Bab 108 Benar-Benar Sudah Gila

2034 Words
*** WARNING: RATE 21 PLUS *** BIJAKLAH DALAM MEMBACA! SEMUA INI HANYALAH IMAJINASI DAN KARANGAN AUTHOR. YANG J E L E K DAN BURUK, JANGAN DITIRU! MOHON MAAF ATAS KETIDAKNYAMANANNYA! ---------------------------------------------- Mendapati kenyataan mengenai Casilda yang tiba-tiba mempunyai calon suami hasil dari hutang ayah super bodohnya itu, Arkan Quinn Ezra Yamazaki segera menyeret Casilda kasar keluar ruangan dengan menggertakkan gigi penuh emosi. Kumpulan bawahan Alexander dilewati begitu saja sambil menyeret Casilda tanpa ampun. Saking marahnya aktor tampan nan playboy kita ini, dia melangkah membabi buta menuju pintu hingga beberapa pria di lantai mendapati injakan kaki Arkan pada perut dan tangan mereka, seolah-olah akan hancur begitu saja! “CEPAT JALAN!” bentak Arkan gregetan, menoleh ganas kepada Casilda yang terlihat sok lemah di matanya, setengah mati menutupi rok dan kemeja kerjanya yang robek di berbagai tempat. Gara-gara Arkan sudah merobek kain segitiga tipis di balik roknya, kini Casilda tidak memakai apa pun, dan merasa risih berjalan melewati para pria di sekitarnya dengan satu tangan mencoba menutupi bagian pribadi dan bagian roknya yang robek secara bergantian. Untungnya, para pria di lantai tidak sempat memerhatikan apa pun. Sebagian hanya bisa mengerang kesakitan akibat pukulan dan tendangan Arkan yang terbilang luar biasa. Sisanya mengecek keadaan yang lain, dan salah satu di antaranya sibuk berbicara di telepon setelah dua orang tadi berlalu dari sana. “Benar, bos! Pria itu mengambil Nyonya kita secara paksa! Kami lihat kalau Nyonya kita sepertinya tidak begitu tenang berada di sisinya!” Pria berjas hitam dengan wajah gelisah panik itu terdiam serius sesaat mendengar ucapan lawan bicaranya, sorot matanya menegang dengan pupil mengecil. Tiba-tiba ekspresinya melunak. “Ah... itu... ehem.... benar. Kami mendapati mereka sedang bermesraan,” lanjutnya dengan nada malu-malu dan memerah, segera melanjutkan, “seperti kata pemilik klub malam ini, mereka sepertinya memang punya hubungan khusus. Tapi, meskipun kami mendapati Nyonya sedang merayunya, sepertinya aktor sialan itu punya temperamen sangat buruk. Secara pribadi, saya pikir bisa saja Nyonya kita berada di bawah ancamannya. Tidak masuk akal bukan kalau pria dengan gelar aktor nasional super sempurna dan playboy sepertinya malah sangat menginginkan wanita lemah dengan penampilan begitu?” “BODOH! APA KAMU MEREMEHKAN SELERA BOS BESAR KITA?! UNTUK APA KAMU BICARA BEGITU, HAH?!” Pria di seberang telepon memaki dengan cepat, dari suaranya sangat jelas adalah Jonathan—pria yang punya hubungan tidak biasa dengan Alexander Zain Armaga. Pria berjas yang memegang telepon sembari menatap para rekannya bergelung di lantai, seketika menciut muram. Dia tidak bermaksud menghina selera bos besar mereka yang sangat menginginkan wanita yang katanya adalah kekasih dari aktor tampan itu, tapi secara logika, bukankah memang tidak masuk akal? Kedua pria yang memperebutkan wanita gendut tadi sama-sama memiliki fisik luar biasa yang sangat mengagumkan sampai bikin iri para pria lain, tapi malah ingin mendapatkan wanita seperti itu? Satunya adalah aktor playboy yang digilai oleh semua wanita, dan sudah memiliki tunangan seorang supermodel super cantik, tapi malah terobsesi dan diam-diam punya wanita lain. Parahnya malah standarnya seperti jatuh ke jurang. Satunya lagi malah sudah menikah beberapa kali dengan wanita cantik dan seksi, tapi setelah menyandang status duda, malah ingin sekali mendapatkan wanita gendut dan jelek milik pria lain? Ada apa dengan dunia? Di luar, kehebohan kembali terjadi, Arkan yang menyeret-nyeret Casilda yang sembab oleh air mata malu dan kesakitan, menjadi pusat perhatian orang-orang yang ada sepanjang jalan menuju pintu keluar klub. Dari salah satu lorong, terlihat Elric berlari-lari mendekatinya dengan tawa kikuk muramnya, kepanikan tertahan di wajahnya. Di belakang, terlihat dua pria berjas hitam mengikutinya bersama Jonathan. “Arkan! Tunggu!” Teriakan Elric itu tidak menghentikan langkah sang aktor yang sedang gelap mata, pergelangan tangan Casilda bahkan sudah dicengkeram super kuat seolah-olah akan meremukkan tulang-tulangnya. “Arkan! Tunggu! Aku bilang tunggu!” Elric bergegas mempercepat langkahnya dengan wajah semakin prihatin melihat penampilan Casilda yang sangat menyedihkan. Jika orang-orang melihatnya, tidak diragukan lagi kalau pegawai barunya itu baru saja mengalami pelecehan hebat. Elric tentu saja bisa menebak dengan cepat siapa yang telah melakukan hal itu kepadanya. Siapa lagi kalau bukan Arkan sang Top Star? Dia benar-benar menganggap enteng kegilaan aktor itu kali ini! Pria tampan yang digilai seluruh negeri malah benar-benar melecehkan wanita seperti Casilda? Astaga! Siapa yang akan percaya?! Pakaian kacau sang aktor pun, jelas-jelas bisa dengan mudah menebak apa yang akan bermain di benak siapa pun jika melihat penampilan dan tingkah agresifnya sekarang! Dia benar-benar brutal tanpa ampun kepada Casilda yang malang! “MINGGIR! APA YANG KAMU LAKUKAN?!” geram Arkan tinggi, seketika berhenti mendadak ketika Elric menghalangi pintu. Gerakan berhenti mendadak itu membuat Casilda mengerang dan jatuh duduk ke lantai. Elric menatap Casilda miris, mengerutkan kening dengan rasa bersalah tercetak di kedua bola matanya. Kalau dia tidak menerima Casilda, dan membawanya ke ruangan VIP itu, dia pasti tidak akan jadi seperti ini, kan? Suara tendangan kembali terdengar kuat, Elric mengerang kesakitan memegangi dadanya yang baru saja mendapat hantaman kuat dari kaki Arkan dengan penuh emosi, dia jatuh berlutut diiringi muntahan darah keluar dari mulutnya. “A-Arkan...” sahut Elric lemah, sebelah mata terpejam menahan sakit. “Aku sudah memperingatimu, bukan? Salah sendiri tidak mendengarkanku,” ucap Arkan super dingin, rendah dan dalam, lalu melirik tajam ke arah Jonathan dan dua pria yang ikut bersamanya, seketika memicing curiga “Kau siapa?” Arkan bertanya dingin dengan nada kental sarat kebencian. Jonathan langsung tertegun keringat gelisah bercampur kaget ketika melihat langsung kemampuan bela diri pria itu. Awalnya tidak percaya dengan ucapan para anak buahnya di ruangan Elric, tapi sekarang dia bahkan ingin kencing di celana! “Apa kamu yang bernama Alexander?” selidik Arkan sinis, dengan mata penuh penilaian menatap Jonathan yang bingung hendak menjawabnya apa. Di mata sang aktor, Jonathan terbilang jauh lebih tua daripada dirinya dan Casilda, tapi untuk ukuran wajah terbilang tidak begitu buruk. Hati Arkan memanas, wajah menggelap dengan pandangan direndahkan, menatap Jonathan tajam sembari menyentak Casilda yang masih terduduk di lantai di sebelahnya. Casilda meringis kesakitan, memejamkan mata dengan satu tangan mencoba melepas tangan sang pria, tapi usahanya jelas sia-sia belaka. Wanita bermata minus ini tidak sempat memperhatikan debat Arkan dan Jonathan saking sakitnya cengkeraman di tangannya. Hanya terus bisa meringis memejamkan mata dan fokus bagaimana menghentikan rasa sakit yang menggigitnya dari dalam. Terdengar suara rintihan lagi di udara, membuat beberapa orang yang melihat kehebohan itu terkesiap kaget dan syok! Jonathan memegangi dahinya dengan jeritan kesakitan parah! Arkan sang Top Star baru saja menyundulnya super kencang hingga dahi keduanya berdarah! Casilda cepat-cepat mendongak ngeri melihat kemarahan Arkan yang begitu brutal, sampai-sampai kehilangan tenaga untuk berdiri. “BANGUN!” raung Arkan kejam, menatapnya super bengis dan gelap kepada Casilda. Casilda syok! Bibirnya digigit gugup dengan pupil menyusut gemetar. Mulut terbuka tutup, ingin sekali mengatakan kalau kedua kakinya tidak bertenaga, tapi tidak ada yang bisa keluar dari mulutnya. Arkan segera menggertakkan gigi, sangat tidak sabaran dengan dadanya naik turun. Tanpa ampun langsung menyentak lengan Casilda seolah akan menariknya putus dari tempatnya! “ARGH! Sa-sakit!” erang Casilda gemetar lemah, keringat dingin oleh perlakuan kejam Arkan kepadanya. Tidak cukup sampai di situ, Casilda yang belum sempat mencerna kehebohan yang melibatkan Jonathan, Arkan sudah melempar masuk tubuh Casilda ke dalam mobil miliknya. “A-a-a-arkan!” gagap Casilda gemetar luar biasa melihat pria itu sedang berjalan mengitari depan mobil bagaikan badai yang mengamuk. Begitu sang aktor duduk di sebelahnya, hati Casilda terkesiap dingin melihat wajah ganas sang pria. Kedua tangan aktor itu memegang kemudi super kuat sembari menggeram dingin, memicing ganas kepadanya, “sekarang aku paham semua kata-kata sombong dan perlawanan beranimu akhir-akhir ini, babi gendut! Berani sekali kamu bermain licik seperti itu! Kamu pikir, pria tua dan jelek itu bisa menolongmu, hah?! Dasar murahan!” Tiba-tiba Arkan mencekiknya marah! Casilda yang tersudut ke jendela kaca pintu mobil terengah dengan wajah keringat dingin. Matanya mulai sayu oleh ketidakberdayaan dan perasaan lemas. “KAMU PIKIR BISA KABUR DARIKU, GENDUT?! JANGAN MIMPI!” raungnya ganas di depan wajah Casilda, mengaum dengan mata memerah seperti ditumpahi darah. Urat-uratnya terlihat jelas hingga kekuatan kemarahan itu mengalir kepada leher Casilda. Kedua mata Casilda sudah mulai memutih, dan terlihat sudah tidak bisa menahan serangan itu. Kedua tangannya yang memukul-mukul tangan sang aktor perlahan melemas, dan ketika berpikir dirinya kali ini benar-benar akan mati di tangan sang aktor, wajah pria itu seketika membesar di depan matanya yang berkunang-kunang. Syok dingin menikam hati Casilda! Arkan sang Top Star kembali berlaku kejam di bibirnya seperti serigala buas yang liar. Kedua tangan besar dan kokoh lentiknya sudah menjelajah tidak sabaran ke seluruh bagian tubuh sang wanita. Casilda mengerang lemah, kesulitan bernapas, menggeliat susah payah agar lepas, tapi Arkan sang Top Star malah semakin terpicu hingga tangan kanannya menjambak kuat rambut belakangnya, mencengkeramnya posesif seolah akan lepas dari kulit kepala Casilda, tangan satunya sudah turun di bawah sana, bergerilya sangat liar dan kejam! Wanita cupu itu bisa merasakan dadanya memburu, berlomba bersama sang aktor, dan uap panas yang timbul membuatnya mulai sangat pusing. Setelah tangan Arkan puas bermain di antara pahanya, pria ini semakin mendekat dengan wajah masih menutupi miring wajah Casilda. Begitu sandaran kursi sudah jatuh dalam posisi baring, tubuh Arkan langsung menimpa Casilda di bawahnya dengan kedua pahanya dibuka paksa lebar-lebar. Jantung Casilda menjerit histeris! Tidak! Tidak! Jangan lakukan! Jangan lakukan sekarang! Sayangnya, Casilda terlalu lemah untuk melawan. Niat kedua tangan Casilda yang hendak memukul punggung pria itu, malah berhenti dalam posisi seolah membalas pelukan sang aktor, membuatnya sesaat terdiam kaget. Bibir masih melekat di bibir Casilda, lalu berikutnya menggeram kesal, mata berkilat berbahaya. “DASAR MURAHAN!” raungnya dengan desisan dingin di sela-sela giginya, mulai menguasi tubuh Casilda semakin semena-mena. Kebrutalannya kali ini membuat kepala Casilda benar-benar sangat pening dan pusing. Perlahan, dia tidak bisa menyadari lagi apa yang sang aktor perbuat kepada tubuhnya. Samar-samar hanya bisa merasakan kedua pahanya yang terbuka lebar di bawah sana diperlakukan sangat memalukan dan penuh hina. Bibir Casilda kembali merasakan gigitan parah, juga bau karat dan amis mulai tercium jelas di hidungnya. Dalam keadaan setengah sadar itu, tubuh Casilda gemetar takut dan disertai sensasi aneh yang sulit dijelaskan. Dia merasa jiwanya berada antara surga dan neraka! Dari luar, mobil sang aktor tampak bergoyang kencang selama hampir 2 menit penuh. Tidak ada yang berani mendekat, atau menegurnya, hingga mobil itu akhirnya pergi dengan kecepatan gila-gilaan. *** Ratu Casilda Wijaya belum pernah merasakan penderitaan, dan hal paling memalukan sebagai seorang wanita seperti malam ini. Tidak seperti saat pria itu dulu menciumnya di depan ratusan tamu, dan menghinanya habis-habisan. Pun saat pria itu melecehkannya dengan ciumannya, lalu membanding-bandingkannya dengan tunangan super cantiknya. Malam ini, Casilda merasa dirinya benar-benar hancur total, baik luar maupun dalam. Begitu tiba di mansion, mobil Arkan melaju kencang memasuki halaman depan, membuat sang satpam di sana kaget karena hampir saja ditabrak olehnya. “MASUK!” titah Arkan kejam, masih dalam keadaan marah besar. Dia menarik keluar Casilda dari kursi penumpang dengan sangat kasar. Wanita berpakaian kacau itu terlihat setengah mati menyeret tubuhnya keluar dari mobil, dan karena tidak sanggup lagi menahan rasa sakit di tubuhnya gara-gara perbuatan Arkan, belum lagi sensasi menyengat luar bisa bagaikan dibelah di bagian pribadinya, membuat Casilda kembali jatuh terduduk menyedihkan ke lantai. Dia tidak sanggup berdiri! “JANGAN MENGUJI KESABARANKU, WANITA!” bentaknya lantang. Seorang pelayan kaget melihat kejadian itu, buru-buru dengan wajah kelam dan syok menyembunyikan dirinya, bergegas kabur dari sana.z Tuan muda mereka benar-benar sudah gila! Di teras, Casilda yang masih diseret oleh Arkan seperti karung beras tak berdaya, hanya bisa memohon dengan suara lemahnya, wajah pucat seperti mayat dan keringat gelisah, “A-arkan... sakit... sakit... tolong lepas... sakit...” Namun, rintihan Casilda tidak membuat surut wajah bengis sang aktor, malah semakin menyeret tubuhnya penuh kekuatan. Sesekali Casilda jatuh terjerembab ke lantai, atau berguling kesakitan, tapi Arkan kembali menyeretnya tanpa perasaan. Bahkan dengan kemarahan tertahannya, pria berkemeja berantakan itu membuat Casilda jatuh dua kali dari tangga saat menariknya paksa hendak naik ke lantai dua. “A-arkan... hentikan... aku mohon... aku mo... mohon...” pinta Casilda lemah, telungkup dengan wajah pucat dan keringat dingin di lantai depan tangga. Kaki pria itu yang melayang di udara tiba-tiba dengan kejam mendarat di perut Casilda hingga menjerit kesakitan luar biasa. Arkan yang sedang gelap mata bagaikan iblis ini, menggeram dengan kemarahan dan kecemburuan total berkobar tinggi menguasai akal sehatnya, “CEPAT BANGUN, DASAR JALANG!” Nyawa Casilda serasa sudah berada di ujung tenggorokan! Bunuh saja dia sekarang! Dasar pria berengsek!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD