02 - Konten You*ube?

1715 Words
“Hallo, Namaku Marchikuelle Ish-Qyuleima Melhqei ne-Zienan, aku dari negeri Merqopolish, Negeri Sihir,” kata orang itu setelah membuka jubah yang menutupi kepalanya. “aku datang ke dunia ini untuk menemukan benda yang terlempar dari negeri kami.” Aku mengerjapkan mataku, keningku berkerut untuk mencerna kata-kata yang orang ini katakan. Namun otakku terasa membeku setelah memerhatikan wajah orang aneh itu. Dia memiliki wajah yang imut, rambut nya panjang, dan di kuncir satu—cukup aneh untuk seorang cowok—namun terlihat cocok dengan rambutnya yang berwarna pirang keemasan. Matanya biru seperti warna lautan luas yang seperti memiliki karakter sendiri. Dan tubuhnya yang tegap, serta tinggi. Terlihat jelas kalau dia orang asing … Orang aneh yang berada di depanku ikut mengerutkan kening, sambil memiringkan wajahnya sedikit dia berkata, “Hei.. kau dengar? Kau mengerti kata-kataku, ‘kan?” Aku tersadar dari lamunanku tadi, dan langsung terceletuk kata asal dari mulutku. “Marchi.. apa? namamu kepanjangan, lalu apa maksudnya dengan benda dari negeri.. negeri sihir atau apalah itu?” kataku sambil mengibas-ngibaskan tangan, “Oh.. kau lagi buat konten You*ube ya? Mana kamera tersembunyinya?”  Orang asing yang berada di depan ku mengangkat alisnya tinggi-tinggi, lalu mengerjap sekali. “Lah, aku ini jujur, kamu kok ga percaya. Tapi ya maklum, karena ini tiba-tiba, tapi aku tuh beneran deh lagi nyari ben—“ Aku mengangkat kedua tanganku, menghentikan kata-kata yang belum di selesaikannya itu. “Eits-eits hentikan, gini loh aku buru-buru ke sekolah, jadi pembuatan kontennya sama orang lain aja ya? dadah!” Aku langsung melesat pergi sebelum dia mulai berceloteh dengan ‘Negeri Sihir’ atau apalahnya itu. “Tunggu! Setidaknya boleh aku minta sedikit makanan?” tanyanya dengan tampang yang menyedihkan. Keningku semakin berkerut melihat ke arahnya. Omong kosong apa ini? Tetapi karena tidak ingin ada masalah yang lain, dan jika orang aneh ini tidak menggangguku lagi … satu kotak makan siang yang menjadi tumbal tidak masalah. Dengan mata yang bersinar cerah, orang aneh itu melihat kotak makan siangku yang mendarat dengan mulus di tangannya. “Oh! Terima kasih! Saat pertama kali datang ke bumi, aku belum sempat makan karena terus mencari—” “Sama-sama,” kataku cepat memotong perkataan orang itu, dan langsung berlari menjauhinya menuju sekolah.             Akhirnya, setelah berlari dengan sekuat tenaga aku pun tiba di sekolah, SMA Sakura Seirin yang sudah berdiri sejak lama. Namun karena perawatannya yang rutin bangunan ini selalu saja terlihat seperti baru, bangunan berlantai 4 dan memiliki ruangan atap yang terbuka, memiliki 5 lapangan besar luar ruangan, kolam renang dan lapangan dalam ruangan, kantin yang besar yang memiliki berbagai macam makan siang. Sekolah ini juga memiliki  aula besar di sebelah gedung sekolah yang biasa untuk dipakai perpisahan atau acara-acara penting lainnya dan lobi di lantai dasar. Aku pun pergi ke lobi lantai dasar, tempat papan pengumuman utama yang memperlihatkan pengumuman nama-nama murid untuk pembagian kelas. Setelah mencari dari atas ke bawah, kiri ke kanan akhirnya aku menemukan namaku. Kumo Akari,  kelas 2-2. Dan... aku juga sekelas dengan teman ku! Rizumu Seika, sudah lama aku mengenalnya,  kita berteman dari kecil sampai sekarang, aku bertemu dengannya di taman kanak-kanak. Awal aku berkenalan dengannya saat orang tua kami bekerja sama, saat orang tuaku akan pergi ke Indonesia, orang tua Seika memberikan bantuan yang cukup untuk menetap tinggal di Indonesia sampai pekerjaan mereka selesai. Karena pertemuan yang sering itu, akhirnya aku berteman baik dengannya. Aku pun bergegas menuju kelas baruku, sesampainya di sana, aku hanya mengenal beberapa orang dari mereka. Karena jujur saja, aku bukan orang yang terkenal di sekolahku ini, dan menurutku itu berdampak pada siapa saja orang yang kukenal, aku tidak mengikuti ekstrakurikuler apa pun. Awalnya aku mendaftarkan diriku pada ekstrakurikuler astronomi, tetapi ternyata ekstrakurikuler itu sudah bubar tiga bulan lamanya saat aku baru masuk ke sekolah ini. Akhirnya aku tidak berniat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang lain.             “Akariii!!” terdengar suara yang tidak asing menyahut namaku, dan baru saja aku ingin membalikkan badanku mengarah ke sumber suara, aku sudah jatuh mencium lantai. Aku menggerutu pelan pada orang yang menabrakku tiba-tiba. Dengan senyuman cerah bak matahari, Seika tersenyum padaku tanpa perasaan bersalah.  “Seika toh, aku kira siapa. Ciuman pertama yang aku kasih bukan orang yang aku suka, ehh malah ke lantai,” kataku sambil mengelus bibirku karena ciuman pertama ku ini.  Seika tertawa singkat. “Ahh maaf-maaf. Abis sudah lama banget ga liat Akari.” Seru Seika yang masih memasang senyumnya itu. Aku pun hanya mendengus mendengar ucapannya itu, dan membalas senyuman Seika yang masih terus terpasang di wajahnya, beberapa detik kemudian kami tertawa tidak jelas di depan kelas yang membuat orang-orang di sekitarnya melihat kami dengan pandangan aneh. Sebenarnya aku tidak percaya diri berteman dengan nya. Dia itu memiliki keberuntungan yang besar dalam hidupnya, tubuh dia tinggi, parasnya cantik, orang tuanya juga pemilik perusahaan nomer satu yang ada di Jepang, dan sekarang perusahaannya sudah menjadi dominan di berbagai negara bagian Asia, bahkan sudah mencakup ke bagian Eropa. Selain pintar dalam pelajaran, ia juga mahir dalam berbagai bidang olahraga. Tapi anehnya, walaupun ia terkenal seantero sekolah dia ini masih jomblo loh. “Akari kita sekelas lagi! Pasti kamu seneng kan? Kan? Kan? Awalnya aku kira ga akan sekelas sama siapa-siapa dari kelas ku sebelum nya. Ehhh untunglah ketemu Akari lagi,” kata Seika sambil mengulurkan tangannya membantuku untuk berdiri. Aku menerima sambutan uluran tangannya itu. “Iya, sampai sekarang kita udah sekelas berapa taun sih?” kataku sambil menerawang. “Enam tahun ya? Bosan aku ketemu kamu terus lama-lama.” “Ahhh jahat bangettttt,” kata Seika dengan suara yang sedih, tetapi senyumannya jelas tergambar di wajahnya. *Ding-dong-ding-dong* Bunyi lonceng sekolah berbunyi, aku dan Seika bergegas masuk ke dalam kelas untuk berkumpul dan pergi bersama-sama menuju aula dan memulai upacara pembukaan semester baru. Tidak sempat untuk melihat murid lain di dalam kelas yang baru. . .             Setelah upacara pembukaan semester baru selesai, semua murid kembali ke kelas masing-masing, dan memulai kegiatan kelas dengan memperkenalkan diri masing-masing, aku langsung menempati meja favoritku di kelas, duduk di barisan paling belakang, sebelah jendela yang menghadap langsung ke arah pegunungan. Ada Seika yang duduk di sebelahku juga, dan walaupun terlalu cepat tapi kami memilih ketua kelas hari ini. Ternyata, seseorang yang menjadi wali kelasku adalah guru yang mengajar pelajaran kimia. Guru ini terkenal sebagai guru yang eksentrik dan sering melakukan penelitian tidak jelas dengan mencampur bahan kimia yang berbahaya, dia itu Takamura-sensei[1]. Guru Kimia yang sudah berumur 38 tahun tapi gosipnya belum menikah! Antusiasmenya dengan percobaan kimianya itu mungkin yang bikin banyak wanita menjauh dari guru yang satu ini, dan dari wajahnya yang tidak terurus menurutku—memiliki jenggot yang sebenarnya tidak panjang namun tidak rata, rambut yang berantakan dan selalu memakai jas lab kimia. Takamura-sensei masuk ke kelas kami, menaruh buku yang dibawanya dengan asal dan langsung menanyakan siapa yang ingin mengajukan dirinya sebagai ketua kelas. Tanpa diduga, ada dua orang yang langsung unjuk tangan, mereka itu  Tetsushi Kaji, dan yang satunya lagi Kazuyoshi Yusuke. Aku mengenal mereka berdua, terutama Kazuyoshi, dia tetanggaku, dan satu sekolah denganku saat di sekolah dasar dan menengah pertama, dia cukup terkenal di kalangan perempuan di sekolah ini, dengan rambutnya yang hitam di tata dengan rapi dan matanya yang cokelat, dengan tubuh tegap dan tinggi, dia dijuluki sebagai Shikigami[2], karena ada beberapa gosip di tahun pertama. Saat di hari pertama masuk sekolah, Kazuyoshi datang dengan seragam yang terkena percikan darah di kemejanya, dia bilang kalau dia tadi melihat kucing yang tertabrak oleh pengendara mobil, lalu dia menguburnya dan saat itu lah dia mendapatkan julukan itu. Meski mendapat julukan yang terlihat seperti seseorang mengerikan, jika kau sudah tahu sifat aslinya, gambaranmu tentang orang ini akan hancur berkeping-keping …   Dan yang satu lagi Tetsushi, sebenarnya aku sedikit tertarik padanya, dia itu keren, dan mahir dalam bidang olahraga, rambutnya cokelat sama dengan warna matanya, rambutnya di potong pendek, tubuhnya juga tinggi dan dia mengikuti ekstrakurikuler Basket, yaa jadi dia sangat terkenal.  “Bah, pas nih.. Tetsushi jadi ketua kelas, kalau Kazuyoshi jadi wakil, sisanya Sensei serahkan pada kalian. Sensei mau ke lab kimia dulu, waktu pemanasan percobaan yang ke #284624 sudah pas. Dadah,” kata Takamura-sensei sambil melambaikan tangannya malas dan pergi meninggalkan kelas, padahal dia belum absen. Satu kelas pun dibuat kebingungan karena sikapnya itu.  Tetsushi berdiri dari tempat duduknya, menenangkan seisi kelas. “Yaaa … sebenernya aku ingin jadi wakil ketua saja sih. Tetapi kau tidak keberatan, ‘kan Kazuyoshi?” Tanya Tetsushi sambil melihat ke arah Kazuyoshi yang duduk di bangku ke dua sebelah kirinya. Kazuyoshi yang masih mengangkat sebelah tangannya itu langsung menghadap ke arah Tetsushi, kemudian berkata dengan suara yang serius, “Sebenernya tadi itu aku tunjuk tangan mau izin ke kamar mandi, yaaa tapi Takamura-sensei salah paham,” Jawab Kazuyoshi sambil menurunkan tangannya itu. “Jadi, aku boleh ke kamar mandi kan sekarang?” Lanjut Kazuyoshi. Satu kelas kembali hening. Karena tidak ada yang menjawab, Kazuyoshi pun pergi keluar kelas, mungkin ke kamar mandi? “Ehh ... ya baiklah, itu di luar dugaan. Siapa yang mau jadi Sekretaris?” Pemilihan pun dilanjutkan tanpa pembimbing kelas yang tidak bertanggung jawab itu, Untung saja semuanya berjalan dengan lancar, dan akhirnya hari pertama masuk sekolah selesai. Setelah membereskan perlengkapanku, aku bergegas pulang karena harus menyiapkan makan malam dan membersihkan rumah. Sialnya, saat di perjalanan pulang aku melewati jalan yang sama seperti aku berangkat sekolah tadi, dan langkahku terhenti karena melihat orang aneh yang tadi pagi bertemu denganku. Siapa namanya itu? Ya, Marchi—blabla apa lah itu namanya, aku mencoba untuk berpura-pura tidak melihat dan melanjutkan perjalananku menuju rumah, tapi tiba-tiba ada yang menarik bajuku dari belakang. Aku pun berbalik badan. Sesaat aku kaget karena melihat Marchi—blabla ini tiduran di aspal jalan. Sayup-sayup aku mendengar suaranya yang lirih, “Tolong... aku.. a-aku... sudah tidak tahan.....la-gi........” kata marchi—blabla yang sekarang terbaring lemas di aspal jalan. Aku berjongkok untuk melihat keadaannya, ku coba menyentuh kepalanya itu, tapi dia tidak bergerak. Mengangkat tangannya tapi langsung terkulai lemas. Aku menelan ludahku yang mungkin jangan-jangan dia sudah mati sekarang!? Pemikiran itu membuatku sedikit gelagapan, bingung harus melakukan apa. Kalau aku memanggil polisi, nanti di sangka aku yang membunuhnya! Kalau ambulans? Gimana caranya masuk ke jalan ini? Lagi pula aku tidak kenal keluarga orang ini, namanya saja aku lupa karena terlalu panjang. Akhirnya aku terpaksa membawanya pulang ke rumahku, untung saja rumahku sudah lumayan dekat dari sini. Karena tidak ada siapa-siapa yang membantuku, aku pun menyeret ... Yaa MENYERET orang ini ke rumahku. Maaf, papa. Maaf, mama. Sepertinya anakmu ini tidak bisa mendengarkan peringatanmu mengenai jangan dekati orang asing …   NOTE: [1] Sensei: (**) adalah sufiks yang digunakan oleh orang-orang Jepang sebagai panggilan untuk orang yang dihormati karena posisinya. Biasanya yang mendapatkan gelar ini adalah seorang guru. [2] Shikigami: Shikigami (**, juga dieja dengan Shiki-no-kami, *の*) adalah sosok roh atau fenomena yang disembah dalam agama shinto yang berasal dari arwah manusia atau binatang yang meninggal dengan membawa perasaan dendam dan kebencian yang teramat sangat mendalam bersama-sama menuju ke alam kematiannya. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD