Bab 178 Pernyataan Resmi Arkan Menggemparkan Internet

1988 Words
Casilda benar-benar tidak percaya dengan apa yang Arkan lakukan di tengah malam seperti ini! Dia membuat kehebohan sebuah IGD rumah sakit besar di ibukota hanya gara-gara masalah datang bulan? Ratu Casilda Wijaya tidak kuasa menahan rasa malu sampai ingin mengubur dirinya ke tanah! Benar-benar suami tidak masuk akal! Saking malunya Casilda, usai dokter dan perawat tertawa memeriksa keadaannya, di kamar VIP, Casilda memiringkan tubuhnya dengan selimut menutupi kepala! “Ada apa lagi? Kenapa sejak tadi ngambek seperti itu, hah?” tanya Arkan kesal, menatap bingung sikap istrinya yang memberikannya punggung dingin sejak tadi, menolak menatap dan berbicara dengannya. “Casilda! Kamu jangan bikin orang bingung, ya!” lanjutnya penuh protes dengan nada suara naik 1 oktaf, nadi di pelipisnya berdenyut kesal. Segera maju dan meraih sebelah bahunya. Casilda menggertakkan gigi malu dengan wajah memerah hebat. Matanya berkaca-kaca dan membalasnya marah. “Kamu sengaja, ya?!” “Apanya? Sengaja apanya?!” Melihat ekspresi sok tidak tahu Arkan yang menyebalkan itu, Casilda menghempaskan tangannya dengan kasar. “Jangan pura-pura tidak mengerti! Kamu ingin mempermalukan aku sejak tadi, kan? Untuk apa membawaku ke rumah sakit seperti ini? Aku hanya datang bulan! Bukan orang yang sedang sekarat! Kamu benar-benar melakukan hal yang tidak perlu!” sembur Casilda tanpa jeda, menatap tak percaya pria tampan di tepi ranjang pasien. Mendengar alasan dia marah, Arkan seperti ingin meledak di otaknya! “Kamu marah karena hal sepele seperti itu?” “Sepele? Kamu tidak dengar tadi mereka menertawaiku seperti melihat orang bodoh?!” protes Casilda kesal, menunjuk ke arah pintu seperti anak kecil marah yang direbut permennya secara paksa. Sudut bibir Arkan berkedut jengkel, duduk di tepi ranjang dan segera menangkup kedua pipi bakpaonya, wajah saling mendekat hingga membuat Casilda kaget! Suara aktor tampan itu berubah dalam dan serius. “Dengar, istriku sayang. Sakit perut karena datang bulan, bisa saja karena ada masalah yang tak biasa dengan tubuhmu. Kamu pikir aku ini bodoh dan hanya membuat kehebohan tanpa sebuah alasan? Walaupun aku sudah pensiun dari dunia medis, bukan berarti otakku tidak jalan untuk memikirkan risiko kesehatan yang kamu alami sekarang ini. Seharusnya kamu bersyukur suamimu yang lulusan jurusan kedokteran bertindak cepat terhadap situasimu yang aneh itu. Kamu pikir, di dunia ini ada berapa banyak wanita yang mengalami masalah datang bulan yang serius? Banyak! Dia antaranya ada yang tidak berbahaya, tapi ada juga yang bermasalah sebagai pertanda kesehatan yang buruk!” Hening. Keduanya terdiam cukup lama. Casilda dengan wajah kaget polosnya, dan Arkan dengan wajah serius bercampur amarah yang tertahan. “Kamu mengerti sekarang apa yang aku pikirkan tentang dirimu? Kalau aku hanya ingin membuatmu menderita dan menertawaimu, aku tinggal membiarkanmu saja sendirian di rumah tua itu tanpa penanganan serius dan layak!” Arkan mengatakan kalimat berikutnya dengan sedikit emosi, sorot matanya seperti sedang memancarkan api yang berkobar, dan detik berikutnya ekspresi wajahnya melembut. Senyum kecil tersungging di bibirnya, dan dengan lembut mengecup bibir sang istri. “Tidur dan istirahatlah. Aku akan menjagamu di sini sambil menunggu pesanan makananku tiba. Apa kamu lapar?” ujar Arkan lembut, kembali memperbaiki posisi duduknya, meraih sebelah lengan sang istri untuk dielus pelan penuh sayang. Casilda tercengang dalam hati. Membeku kehilangan kata-kata. Benar juga. Dia baru ingat kalau Arkan baru saja tiba beberapa saat lalu dari Bandung hanya untuk mencarinya, dan tampaknya dia mengemudikan mobil sendirian dengan cara gila-gilaan. Sebelumnya, Arkan juga berkata kalau dia lapar dan meminta dibuatkan makanan. Karena insiden datang bulannya, Casilda jadi melupakan semuanya. “A-apakah kamu benar-benar belum makan? Kamu pesan apa malam-malam begini?” tanya Casilda dengan suara lirih. Sebelah kening Arkan naik, sedikit tersentuh mendengar pertanyaan penuh perhatian dari sang istri. Sudut bibirnya tidak bisa ditahan, seketika membentuk sebuah senyum yang sangat lebar. “Kenapa? Kamu sangat peduli denganku, ya? Aku memesan makanan cepat saji yang buka 24 jam. Kamu mau juga?” “Narsis! Suami berengsek sepertimu, untuk apa aku peduli?! Makan sendiri saja sana! Aku tidak sudi makan bersamamu!” maki Casilda cepat, gugup dengan sangat jelas hingga membuat pria di sebelahnya tertawa kecil melihat reaksinya. Tanpa peringatan, Arkan segera merendahkan tubuhnya dan melumat bibirnya dengan mata terpejam erat. Kedua tangan Casilda ditahan di kedua sisi kepalanya. “A-Arkan!” pekik Casilda di sela-sela ciuman mereka berdua. “Gendut, kamu membuatku seperti ingin meledak seharian ini. Seharusnya kamu bertanggung jawab kepadaku. Sialan. Kenapa kamu harus datang bulan, sih?” gerutunya kesal, menggigit gemas bibir Casilda dengan gaya main-main. Sorot matanya berdenyar dengan cahaya meliuk penuh semangat. Casilda memuram kelam. Mendengar keluhannya yang tampaknya tidak puas dengan kegiatan panas mereka sebelumnya, dalam hati, wanita ini berpikir buruk tentang suaminya. Jangan-jangan, setelah masalah obat pencegah kehamilan, berikutnya Arkan mungkin akan menyuruhnya minum obat pencegah datang bulan? Apakah dia sungguh setega melakukannya? “Kenapa wajahmu itu? Tidak senang aku menciummu?” protes Arkan tidak puas, mengerutkan kening melihat wajah tak nyaman istrinya. “Tidak. Pergilah. Tunggu saja pesananmu itu. Aku mau istirahat sekarang,” balasnya cepat, mata ditutup erat-erat begitu saja. Sudut bibir Arkan berkedut-kedut jengkel, tapi segera menghela napas berat sambil mengusap puncak kepala Casilda. “Kamu benar-benar membuatku cemas.” Cemas? Mata Casilda terbuka pelan ketika mendengar kalimat itu, menatap sang suami pergi meninggalkannya menuju salah satu sofa tamu. Sepertinya dia sudah mulai sibuk dengan ponselnya. Wanita di ranjang pasien termenung dalam. Benarkah dia membuatnya cemas? Untuk apa? Takut uangnya yang hampir 1 triliun itu hilang sia-sia? Ataukah takut tidak bisa menemukan alat pelampiasan seperti dirinya? Hati Casilda memuntir gelisah, tapi dia diam saja. Tidak mengomentari ucapannya barusan. Matanya diam-diam sibuk mengamati Arkan yang mulai serius dengan sesuatu di layar ponsel miliknya. Dia sedang melakukan apa? Casilda bertanya-tanya dalam hati. Tapi, karena tidak tahu jawabannya apa, maka dia segera memiringkan tubuh dengan pikiran merumit. Sejujurnya, Casilda sedikit paham dengan tindakan berlebihan suaminya. Hanya saja, dia sulit percaya kalau Arkan tiba-tiba menjadi begitu peduli kepadanya tanpa ada niat tersembunyi. Jika teringat kembali adegan di pesta topeng beberapa saat lalu dan juga insiden klub Elric, maka tidak akan ada yang percaya kalau Arkan yang sekarang pernah begitu iblis dan kejam menyiksanya luar dan dalam. Selain dilecehkan dan dihina berkali-kali, di hadapan ratusan tamu undangan, Arkan telah mempermalukannya lebih rendah daripada binatang. Seumur hidup, Casilda tidak akan pernah bisa melupakan hal itu, meskipun Arkan yang sekarang kadang-kadang bersikap romantis layaknya pria yang jatuh cinta kepadanya. Wajah memuram Casilda semakin muram saja seiring pikirannya tenggelam semakin dalam dengan berbagai ingatan buruknya bersama sang aktor. Dia seperti berdiri di sebuah batu besar yang berada di tengah cairan lava yang mendidih. Sedikit saja salah langkah, maka dia akan menghanguskan dirinya sendiri. Seperti itulah gambaran kondisi pernikahannya dengan Arkan. Mendengar ucapan Arkan sebelumnya yang ingin membuat banyak hal manis bersamanya. Itu seperti sebuah lelucon besar di telinga Casilda. Sampai kapan pun, dia tidak akan pernah percaya dengan sikap penuh cinta darinya. Tidak peduli jika Arkan benar-benar telah jatuh cinta secara ajaib, Casilda sulit memberikan kepercayaan penuh untuknya yang seorang playboy nasional seperti itu. Lihatlah bagaimana hubungannya dengan Lisa! Apakah seperti itu cara dia mencintai wanita pujaan hatinya? Bagaimana dengan dirinya yang sejak awal ditargetkan dengan aksi balas dendamnya? Semua kebaikan dan kepedulian Arkan sejauh ini, sulit untuk dicerna dan diterima oleh akal sehat Casilda. Tapi, bagaimana dia bisa menjaga hatinya yang sudah terlanjur mencintainya di luar kuasanya sendiri? Apakah dirinya sungguh berjiwa masokis gara-gara terlalu sering menderita? ‘Casilda, kamu sungguh bodoh dan menyedihkan! Benar-benar tidak tertolong lagi!’ makinya membatin kepada diri sendiri, mengulum bibir sendiri dan merasakan sisa-sisa ciuman lembut Arkan sebelumnya, mata dipaksa terpejam erat melupakan semua kepahitan di dalam hatinya. *** Beberapa jam kemudian, mendekati pukul 5 pagi, Arkan yang tidak tidur karena terus mencemaskan Casilda, sibuk berbicara di telepon dengan seseorang. “Kamu sudah menemukan dia dari agensi mana?” “Sudah. Dia dari agensi yang lumayan terkenal. Setelah aku periksa, sepertinya dia belum mendapatkan rumah baru setelah dipecat dari tempat itu. Kemungkinan dia sedang menunggu waktu yang tepat. Melihat trending di internet, aku pikir dia pasti akan memanfaatkan kesempatan itu untuk menjadikanmu sebagai batu loncatan dalam waktu dekat. Apa yang kamu ingin lakukan sekarang?” Abian Pratama menjelaskan dari seberang telepon. Sambil menggeraskan ekspresi gelapnya, Arkan membalas pertanyaan tersebut. “Blokir dia di semua lingkaran dunia hiburan. Aku tidak mau dia sampai mendapat dukungan apa pun untuk melejitkan karirnya dengan memanfaat situasi saat ini.” Abian tertawa aneh di telepon. “Apakah harus sejauh itu? Kamu takut Lisa marah, ya? Apa dia sudah menghubungimu? Kalian bertengkar?” Arkan tidak segera menjawabnya. Pria yang sedang berdiri di depan pintu kaca balkon ruangan VIP tersebut, melirik muram ke arah Casilda yang sedang tertidur lelap. “Wanita itu berani mencari gara-gara denganku. Aku tidak akan pernah berbelas kasihan kepada orang yang sudah membuatku sangat marah. Apalagi tanpa takut ingin memanfaatku dengan cara yang sangat licik dan kotor.” “Baiklah. Baiklah. Nada suaramu sungguh berbahaya,” goda Abian diselingi tawa setengah bercanda, lalu melanjutkan, “kalau begitu, sekarang aku akan membereskan kekacauan yang ada. Sebaiknya kamu tahan emosimu yang meluap-luap itu. Jangan membuat masalah yang tidak perlu. Renata bisa marah-marah jika kamu bertindak nekat hanya untuk balas dendam secara pribadi.” Percakapan itu akhirnya berakhir, meninggalkan Arkan dengan wajah gelap dan dingin sedang menatap langit gelap luar sana. Ponsel digenggam erat-erat. Seumur hidupnya, dia belum pernah merasa sekesal ini karena dimanfaat oleh seorang model level menengah. Biasanya, ketika ada banyak skandal yang datang kepadanya, Arkan pasti bersikap santai dan cuek, tapi kali ini, entah kenapa itu sangat mengganggunya. Sekali lagi, matanya melirik ke arah Casilda, dan wajah tampannya semakin muram dan tidak enak dipandang. Selama beberapa detik, dia melihat wanita di atas ranjang pasien dengan wajah serius penuh konflik. Kemudian, dengan ekspresi menahan kesal dan tidak sabaran, dia membuka akun Linkstagram yang jarang dipakainya akhir-akhir ini. Dengan gerakan jari-jari cepat, Arkan mengetik sebuah status dalam bahasa Inggris: “Gosip yang beredar di internet baru-baru ini tidak benar sama sekali. Wanita itu sengaja melakukannya tanpa izin dariku di saat kami sedang melakukan pemotretan bersama di sebuah hotel. Model yang tidak profesional sangat tidak aku sukai, dan dia telah dipecat dari agensinya hari itu juga. Kami berdua tidak memiliki hubungan apa pun selain urusan pekerjaan. Dia bukan tipeku. Aku tidak menyukainya sama sekali.” Para pengikut Arkan di seluruh dunia yang berjumlah 80 juta lebih segera meledak melihat status terbaru dari superstar mereka! Hanya dalam hitungan detik, status sang aktor sudah mendapatkan like sebanyak 100 ribu lebih, dan komentar yang hampir setara dengan jumlah like tersebut. Arkan mendengus geli melihat semua komentar yang masuk tanpa henti di notifikasi akunnya, tidak peduli sama sekali dengan pendapat para pengikutnya yang telah membaca status pernyataannya mengenai skandalnya kali ini. Baginya, yang terpenting adalah meluruskan kesalahpahaman itu terlebih dahulu. Semua pengikut Arkan di Linkstagram jelas heboh dan mulai bergosip panas. Bagaimana tidak? Arkan yang terkenal sebagai superstar playboy dengan segudang skandal cintanya selama ini, tiba-tiba memberikan konfirmasi secara pribadi untuk kali pertama? Ada banyak spekulasi yang beredar di internet, salah satunya adalah topik kalau Arkan sedang menjaga hati Lisa agar tidak salah paham kepadanya. Tentu saja karena berita mengenai pernikahan mereka akhir tahun ini sudah menyebar ke mana-mana, dan terlebih lagi keduanya tampak sangat harmonis di video reality show sebelumnya. Para pendukung pasangan itu segera heboh dan mulai sibuk sendiri memuja idola mereka, dan dalam hitungan menit sudah banyak beredar kreativitas para penggemar dalam menunjukkan cinta mereka terhadap pasangan tersebut. Entah dalam bentuk status, atau pun klip video yang seolah-olah sedang menceritakan kisah cinta sejati abad ini. Usai membuat pernyataan resmi di internet, Arkan mematikan ponselnya, tidak mau terganggu dari panggilan telepon terkait gosipnya hari ini. Dia duduk di sofa tunggal di sisi ranjang pasien, dan menatap wajah Casilda dengan sorot mata penuh kelembutan, tangannya menggengam erat salah satu tangan sang wanita di balik selimut hangat rumah sakit. “Apakah sesulit itu mengatakan kalau kamu sedang cemburu? Dasar wanita bodoh,” gumam Arkan geli, mendengus kecil mengamati wajah menggemaskan Casilda. Sorot mata pria ini memancarkan tatapan penuh cinta dan memuja yang sangat jelas. Sudut bibirnya tidak henti-hentinya tersenyum bahagia memikirkan tingkah laku wanitanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD