Mereka tiba di apartemen dalam hening, tidak ada pembicaraan apapun lagi sejak tadi. Aura sibuk mengalihkan pikirannya agar tidak terus berkicau di depan Axel. Dan Axel pun sibuk berpikir tentang apa yang Aura ucapkan. Ucapan perpisahan yang akan terjadi. Kalimat ‘hanya tinggal menghitung hari’ membuat Axel sedikit cemas, sadar kalau sebentar lagi dirinya akan berjauhan dengan Aura. Tidak bisa melihatnya lagi setiap pagi atau malam sesaat sebelum tidur. Padahal Axel sudah terbiasa dengan kehadiran Aura! Axel menggeleng pelan, berharap dengan begitu pikirannya kembali normal. Tidak melulu memikirkan Aura, tapi gagal! Aura seolah sudah mengisi benak Axel tanpa dirinya sadari. Kebersamaan mereka selama ini membuat Axel terbiasa dan saat menyadari kalau Aura akan kembali ke rumahnya sendiri

