Seminggu kemudian.
Setelah tidak masuk sekolah selama seminggu, Aca kini berada didepan sekolahnya, menatap gerbang yang telah ditutup rapat. Sejenak ia berjongkok didepan pintu gerbang, tak lama kemudian seorang satpam mendekat kearahnya. "Neng murid baru ya?" tanya Pak Tono, sebegitu berubahnya Aca bahkan kang satpam yang setiap hari ia temui sama sekali tak mengenalinya.
"Heheh gue punya ide," batinnya. Aca kemudian berdiri sembari tersenyum manis. "Iya Pak saya murid baru," balas Aca.
"Oalaaa, sini masuk". Pak Tono segera membuka pintu gerbang sekolah, dan membiarkan Aca masuk. Untung saja namanya yang tertera di baju putihnya tidak kelihatan karena ditutupi oleh rambutnya.
"Makasih yah Pak," ucap Aca.
"Sama-sama neng," balas Pak Tono.
Aca kemudian menjauh dari sana dan berjalan dikoridor sekolah yang sudah sangat sepi karena PMB sedang berlangsung, dengan berat hati ia berhenti di depan kelas XII IPS 1.
Bukk....
Aca membuka pintu kelas dengan cara ditendang, hingga bunyi itu mengagetkan semua murid yang berada di kelas XII IPS 1.
"Astagfirullah/alamak," ucap mereka bersamaan.
"Gue kira guru, heh," ujar salah satu siswa yang sedang berbaring di atas meja. Aca tak menanggapi perkataan mereka dan dengan santainya ia masuk kedalam kelas, dan berjalan ketempat duduknya, untung saja dikelas ini belum ada guru.
Cantik bener dah_
Murid baru keknya_
Bisa gue embat ini_
Manis_
Cantikan juga gue_
Itulah bisikan-bisikan yang terdengar ditelinga Aca.
"Lu murid baru ya?" tanya Oga to the point, saat Aca sudah berada di mejanya.
"Bukan," ketus Aca.
"Lu guru?" tanya Oga lagi, semua memandang Oga dengan datar.
"Ini nih kalo waktu kecil disuruh makan tanah, otaknya kegeser, mana ada guru make seragam murid," Ujar Erlan, dia sendiri tidak mengerti jalan pikiran temannya ini.
"Nyambung kagak, bener iya," timpal Sera.
"Lu pada ngomongin apa sih, kagak ada nyambung-nyambungnya," sahut Teo
"Heh dugong masa nggak ngenalin gue," ucap Aca seraya bersedekap d**a.
"Lah lu siapa?" Tanya Sera. Menelisik wajah Aca.
"Gue Aca," ujarnya seraya memutar bola matanya dengan malas.
"Welehh kagak mungkin si Aca yang kulitnya kek tanah becek, jadi kinclong gini," kata Tera. Aca membolakan matanya, dikira lumpur.
"Bener tuh, secara Aca warna matanya bukan biru laut tapi coklat, atau jangan-jangan lu make softex," kata Eva.
"Soflen Va bukan softex, ya kali softex simpen dimata," perkataan dari Romi membuat mereka tertawa. "Eva ... Eva lu kalo ngomong yang bener dong, masih oon aje lu," kata Aca ia menatap malas kearah Eva.
Eva melotot kearah Aca. "HAH, fix lu fans gue," kata Eva.
"Ngadi-nadi lu, mana ada kayak gitu," ucap Aca.
"Ada buktinya lu tau nama gue."
"Batu banget sih, gue Aca beneran," Aca mencoba menyakinkan temannya.
"Lu cantik-cantik tukang ngibul yah," kata Oga.
"Gue nggak ngibul woi, gue Aca," lagi-lagi mereka tak percaya dengan ucapnya.
"Beneran lu? Tapi kok cantik gini bahkan ngalahin si Jesy, bukanya Aca b***k ya," sahut Alif.
"Wah ngajak berantem si Jubaedah," kata Aca seraya menatap Alif.
"Bener-bener berubah lu Ca, jangankan style lu, bahkan cara ngomong lu berubah Ca," Sera membenarkan perkataan Alif.
"Lu glow up hanya dengan seminggu doang, kasih tau dong rahasianya," Eva mengedipkan sebelah matanya pada Aca.
"Sebenernya gue itu, fake nerd," ungkapan Aca membuat mereka terkejut.
"Wihh, lu kek di novel-novel aja Ca, yang fake nerd itu," sahut Tera.
"Trus badan lu ngga fake kan?" Tanya Yahya.
"Kagak lah, seminggu gue ngga masuk sekolah lagi olahraga, nurunin berat badan gue," ucap Aca.
"Mantap nih, keren juga lu," kata Sera.
"Ya iyalah gimana mau maju, kalo gitu-gitu aja bosen gue jadi fake nerd," tutur Aca. Padahal ini hanya kebohongan semata.
"Gue suka Aca yang kek gini," kata Mina.
"Bener tuh, tapi lu masih ngejar si Gerland kan?" Tanya Rava.
Aca menaikkan sebelah alisnya, berfikir sejenak. "Ck, hello sorry layau mungkin saatnya gue move on dari tuh orang," ucap Aca dengan mantap.
"Dari dulu juga kita nyuruh lu buat move on, ngapa baru sekarang ngab?" tanya Eva.
"Yaa gue baru dapat hidayah," alibinya, padahal karna dirinya bukan Aca yang sebenarnya.
"Nah gitu dong, lu seharusnya dikejar bukan mengejar."
"Eaakkk," mereka menyahuti Yahya lalu terkekeh, mereka tidak sadar bahwa diluar kelas ada yang melihat semua itu.
"Wah bakalan jadi gosip terhot nih," ucap siswi yang sedang berada diambang pintu, siswi itu kemudian berjalan menjauhi kelas Aca.
Setelah membuat heboh teman-teman sekelasnya, kini nama Aca buming seantero SMA VENUS. Bagaimana tidak seorang murid dari kelas lain yang mengintip dibalik pintu kelas Aca, membeberkan apa yang dilihatnya.
Sangat jelas ia melihat Aca sekilas sebelum murid lainnya mengerubungi Aca. Kalian tau lah jika gosip bisa disebarkan oleh mulut kemulut, hingga semua murid penasaran dengan perubahan Aca saat ini, sama halnya Gerland dan teman-temannya, setelah mendengar gosip itu mereka juga jadi penasaran dengan apa yang terjadi, pasalnya mereka juga seminggu tak pernah lagi melihat Aca, hanya Dero dan Delon.
Kringg.....kringggg....
Bunyi sound bel terdengar diseluruh area sekolah, kini saatnya semua murid mengisi energi sebelum PBM dilanjutkan. Namun kali ini bukannya kekantin, sebagian murid malah nongki didepan kelas XII IPS1.
Didalam kelas XII IPS 1 para murid belum ada yang keluar, karena guru mereka baru saja meninggalkan kelas. Saat Yahya akan keluar seketika ia menghentikan langkahnya dan menatap kedepan pintu, Yahya merasa heran mengapa para murid lain berada didepan kelasnya hingga menghalangi jalan untuk keluar.
"Lah ngapain lu pada?" tanya Yahya pada salah satu siswa.
"Mau liat Aca," balas siswa itu to the point.
"Aca?" Murid yang didalam kelas menatap kearah mereka dengan tatapan bertanya-tanya bingung. Dari arah belakang Yahya, Aca berjalan mendekat kearah mereka, dengan penampilannya yang terkesan badgril, dan rambut digulung asal, tak lupa dibibir manisnya mengecap gula² kaki.
"Ngapain nyebut nama gue," ucap Aca ketika sudah sampai di ambang pintu kelas. Sontak murid yang berada diluar kelas, melotot tak percaya. Mereka tak menyangka jika apa yang digosipkan adalah benar adanya, dihadapan mereka bukanlah Aca yang nerd, Aca yang sekarang berada dihadapan mereka kini jadi putih, bersih dan glow, murid yang tergolong cantikpun menjadi insecure. "Lu ... Lu beneran Aca?" tanya seorang siswi.
"Menurut El," balas Aca dengan cuek.
"Lu kenapa jadi cantik broo," ngegas salah satu siswi.
"Yee ya nggak usah ngegas kali," kata Yahya yang kebetulan berada disamping Aca.
"Udah deh ngapain ngalangin jalan, keburu masuk gue blom makan woi," kesal Aca karena sedari tadi perutnya sudah keroncongan. Mendengar hal itu tak urung semua yang ada didepan kelas, lalu bergeser agar Aca bisa berjalan keluar.