Si Putih Bab 36 : Bersamanya Setelah mendapat izin dari wanita yang baru menjadi istriku itu, aku melangkah dengan cepat keluar dari kamar. Aku terus mempercepat dan melebarkan langkah ketika berjalan di koridor hotel agar segera sampai di depan. Kulirik arloji yang berwarna hitam yang melingkar di pergelangan tangan. Jarum jam masih terpatri pada angka sepuluh. Masih ada harapan untuk mencari taksi. Sesampainya di depan hotel, aku menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri mencari taksi yang masih beroperasi. Aku melihat langit yang menghitam tanpa dihiasi bintang yang bertaburan. Hanya sang rembulan yang ditemani sepi. Seperti halnya si Putih yang di rumah, pasti dia kesepian tanpa aku. Tak berapa lama, mobil taksi yang kutunggu pun tiba. Aku langsung menghentikan taksi itu. Lalu aku