Bab 2

416 Words
Kejadian hari ini ingin kuceritakan pada mas hilman, semoga saja ada solusi dia mau menengur adiknya. Ingin aku menegur mawar tapi apa lah daya hanya sebatas ipar yang tidak dianggap. Deru suara motor mas hilman memasuki halaman rumah, dengan mengendong saffa cepat cepat kusambut suami tercinta ku. " assalamualaikum saffa… bunda, harumnya anak ayah" ucap mas hilman seraya ingin mencium putri kecilnya. " waalaikun salam ayah… .eits… .jangan cium adek dulu ayah… cuci kaki dan tangan dulu" ingat ku pada mas gilman. Memang sudah kebiasan kami selepas pulang dari berpergian harus mencuci tangan dan kaki. Dikamar Mas hilman mencari keberadaan Dina." mana dina dek?" tanya suamiku " masih belum pulang mengaji mas… "balasku. "kenapa adek murung" Tanya Mas Hilman. " gak apa apa Mas,, cuma Adek pingin Pindah,capek Mas rasanya tidak dianggap" aduku, hanya Mas hilman tempat untuk mengadu disini." sabar sayang...mas akan berusaha minta pengertian bapak,semoga diijinkan" inilah yang selalu dikatakan suamiku, saat ku Ajak Pindah. Saat aku memasak untuk makan malam untuk semua keluarga,terdengar keributan anak2 diruang keluarga. " mbak ratna… .jaga dong anakmu ini, liat ini mainan arka ( anak mawar) dirusak". Buru buru aku hampiri saffa. " mawar….dimaklumi dong namanya juga anak2,padahal arka juga sering merusak mainan saffa". Balasku tak terima, memang anakku saffa sudah aktif berlari kemana mana. "eh mbk… .terserah aku dong lagian kamu cuma numpang dasar udik" sungutnya. " aku memang dari desa, udik tapi aku masih punya tata krama" balasku telak, skak Mat mawar. Aku pun beranjak Pergi sambil menggedong saffa,biar sementara di jaga Mas Hilman Dan Dina selagi aku melanjutkan memasak. Akhirnya masakan sudah terhidang dimeja makan, semua keluarga sudah berkumpul termasuk mawar Dan yogi suaminya. Untuk kebutuha dapur kami Mas hilman Dan seeing yang menangung sedangan untuk biaya listrik kami putuskan untuk membagi bertiga dengan mawar Dan seruni.kenapa mawar tidak menanggung biaya dapur alasannya dia dan suaminya tidak bekerja tetap. Entah spa pekerjaan yogi sebenarnya. Semua terlihat Sangat menikmati masakanku, sampai… " Mbak kok gak pernah masak daging si… Kalo begini terus tidak ada gizinya asiku" (mawar masih menyusui arka Sama sepertiku, Karena arka Dan saffa hanya beda 5 Bidan) " gak apa apa mawar yang penting banyakin makan sayur sayuran pasti asi lancar" celetukku. "kamu tau apa si Mbak…pelit amat" sungutnya, " mawar kalau mau makan daging ya beli dong, jangan salahkan mbak Ratna" Bela seruni, memang adikku yang Satu ini waras tak seperti mawar. " ayo makan jangan banyak ngomong, apa kamu tidak malu Sama keponakanmu" hardik bapak mertua. Akhirnya kami makan dengan khidmat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD