"Maksud Abah? Jawaban mimpiku? Benarkah?” Pak Kiai mengangguk bersamaan dengan suara dering ponsel di dalam saku. “Assalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,” ucap salam pria bersorban ini kapada seseorang di seberang telepon. Beberapa saat Pak Kiai mendengarkan secara seksama lalu menetes guliran bening dari kedua sudut mata. “Innalillaihi wa innalillaihirajiun. Tunggu di sana! Kami akan menyusul.” Ustaz Hamdan memandang heran kepada sang abah dan hanya dibalas gelengan. Pria bersorban yang selalu dengan tatapan teduh ini menunduk. Tampak jelas pikirannya sedang kacau. Ia telah tahu dari awal, tapi tak menyangka akan seperti ini hal tersebut bisa terjadi. “Astagfirullah hal adzim ... astaghfirullahhal adzim ... astaghfirullah hal adzim!” Pria berjenggot putih ini meraih tisu la

