p zqae tqr

1551 Words
"Kamu sudah pulang?" tanya Jian dengan suara serak. "Kamu bohong, kamu bilang masih ada urusan di Bali." "Aku sudah tidak tahan berpisah denganmu." Skylar mengecup pipi Jian gemas, lalu menggigit kecil pipi Jian, hingga wanita itu merintih kecil dan mendorong tubuh Skylar menjauh. "Apa kamu menunggu oleh-oleh dariku?" Skylar kembali mendekat pada Jian, berbisik di telinga istrinya itu dan tanpa aba-aba menjilat cuping telinga Jian. Jian terkikik karena perilaku Skylar yang menggelitik telinganya. "Kamu nakal Sky." "Kamu yang minta, dan aku jamin kamu akan menyukainya. Badboy selalu mudah dicintai kan?" Skylar mengecup leher Jian dengan bibirnya dan sapuan lidah, dan dengan cepat berpindah ke bibir Jian. Melumat bibir Jian dengan penuh hasrat dan merubah posisinya dari samping, mendominasi di atas tubuh Jian. Jian melingkarkan tangannya ke leher Skylar dan membalas ciuman Skylar semakin dalam dan intens. Tubuh Jian merinding karena sentuhan Skylar. Hampir sebulan Skylar pergi ke Bali untuk syuting dan Jian harus melewati malam-malam dingin sendirian tanpa kehangatan Skylar. Jemari Skylar menyusuri tubuh langsing dan mungil milik Jian, lalu menyusup ke dalam kain satin baju tidur Jian dan menyentuh kulit halus Jian yang beraroma harum. Skylar menurunkan tali spageti gaun tidur Jian, hingga tubuh bagian atas Jian terlihat dan Skylar menyentuh permukaan lembut dan kenyal itu. Skylar meremas pelan penuh perasaan tubuh sensitif Jian dan membuat Jian mendesah. Rasanya nikmat dan geleyar gairah menghampiri Jian tatkala Skylar menyentuh d**a ranumnya. Jian menyukai sentuhan Skylar yang lembut, namun kadang posesif dan sedikit kasar. Ah, Skylar memang selalu bisa membuat Jian menemukan kenikmatan paripurna. Wajah tampan Skylar menghadapi wajah Jian, membuat Jian bisa menatap Skylar suaminya dengan leluasa. Kulit putih Skylar, kini nampak memerah terbakar matahari, Jian menduga Skylar pasti alpa mengenakan sunblock. Meski tubuh Skylar yang awalnya seputih pualam kini terlihat kemerahan, tetapi hal itu tidak mengurangi skor ketampanannya di mata Jian. Wajah Skylar tercetak sempurna dengan alis tebal yang indah, hidung mancung menjulang, dan bibir bergaris tegas yang berwarna kemerahan alami. Skylar adalah sosok sempurna parasnya. Jian menatap ke bawah dan menemukan d**a bidang dan perut liat berotot hasil latihan di gym. Skylar selalu disiplin dalam menjaga kesehatannya. Makanan sehat dan gaya hidup sehat adalah kesehariannya. Jian melirik ke bawah pusar Skylar dan di balik celana panjang kain yang Skylar kenakan tercetak sesuatu yang menyembul dengan ukuran yang cukup menantang. Itu adalah bagian favoritnya, bagian tubuh Skylar yang begitu memberikan kenikmatan memanjakan Jian. Skylar mengalihkan ciumannya pada tajuk ranum milik Jian, yang seolah memanggil Skylar untuk untuk menyecap sari manisnya. Terpisah sekian lama membuat Skylar merasa gemas, menghisap tajuk ranum istrinya itu bagaikan menghisap kismis yang manis. Jian merengkuh kepala Skylar, mengacak rambut hitam kecoklatan Skylar yang begitu halus surainya. Jian memberikan tanda bahwa ia tidak sabar mendapatkan kenikmatan yang lebih mendalam. Skylar tahu hal ini dan mencoba memberikan yang terbaik bagi Jian, sebuah kenikmatan dan kepuasan yang mencandu. Skylar perlahan mengalihkan wajahnya dari tubuh atas Jian, menggantikan sentuhan bibirnya itu dengan jemari yang meremas intens. Skylar merayap turun, mengecupi perut Jian yang rata, semakin lama semakin turun dan mengecupi bagian inti tubuh Jian yang ditutupi kain berenda berwarna broken white. Jian melenguh pelan saat Skylar mengusap daerah pribadinya yang terasa membasah di balik kain berenda berwarna broken white. Jian benar-benar tidak sabar saat ini. "Skylar! Sampai kapan kamu bermain-main seperti ini? Kamu bisa melakukannya lain kali, tapi tidak sekarang!" Jian berkata keras pada Skylar, dan dengan cepat melucuti kain yang menutupi tubuhnya, membuat tubuhnya terkspose lebih luas, sementara gaun tidur merah maroon satinnya masih tertinggal di area pinggang. Skylar tersenyum. Ia menyukai Jian seperti ini, b*******h dan mengambil inisiatif. Pria berkulit putih itu, menjejalkan jemari panjangnya ke dalam milik Jian dan membuat Jian kembali mendesah saat jemari Skylar mengaduk brutal di bawah sana. Jian merasa mabuk kepayang, dan tangan Jian menggapai kemeja putih yang Skylar kenakan, lalu merenggut dan melepas kemeja itu cepat, membuat pemandangan tubuh Skylar yang manly terpampang nyata. Jian mengecup d**a bidang Skylar dengan bibir mungilnya, dan jemarinya mengusap punggung Skylar perlahan. Aroma tubuh Skylar menyeruak dan Jian bisa membaui aroma feromon bercampur parfum beraroma wood sage yang ringan dan familiar. Jian menghirup wangi tubuh Skylar, sambil mengecup kulit liat Skylar yang seksi saat dibayangi temaram lampu. Skylar membaringkan Jian lagi di ranjang dan melepaskan penutup tubuh bawahnya, menggesekkan miliknya seduktif di area antara paha Jian yang terbuka lebar dengan gerakan menggoda. "Masuki aku Sky." Jian menatap Skylar dan melumat bibir suaminya itu dengan tidak sabar. Skylar suka menggodanya dengan foreplay yang terlalu lama, kadang Jian kesal karena menunggu terlalu lama, meski sentuhan Skylar adalah kenikmatan. Jian mengecup bibir Skylar, dan Skylar membalasnya, Jian juga bisa merasakan bahwa sesuatu yang keras dan padat mendesak tubuhnya, memenuhi dirinya tanpa ampun. Rasa sakit sedikit terasa saat Skylar mendesakkan miliknya. Jian sering merasa kewalahan saat suaminya itu berada di dalam dirinya saat mereka bercinta, namun toh, Jian selalu meminta lagi karena Skylar memberinya rasa nikmat yang mencandu. Jian melengkungkan tubuhnya menarik leher Skylar dan menyurukkan wajah di leher Skylar. Aroma khas Skylar menyapa indra penciuman Jian lagi. Wood sage. Familiar dan menyenangkan, Jian tak bosan menghirup aroma ini tapi, kemudian Jian menemukan aroma seperti bunga mawar tercium samar dari tubuh Skylar. Sejenak otak Jian mencoba menemukan, aroma apakah ini? Ini seperti bukan aroma tubuh Skylar. Ada aroma lain di tubuh Skylar, dan aroma itu terasa menjajah otak Jian karena aroma femininnya identik dengan aura perempuan. Bagaimana bisa aroma perempuan ada di tubuh Skylar? "Aaahh...." Jian melenguh pelan saat Skylar mulai datang ke dalam dirinya. Pertama perlahan, dan semakin lama semakin keras dan cepat. Tubuh Jian bergerak-gerak di bawah tubuh Skylar yang liat. Pemikiran Jian soal aroma lain di tubuh Skylar buyar. Desakan milik Skylar di inti tubuhnya merebut seluruh atensinya. "Kamu suka oleh-olehnya?" tanya Skylar, manik matanya menatap Jian dan mengusap wajah Jian yang mungil perlahan. Wajah mungil dan cantik milik Jian berpeluh, mata Jian balas menatap Skylar sayu karena hentakan Skylar yang memasuki bagian intimnya, membuat Jian kewalahan menghadapi otot syaraf yang menegang dan antusias setelah sekian lama berpisah dengan Skylar. Jian mengangguk, menagih kecupan Skylar. "Lebih cepat sayang." Jian meminta. "As your wish, baby." Skylar mengeluarkan miliknya dan membuat Jian kehilangan. "Apa yang kau...." Jian protes. Tapi sebelum wanita itu memprotes lebih jauh, Skylar membimbing Jian untuk membelakanginya, dan tak lama Skylar kembali mendatangi Jian dan mendesak-desak dengan ritme keras dan cepat. Jemari Skylar menyerbu mengusap bagian sensitif tubuh Jian, dan tangan yang lainnya menyerbu tubuh atas Jian, sementara bibir pria itu menjelajah seputar leher dan punggung terbuka Jian, mengirimkan rasa tegang di seluruh tubuh Jian. Semakin lama tubuh Jian menegang, hormon progesteron mengalir deras. Rangsangan yang dilakukan Skylar membangkitkan seluruh syaraf-syarafnya, menghantar Jian ke dalam sebuah pelepasan yang nikmat. Skylar menghentak lebih cepat, jemarinya merangsang tubuh Jian dan bibirnya mengecupi leher Jian, membuat Jian mendesah semakin cepat dan nafasnya tersenggal semakin pendek. Jian tidak tahan lagi, ia dilemparkan dalam jurang kenikmatan yang dashyat. Jian mendesah keras meneriakkan nama Skylar, lelaki yang berada di dalam tubuhnya dengan keperkasaannya, merebut semua kesadaran Jian membuai Jian dengan kenikmatan yang melambung. Jian merintih, mendesah-desah tak karuan saat ia hampir berada di puncak, dan Skylar mengetahui bahwa istrinya akan mencapai kepuasan, dilepaskannya pula cairan cintanya meluber memenuhi rahim Jian. Jian mencapai kepuasan sempurna. Sebuah kepuasan raksasa yang begitu nikmat, hal ini lah yang membuat Jian sangat mencintai Skylar. Pria itu mahir memuaskannya, bahkan bisa mencapai kepuasan sempurna. Lima belas menit Jian merasakan geleyar yang sulit dideskripsikan bersarang di bagian genitalnya, rasanya begitu nyaman, puas, menyenangkan. Cairan cinta meleleh diantara kakinya, campuran cairannya dan cairan Skylar. Skylar membawa Jian berbaring, dan memeluk Jian. Mereka berdua berkeringat, dan puas. Kehidupan pernikahan mereka adalah kehidupan pernikahan impian. Perasaan cinta yang selalu meluap sepanjang waktu, saling memahami, saling berkomitmen, saling setia, dan mereka tidak khawatir dengan masalah ekonomi. Skylar Wistara adalah sutradara yang terkenal dan bisa diandalkan, penghasilannya dalam sebuah film tidak kurang dari satu milyar. Praya Jianina perancang busana yang diakui kapabilitasnya, ia dan Sonya sahabatnya, sekaligus sepupu Skylar memiliki butik yang cukup ternama. Aktifitas ranjang Skylar dan Jian selalu memuaskan, tidak ada yang hal kurang. Skylar dan Jianina adalah pasangan paling serasi dan paling bahagia. "Kamu lelah?" tanya Skylar pelan sambil mengecup dan mengusap kening Jian. "Tidak. Kenapa?" "Aku masih mau sesuatu yang hot darimu." Skylar berbisik dan tertawa kecil. "Anak nakal." "Please?" "Bagaimana aku bisa menolakmu?" tanya Jian. "Aku tahu kamu tidak akan bisa." Skylar melumat bibir Jian lagi. "Aku mau bermain dengan bonekaku." "Ah Skylar! Jangan!" Jian menjerit saat Skylar mengecupi seluruh tubuhnya, dan kedua tangan Jian ditahan dengan tangan Skylar di atas kepala Jian. Tubuh mungil Jian menggeliat-geliat dan melihat hal itu membuat Skylar semakin b*******h. Jian terkikik geli saat bibir dan lidah Skylar bergerilya di atas tubuhnya, menyentuh setiap inchi kulitnya. Jian tahu bahwa tubuhnya besok akan pegal karena Skylar memiliki hasrat yang tinggi. Mereka berdua kembali bergumul tanpa busana di pagi hari yang dingin. Jian mencium aroma tubuh Skylar dalam-dalam saat mereka berdua kembali menyatukan diri dalam gelora asmara. Aroma wood sage aroma khas parfum yang selalu dipakai Skylar, aroma familiar bagi Jian, namun, lalu Jian menemukan aroma mawar tercium samar dari tubuh Skylar yang bergerak rancak di atas tubuhnya. Cahaya temaram lampu menerpa tubuh Jian yang kembali menyatu dengan tubuh Skylar dan Skylar menghentak tubuh Jian tanpa ampun menyalurkan rasa nikmat yang menjalari seluruh tubuhnya. Jian tidak bisa mengatakan apapun lagi selain, p zqae tqr, aku mencintaimu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD