Part 1

1053 Words
Sedikit keributan tengah terjadi di kamar gadis berusia 24 tahun itu. Bukan keributan karena perkelahian, melainkan keributan yang terjadi karena ia tidak sengaja menyenggol buku hingga terjatuh, hingga mengobrak-abrik kamarnya untuk mencari sebuah tab. Salahkan dirinya yang semalam karena terlalu mengantuk hingga menyimpan tab entah di mana. "Ibu, aku kehilangan tab! Bagaimana ini?!" wanita cantik ini merengek pada ibunya, ketika wanita berusia 44 tahun itu baru saja masuk ke kamar yang lebih mirip gudang. "Ada di atas meja makan." Jang Nara, ibu dari gadis bernama Kim Jiwon itu baru saja menjawab kepanikan sang putri dengan sangat-sangat santai. Mata Jiwon membulat, melongo untuk sejenak kemudian keluar dari kamar dan pergi ke meja makan. Benar, tab yang ia cari ada di sana. Dengan gerakan cepat Jiwon mengambil tab yang menjadi rekan kerjanya, lalu pergi begitu saja tanpa menghiraukan sarapan. "Ibu, aku berangkat!" Jiwon berteriak sembari berlari, membuat Nara hanya bisa menghela napas berat. "Selalu begitu,” gumam Nara, lengkap dengan wajah sedihnya. Inilah Jang Nara, wanita cantik di usia 44 tahun. Karena wajah awet mudanya sering kali orang mengira bahwa Nara adalah kakak Jiwon. Entah wajah awet mudanya suatu anugerah atau apa, yang pasti Nara merasa sedikit kurang nyaman pada wajahnya. Bukan apa-apa, di luar sana, beberapa pria lebih muda sering kali terang-terangan mengatakan menyukainya dan itu membuat Jiwon marah. Sang putri, Kim Jiwon, mengira Nara berniat menjalin hubungan dengan pria lebih muda. Padahal tidak seperti itu, Nara mencari sosok yang tidak hanya pantas menjadi suaminya, tapi juga tepat untuk dipanggil ayah oleh Jiwon. **** Langkah Jiwon terlihat sangat terburu-buru ketika keluar dari coffee shop dan ia langsung berlari menuju ke halte bus. Berulang kali Jiwon menoleh pada arloji di tangannya, berdoa agar tidak terlambat sampai di kantor. Sebab ia bisa menerima kemarahan besar dari sang Annoying Boss jika sampai datang terlambat saat hari penting. Benar, hari penting. Hari ini, pemimpin Hanyoung Group, Cho Kyuhyun, ada pertemuan penting dengan seorang pemimpin perusahaan dari Jepang. Asal tahu saja, Kyuhyun tidak akan mentolerir keterlambatan walau hanya 1 menit. Perfeksionis? Tidak, bagi Jiwon ini sangat berlebihan dan berubah menjadi menjengkelkan. Sembari mengunggu kedatangan bus, Jiwon sesekali menatap pantulan dirinya di cermin kecil yang selalu ada di dalam tasnya. Ia harus terlihat rapi, bahkan harus sangat-sangat rapi. Tidak boleh ada kesalahan sedikitpun, mulai dari penataan rambut, gaya berpakaian dan juga sepatu. Kadang Jiwon merasa kalau ia sekretaris atau hanya objek untuk memuaskan sifat perfeksionis Kyuhyun? Seharusnya Kyuhyun melihat cara kerjanya, bukan sibuk menilai penampilan atau menyuruh ia melakukan hal di luar tugas seorang sekretaris. "Busnya sudah datang!" Jiwon memekik dan menunjukkan wajah senang begitu melihat kedatangan bus, seperti orang yang baru saja mendapat harta karun. Setelah bus berhenti, Jiwon segera masuk ke dalam bus tanpa membuang waktu lagi. Jiwon harus sampai di kantor pada pukul 7:30 pagi dan beruntung sekarang baru pukul 7:02 pagi, sementara perjalanan hanya membutuhkan waktu 20 menit saja. Jadi, ia masih punya sedikit waktu untuk menikmati pagi sebelum berhadapan dengan presdir paling menjengkelkan di muka bumi ini. **** Pukul 7:23 pagi. Jiwon berjalan dengan sedikit santai menuju ke gedung megah Hanyoung Group, karena ia masih punya waktu beberapa menit lagi dan ia yakin kalau Annoying Boss belum datang. Tapi ternyata, sebuah mobil jenis Mansory Vivere Bugatti Veyron, salah satu mobil mewah dan masuk jajaran 10 mobil termahal di dunia telah terparkir di depan gedung Hanyoung Group. Ini pertanda bahwa sang pemimpin telah berada di singgasananya dan mungkin sudah menahan marah karena sang sekretaris datang terlambat. "Mustahil!" Jiwon memekik kaget, sekaligus tidak percaya bahwa Kyuhyun akan datang sepagi ini. Dengan langkah yang sangat terburu-buru Jiwon memasuki gedung Hanyoung Group, namun kesialan berada tepat di hadapannya. Lift penuh! Selalu seperti ini, lift selalu penuh ketika ia berada dalam kondisi darurat. “Tamat riwayatmu, Jiwon!” ucap Jiwon dalam hati dan setelah itu ia memaksakan diri untuk masuk, meski lift sudah sangat sesak. "Mati kau, Jiwon! Presdir sudah datang sejak 10 menit yang lalu!" salah satu pegawai bernama Sung Min Ji baru saja menakuti Jiwon, tapi tanpa ditakuti pun Jiwon memang sudah takut. "Si Annoying Boss benar-benar bersikap sesuka hatinya! Kenapa harus datang sepagi ini? Padahal sudah jelas jika waktu pertemuan pukul 9 pagi." Jiwon menggerutu, sementara pegawai yang lain hanya bisa menatapnya iba. Meski pada kenyataannya Jiwon tidak terlambat untuk menemani Kyuhyun dalam pertemuan, tapi Kyuhyun pasti akan tetap memarahinya seolah ia bersalah dalam hal ini. Padahal sudah jelas kalau ini salah Kyuhyun, dia datang terlalu pagi meski sudah ingat betul tentang jadwal. Setelah berdesak-desakan di dalam lift, sekarang Jiwon sudah sampai di depan ruangan presdir Cho Kyuhyun. Jiwon lebih dulu bercermin untuk melihat penampilannya, jangan sampai ia juga dimarahi karena penampilan kusut dan sedikit berantakan. Selesai pada penampilannya, Jiwon menarik napas panjang lalu menghembuskannya dan mulai membuka pintu ruangan Kyuhyun, setelah tadi sempat mengetuknya. Benar dugaan Jiwon, kalau sekarang Kyuhyun sedang sangat marah dan itu terlihat dari tatapan matanya. "Pemalas!" ini adalah cibiran dari Kyuhyun, sembari terus menatap tajam Jiwon. Jiwon berdiri di seberang meja kerja Kyuhyun, kemudian membungkuk sebagai bentuk permintaan maaf. "Maaf, karena saya terlambat. Tapi, kenapa Presdir datang sepagi ini? Tidak seperti biasanya." Nada bicara Jiwon terdengar sangat halus, meski ia begitu ingin mengirim Kyuhyun ke Antartika. "Jadi, kau menyalahkanku atas keterlambatanmu?" Begitu ingin Jiwon mengatakan ya, ia memang menyalahkan Kyuhyun atas keterlambatan ini. Tapi, Jiwon tidak ingin kehilangan pekerjaan hanya karena kata ya. Ia masih membutuhkan uang untuk membangun coffee shop impiannya. Setelah uang itu terkumpul maka ia akan segera angkat kaki dari gedung Hanyoung Group. "Tidak, Presdir. Ini memang salah saya. Bukankah begitu?" tanya Jiwon, masih mempertahankan nada halus di tengah rasa kesal yang begitu membludak. Kyuhyun berdecih dan masih menatap tajam Jiwon. Tidak hanya sekedar menatap tajam Jiwon, tapi Kyuhyun juga menelisik penampilan Jiwon, mencari apakah ada kesalahan atau tidak. Dan, kesalahan itu ada, yaitu setitik noda kopi di baju Jiwon. "Ganti pakaianmu!" ucap Kyuhyun tegas dan penuh penekanan. "Apa? Tapi kena ...." "Ada noda kopi dan aku tidak mau Tuan Yamazaki melihat betapa joroknya sekretarisku!" Kyuhyun menyela ucapan Jiwon. Kyuhyun sama tidak peduli betapa pusing dan kesalnya Jiwon saat ini. Noda kopi hanya ada sedikit. Ingat, sedikit! Tidak akan disadari oleh seseorang, kecuali Kyuhyun yang memang begitu senang mencari masalah dengannya. Lagipula, di mana ia harus mencari baju pengganti dalam waktu kurang dari 30 menit? Ini benar-benar menjengkelkan hingga membuat tangan Jiwon mengepal, namun ia tidak bisa mendaratkan pukulan di wajah Kyuhyun.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD