Mulai Berkelit

660 Words
SEBELUM BACA KLIK BERLANGGANAN DULU YA **************** **************** Huh, memang ada-ada saja kelakuan tetanggaku yang satu itu. Biarin saja deh, nanti bisa kujelaskan pada ibu-ibu kompleks saat belanja sayuran di Paijo nanti. Lebih baik sekarang aku menelepon Mas Bambang saja. Langsung kutekan namanya di aplikasi hijauku, di layar terlihat berdering, berarti dia sedang aktif sekarang. Namun dua kali panggilanku tak diterima olehnya, apa mungkin dia belum bangun? Sepertinya tak mungkin, karena Mas Bambang tak pernah meninggalkan ibadah shalat saat di rumah. Akhirnya aku mengirimkan chat dulu sebelum nanti mencoba meneleponnya lagi. [Assalamualaikum Mas. Lagi ngapain kok aku telepon nggak diangkat?] Seketika chat yang kukirim itu menjadi centang dua, dan kemudian berubah menjadi biru, lalu terlihat Mas Bambang sedang mengetik. [Waalaikumsalam, Dek. Maaf ya tadi aku lagi di kamar mandi. Sekarang silahkan kamu telepon lagi.] Setelah membaca chat itu, aku langsung meneleponnya. "Assalamualaikum Mas," ucapku membuka percakapan lewat sambungan telepon itu. "Waalaikumsalam. Maaf ya Dek, aku tadi masih di kamar mandi. Ada apa? Masak baru ditinggal kemarin sudah kangen sih?"  Itulah suamiku, yang selalu sabar dan lemah lembut saat berbicara kepadaku, sepertinya sangat tidak mungkin jika dia bermain api di belakangku. "Nggaklah kayak penganten baru saja Mas. Cuma pingin tahu kabar kamu aja kok Mas." "Alhamdulillah, kabarku buaik-baik saja di sini. Coba cek pemberitahuan di handphone-mu Dek, barusan aku sudah transfer sejumlah uang, siapa tahu nanti kamu bosen di rumah dan pingin shoping." Mendengar perkataan Mas Bambang itu, sontak aku pun mengecek handphoneku. Wow ternyata baru saja suamiku itu mengirimkan uang sepuluh juta untukku. Padahal baru lima hari yang lalu dia memberiku uang belanja lima belas juta loh. "Ya Allah terima kasih banyak ya Mas. Jadi makin sayang deh sama kamu. Semoga rejekinya makin barokah ya Mas." "Amiin ya Allah. Mungkin aku agak lama di sini Dek, sekitar semingguan. Jadi kalau kamu butuh uang lagi bilang saja, nanti pasti ku kirimkan." "Loh, kok lama banget sih Mas? 'Kan kemarin katanya cuma tiga hari saja, kok malah mundur sih?" "Iya, ini kan memang lagi ada sedikit masalah. Dan aku sendirilah yang bisa menyelesaikannya. Dari pada aku capek bolak-balik, lebih baik aku sekalian seminggu di sini 'kan?" "Iya juga sih Mas. Tapi kamu nggak bohong kan? Awas saja kalau kamu sampai aneh-aneh di sana Mas!" "Ya ampun Dek, masak sih kamu ini masih meragukan kesetiaanku sih Dek? Coba kamu pikir, apa kurangnya aku selama ini? Biasanya suami yang selingkuh itu, nggak perhatian lagi sama istrinya, suka marah dan sangat pelit sekali sama loh. Apa aku bersikap seperti itu, Dek?" Benar sekali apa yang baru saja di ucapkan oleh Mas Bambang. Jika memang dia selingkuh, pasti dia akan pelit dan suka marah kepadaku, tapi dia kan sebaliknya. Apapun kebutuhanku selalu dipenuhi , bahkan sebelum aku memintanya. "Iya juga sih Mas. Oh iya, tadi pagi aku dilabrak seorang gadis muda loh Mas!" "Dilabrak?! Maksudnya gimana sih Dek?" "Ya di marah-marahin nggak jelas gitu loh Mas! Pagi-pagi datang dan langsung teriak-teriak di depan rumah, dasar gadis tengil!" "Hahaha memangnya marahnya gimana?" "Dia nyuruh aku ninggalin kamu Mas, dan katanya aku ini nggak level sama kamu!" "Kok aku? Memangnya dia kenal sama aku?" "Lah yang seharusnya yang tanya seperti itu 'kan aku Mas! Kok bisa sih dia tahu namamu dan juga namaku? Juga tentang kondisi rumah tangga kita. Sepertinya dia sudah sangat dekat dengan kamu Mas!" Beberapa saat Mas Bambang tak lagi menjawab pertanyaanku tadi. "Mas, kok malah diam saja?!" ucapku kesal. "Eh maaf Dek, lagi mikir saja kok ada yang datang ke rumah dan melabrakmu seperti itu. Pasti gadis itu agak sakit alias stress," ucap Mas Bambang.  Sesaat kemudian kudengar suara batuk sepertinya berasal dari samping Mas Bambang. "Eh suara batuk siapa itu? Sepertinya itu suara perempuan deh?!" "Itu.. itu tadi suara tivi Dek, ini aku lagi nonton tivi," ucap Mas Bambang gugup, sepertinya ada sesuatu yang memang sedang di sembunyikanya. "Hemmm, kalau begitu kita ganti panggilan suara ini menjadi panggilan video saja Mas! Aku kan juga pingin tahu kamu sedang nonton apa di tivi!" ujarku.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD