18. Membujuk Arsya

1119 Words

"Dek, adek," panggil Cila menelusuri setiap sudut kamar adiknya. Netranya mencari sosok Arsya yg entah sekarang dimana dan sedang apa. Suara keras milik Anton pasti membuat Arsya ketakutan. "Deeek." Cila berjalan cepat menghampiri adiknya yang meringkung di sudut kamar. Tangannya mencengkeram sebuah buku yang hendak ia bawa ke kamar Cila. "Ayo berdiri!" Cila membantu adiknya bangkit perlahan. "Kak, takut. Aku nyesel tadi nutup pintunya kekencengan. Papa pasti marah," ucap Arsya terbata-bata. "Udah gak pa-pa. Papa udah baik lagi, kok," balas Cila. "Ayo kita belajar lagi," bujuk Cila karena Arsya masih mematung di tempatnya. "Takut ada papa di luar." Arsya mundur beberapa langkah, meletakkan bukunya ke meja belajar. "Enggak papa udah gak ada. Papa juga udah gak marah. Sekarang Papa s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD