Chapter 23

1706 Words

Hafiz melepaskan cengkraman tangan Bram dengan kasar. Ia bergerak menarik adiknya dari pelukan lelaki asing itu. Hafiz yang berada dalam puncak kemarahan tak sadar bahwa tarikannya tadi membuat lengan sang adik memerah.   Delisa yang ditarik tiba-tiba mendesis kesakitan, tarikan Hafiz pada lengannya terlalu kuat. Ia bisa melihat jika wajah Kakaknya itu merah berliput amarah. Mau mengaduh juga bukan waktu yang tepat.   "Kita pulang!" ajak Hafiz terdengar seperti menahan amarah.   Delisa mengangguk tanpa penolakan, ia benar-benar takut melihat wajah Kakaknya yang seperti orang lain. Dapat dirasakan bahwa Hafiz menggenggam tangannya kuat lalu menyeretnya pergi dari ruangan itu tanpa memedulikan semua tamu yang menatapnya.   "Jangan sentuh istri saya!"   Delisa tersentak, kedua

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD