu, ada Ibu perempuan yang berada di bawahnya ini bersama Tyas calon mertuanya, mereka sama sama kaget melihat Letisha dan laki kaki di kamar ini, apa lagi posisi Letisha dan laki laki itu yang saling tindih membuat dua wanita paruh baya itu pucat pasi. Tyas yang mengetahui jika Letisha berani memasukan laki laki lain ke kamarnya langsung memanggil Abdi Dalem, sebelum mereka melakukan hal yang tidak tidak, sebaiknya mereka segera di sidang.  Devan tau jika Kezia, Xander, Orlando, dan Natarina tidak habis fikir dengan apa yang dilakukannya, Devan berani melakukan hal yang sangat memalukan, bagaimana tidak, dirinya bisa masuk kedalam kamar pengantin wanita dan mereka berciuman.  “Pa, Letisha enggak melakukan apapun, semua yang dilihat Mama dan Mama Tyas tidak seperti itu,” Letisha, perempuan itu ternyata namanya Letisha, sungguh perpaduan yang sempurna, nama yang indah untuk perempuan secantik dirinya. Letisha mencoba menjelaskan, namun Devan hanya diam, tidak berkomentar apapun.  “Devan, tolong jelaskan, bagaimana yang sebenarnya, kita tidak melakukan apapunkan..” Devan hanya menatap Letisha, dia juga mengangguk mengiyakan jika dirinya dan Letisha tidak melakukan apapun.  “Ya,, saya tadi tidak melakukan apapun, karena kedua nyonya ini mengganggu, tapi beberapa hari yang lalu kita melakukannya kan sayang,” Letisha baru saja bernafas dengan lega ketika Devan mengakui jika tidak terjadi hal apapun di kamarnya, namun ketika dia mendengar Devan mengungkit masalah di hotel beberapa hari yang lalu membuatnya pucat pasi.  “Maksud kamu apa Devan?,” Tanya Xander, pasalnya beberapa hari ini mereka berdua sibuk dengan tim untuk peninjauan kembali lahan yang akan digunakan untuk membangun hotel di Australia dan Thailand, sebelum mereka datang ke Jogja.  “Saya sempat bersama Letisha satu malam, sebenarnya hal yang lumprah terjadi di Amerika namun tidak di Indonesia, ketika Tuan Xander pergi ke Australia saya bertemu Letisha di Club, saya ingin mengantarnya pulang namun Letisha sendiri yang mengajak saya untuk bermain, dan saya juga lupa untuk menggunakan pengaman, jika Letisha dalam masa suburnya mungkin bisa saja dia sedang hamil saat ini.” Jawaban Devan membuat semua orang tampak shock,, bagaimana bisa ini terjadi, pernikahan yang sudah di rencanakan tidak mungkin di batalkan apa lagi tinggal menghitung hari.  “Pernikahan ini harus dibatalkan, dan kamu Letisha kamu harus menikah dengan Devan hamil ataupun tidak, Dewa saya minta maaf namun saya sangat malu dengan kelakuan anak saya, sekali lagi saya minta maaf…” Galih Permana Papa dari Letisha sangat sangat menyesal, dan malu atas tindakan Letisha putrinya. Namun jika dia memaksa pernikahan ini tetap berjalan dia juga tidak enak dengan Dewa, apa lagi Keenan yang harus menanggu semuanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD