Vano pulang ke rumah, tentu saja bersama dengan Sherin. Sherin pun tak bisa berhenti merasa khawatir melihat luka di tangan Vano. Beruntung tak melepuh. "Van, biar aku obati lukamu," ucap Sherin saat mereka sudah sampai di rumah. Baru juga mereka sampai di ruang tamu, Bi Asih datang menghampiri Sherin dan Vano. Memberi tahu mereka tentang Revan yang kembali jatuh sakit, namun menolak diperiksa dokter dan tak mau minum obat. Mendengar itu, Vano malah tersenyum geli. "Papa pasti sudah menunggumu. Pergilah temui Papa," ucap Vano. Sherin menatap pemuda itu dengan khawatir. Tapi, Vano berusaha meyakinkan. "Aku bisa mengobati luka ini sendirian." Sherin mengangguk kecil mendengar itu. Lalu dia berlari, menuju kamar Revan. Vano yang melihat itu tak bisa menahan senyumnya. Senang rasanya meliha

