*Mikayla pov.
"A..al..fath pelan pelan aku .. aku takut" ucapku meremas ujung dress dengan erat. Setelah keluar dari cafe, dengan kasar Alfath menarikku dan lebih parahnya ia lagi lagi menyetir dengan kecepatan lebih, aku sungguh takut.
Pikiran negatif lagi lagi memutari otakku. Apa aku akan dipukul? Apa aku akan dikurung lagi? Membayangkannya saja sudah membuatku merinding. Ini semua salahku, aku tidak mencegah saat Nial tiba tiba mencium punggung tanganku. Oh tuhan selamatkan aku. Aku mohon. Rasanya aku mau mati.
Kami sampai dimansion dengan cepat. Alfath marah besar, aku tahu hal itu. Ia menarik kasar tanganku memasuki mansion. Para pelayan sudah bertanya tanya apa yang terjadi. Tapi yang jelas Alfath marah karna ulahku. Aku pasrah apapun yang terjadi padaku sebentar lagi.
"Alfath d
