Part 01

1160 Words
Brandon berdecak kesal saat tiba di cafe dan hendak turun dari mobil, ia menoleh ke samping dan menemukan Anna sudah tertidur. "Oh my...! hanya perjalanan 20 menit dari apartment Xander sampai ke cafe ini, dan dia sudah tertidur?! Gadis aneh!" Umpat Brandon kesal. "Tuan, apakah anda jadi makan siang disini?" Tanya Pete saat dirasa Brandon dan Anna tidak ada tanda-tanda untuk keluar dari mobil. "Pete, kau tak lihat gadis rumahan ini malah tertidur pulas?! padahal perjalanan hanya 20 menit.  Berhubung saya sudah sangat lapar, saya akan masuk ke cafe dulu. Kau tunggu disini dan jaga dia!" Perintah Brandon pada Pete lalu keluar dari mobil meninggalkan Anna yang masih tertidur di mobil.   Brandon masih kesal karena pada akhirnya dia tetap makan siang sendirian. "Ck...kok ada ya gadis seperti dia?! Diajak pergi pria pertama kali sudah berani tertidur di perjalanan. Ck..ck..ck..!" Brandon berdecak menggelengkan kepala memikirkan sikap Anna yang tak masuk akal.   Baru saja makanan pesanan Brandon datang, dan saat hendak menyantapnya tiba-tiba seorang gadis menggebrak mejanya. Braak!!! "Apa maksudmu meninggalkan aku di mobil?!" Marah Anna berdiri di hadapan Brandon. Brandon mengangkat kepalanya perlahan ke arah wajah Anna, lalu dengan cueknya kembali menyantap makan siangnya tak peduli dengan kehadiran Anna. "Hei Tuan! Apa kau mengajakku hanya untuk meninggalkan aku di dalam mobil?!" Anna masih berkata dengan nada tinggi di hadapan Brandon tanpa mau duduk.   Brandon merasa lebih kesal lagi pada ucapan Anna lalu meletakkan pisau dan garpunya agak keras ke piring. TRING! "Hei gadis! Apa aku mengajakmu hanya untuk tidur di dalam mobil?!" Tanya Brandon membalikkan kalimat Anna barusan. "Untung saja aku tidak bernafsu padamu, kalau tidak sudah ku...." Kalimat Brandon menggantung sengaja. "Apa?! Kau akan melakukan apa padaku?!" Tantang Anna dengan tangan dipinggang. "Berani menyentuhku?! Kau akan mati ditangan kak Elsa!" Ucapan Anna ketus namun serasa memberi ide untuk Brandon membela diri. "Nah! Itulah kenapa aku tak membangunkanmu dan malah meninggalkanmu di mobil tertidur. Karena aku tak mau menyentuhmu! Aku tak mau tangan Elsa jadi ternoda!" Balas Brandon lalu tersenyum menang.   Anna masih menggeram penuh amarah. "Kau...ini!" Geram Anna. Brandon menatap sekeliling lalu menoleh ke Anna lagi. "Duduklah! kau membuat kita menjadi pusat perhatian seluruh pengunjung cafe ini! Padahal kalau aku bersama Elsa selalu menjadi pusat perhatian yang membanggakan karena terlihat sebagai pasangan yang serasi, tapi saat bersamamu aku justru dipermalukan Huh!" Ucap Brandon kesal.   Anna pun melihat sekitar, benar apa yang Brandon katakan, seluruh ruangan sedang berbisik-bisik sambil melihat ke arah mereka. Anna pun mengalah dan duduk di hadapan Brandon. "Tuan, jadi apa maksudmu mengajakku? Kalau akhirnya kau meninggalkan aku?" Tanya Anna. "Untuk menemaniku. Aku tak ingin terlihat menyedihkan berjalan sendirian di New York, sedangkan Elsa sudah bahagia bersama Xander menantikan kelahiran anak mereka." Sahut Brandon. "Apa Tuan mencintai kak Elsa?" Tanya Anna penasaran dengan ucapan Brandon tadi. "Bukan urusanmu!" Jawab Brandon ketus sambil melanjutkan makan. "Sepertinya Tuan memang mencintai kak Elsa, saat di Toronto waktu itu kau selalu datang menemani kak Elsa. Apa Tuan masih mencintai kak Elsa sampai sekarang?" Tanya Anna sampai memajukan wajahnya menatap  Brandon sangat penasaran. Brandon hanya menjawab sama. "Bukan urusanmu!" Anna memanyunkan bibirnya ke arah Brandon. Anna semakin penasaran dan kembali bertanya pada Brandon. "Kalau kau masih mencintai kak Elsa kenapa kau melepaskannya dan membiarkan dia kembali pada Xander? Kenapa Tuan?"  Dan lagi Brandon hanya menjawab sama dengan nada ketus. "Bukan urusanmu!"   Namun pertanyaannya tak berhenti disitu. "Kalau Tuan memang mencintai kak Elsa, kenapa sih tuan tidak langsung menikahi kak Elsa sebelum Xander?" Tanya Anna, dan kali ini Brandon mengangkat kepalanya memberikan tatapan tajam pada Anna, membuat Anna mengerti bahwa jawabannya hanya akan sama. "Oops... Bukan urusanku ya???" Jawab Anna sendiri sambil meringis melihat tatapan tajam Brandon.   Anna tetap merasa tak terima dengan sikap Brandon. "Kak Elsa itu kakakku,  jadi itu termasuk urusanku juga!" Ucap Anna. Brandon mulai jengah dengan segala rasa penasaran Anna. "Kalau begitu kau tanya saja langsung pada Elsa! aku bukan kakakmu!" Sahut Brandon berhasil membungkam mulut Anna.   Brandon selesai menyantap makanannya lalu mengeluarkan beberapa lembar uang dan meletakkannya di meja lalu berdiri hendak pergi dari cafe itu, tapi ditahan oleh tangan Anna. "Tunggu! Aku kan belum pesan makanan! Aku belum makan! Aku lapar! Kau mau kemana Tuan?!" Tanya Anna mencegah Brandon pergi. Brandon melepaskan tangan Anna yang mencengkram lengannya. "Kau makan saja sendiri! Siapa suruh kau sedari tadi hanya mengoceh tak penting?! Aku ada pertemuan setengah jam lagi, kalau kau mau ikut ayo cepat berdiri! Kalau kau tak mau ikut, silahkan pulang sendiri naik taxi!" Ucap Brandon ketus dan langsung melangkah membiarkan Anna.   Anna langsung buru-buru meraih tasnya lalu mengikuti langkah Brandon keluar dari cafe dan langsung masuk ke dalam mobil. Brandon hanya tersenyum penuh kemenangan melirik Anna yang sedikit berlari menyusul langkahnya. "Tuan, bisakah anda mengantarkan saya pulang terlebih dulu sebelum ke tempat pertemuan penting anda?" Tanya Anna dengan sopan dan berhati-hati berharap Brandon akan menyetujui usulnya. "Tak bisa! Tak ada waktu lagi! Bukankah tadi aku sudah memberimu pilihan?! Kalau kau tak ingin ikut, maka silahkan pulang sendiri naik taxi!" Ucap Brandon sambil terus fokus memainkan smartphone nya. Anna membuang nafas berat kesal dan menghentakkan tubuhnya di kursi mobil kembali menghadap ke samping menatap jalan dengan kesal. "Aduh aku lapar sekali, kejamnya dia tak membelikanku makanan! Pantas saja kak Elsa tak mau memilih dia! Egois!" Batin Anna kesal dalam hatinya.   Brandon mengirimkan pesan pada Pete yang sedang menyetir. Brandon tahu bahwa Pete pasti akan membacanya nanti. " Pete, saat aku sedang melakukan transaksi dengan Mr. Hong Joon, tolong kau belikan Anna makanan ya, tadi dia tak sempat makan karena tak banyak waktu. Kau antarkan makanan untuk Anna ke ruangan kerjaku. Aku akan menyuruhnya menungguku disana. Terima kasih."   Brandon hanya tersenyum menoleh ke arah Anna. "Gadis aneh." Batin Brandon. "Tuan, kita sudah sampai." Ucap Pete. "Terima kasih Pete." Ucap Brandon langsung keluar turun dari mobilnya tanpa mengajak Anna. "Tunggu! Bagaimana denganku?!" Tanya Anna bingung tak tahu apa yang harus dia lakukan. "Terserah kau! Akan menunggu di dalam mobil atau di dalam ruangan?! Aku ada pertemuan selama 2 jam." Jawab Brandon. "Aku ikut ke dalam saja." Seru Anna dan buru-buru keluar turun dari mobil mengejar langkah Brandon. Anna melihat semua orang menunduk hormat dan memberikan salam pada Brandon. Bruugh! "AAAHHH...!!!" Teriak Anna tersandung lantai lobby yang memang ada sedikit undakan kecil disana. Brandon hanya menatap Anna yang jatuh tersungkur tak jauh di hadapannya tanpa berusaha menolong. Anna langsung berdiri sendiri sambil menahan malu dan juga amarah. "Kenapa kau tak menolongku?!" Tanya Anna saat sudah berdiri di hadapan Brandon. "Kenapa jadi marah padaku?! Kau sendiri yang melarangku untuk menyentuhmu kan?!" Sahut Brandon lalu berbalik melanjutkan langkahnya menuju lift tak peduli pada Anna.   Anna menggeram kesal tapi tetap melanjutkan langkahnya mengejar Brandon yang sudah masuk ke dalam lift, Anna masuk ke dalam sesaat sebelum pintu lift menutup. "Kau tunggulah di ruangan kerjaku. Tunggulah aku disana, buatlah dirimu senyaman mungkin disana. Tapi ingat jangan mengacak atau berbuat kekacauan didalam ruanganku." Pesan Brandon dan hanya dijawab dengan malas oleh Anna. "hm.!" Jawab Anna tanpa menoleh ke Brandon.   Ting Lift sudah sampai di lantai 23, Brandon langsung keluar lift diikuti oleh Anna.   "Hai Mr. Brandon.." sapa seorang pria Korea yang sudah berada di sofa tunggu di depan sebuah ruangan besar. "Hai Mr. Hong Joon, maaf anda jadi menungguku." Sahut Brandon sambil menjabat tangan pria itu. Mr. Hong Joon menatap ke arah Anna dengan senyuman nakalnya. "Siapa dia? Apakah dia yang akan kau sajikan padaku setelah pertemuan ini?" Tanya Mr. Hong Joon sambil berusaha menyentuh lengan Anna.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD