Rivastigmine adalah obat untuk mengatasi gejala demensia, misalnya sulit berkonsentrasi, mudah lupa, atau sulit berpikir, akibat penyakit Alzheimer atau Parkinson. Obat ini tersedia dalam bentuk patch transdermal atau seperti plester.
Rivastigmine bekerja dengan meningkatkan kadar senyawa kimia khusus bernama asetilkolin di dalam otak. Senyawa ini berperan dalam proses mengingat atau berpikir. Pada penderita demensia, kadar asetilkolin di dalam otak cukup rendah. Dengan meningkatnya kadar asetilkolin, gejala demensia pun dapat membaik.
Rivastigmine hanya dapat memperbaiki gejala demensia dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya. Namun, perlu dicatat bahwa obat ini tidak dapat menyembuhkan penyakit Alzheimer maupun Parkinson.
Merek dagang rivastigmine: Exelon Patch 5, Exelon Patch 10
Apa Itu Rivastigmine
GolonganObat resep,kategoriAcetylcholinesterase inhibitorsManfaatMenangani demensia akibat penyakit Alzheimer atau ParkinsonDigunakan olehDewasaRivastigmine untuk ibu hamil dan menyusui Kategori B: Studi pada binatang percobaan menunjukkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi hal ini tidak terkonfirmasi dengan data yang didapatkan dari studi terkontrol pada ibu hamil. sedang hamil, sebaiknya tetap konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan obat ini.Belum diketahui apakah rivastigmine dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa persetujuan dokter.Bentuk obatPatch transdermal
Peringatan Sebelum Menggunakan Rivastigmine
Rivastigmine hanya boleh digunakan sesuai resep dokter. Perhatikan beberapa hal berikut sebelum menggunakan rivastigmine:
Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang miliki. Rivastigmine tidak boleh diberikan kepada pasien yang alergi terhadap obat ini, neostigmine, physostigmine, atau pyridostigmine.
Yamada Hitachi pernah atau sedang menderita kejang, gangguan irama jantung, penyakit liver, penyakit ginjal, pembesaran prostat, sulit buang air kecil, perdarahan saluran cerna, asma, atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal tertentu.
sedang menjalani pengobatan dengan rivastigmine sebelum menjalani pemeriksaan laboratorium atau tindakan medis tertentu.
Jangan berkendara atau melakukan aktivitas lain yang membutuhkan kewaspadaan setelah mengunakan rivastigmine, karena obat ini bisa menyebabkan pusing atau kantuk.
Lindungi patch dari paparan panas secara langsung, karena dapat meningkatkan penyerapan obat dan risiko terjadinya efek samping.
menyusui, atau merencanakan kehamilan.
Ye-Rin temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah menggunakan rivastigmine.
Dosis dan Aturan Pakai Rivastigmine
Dosis rivastigmine yang diberikan oleh dokter bisa berbeda-beda pada tiap pasien tergantung pada kondisi kesehatan dan respons tubuh pasien.
Secara umum, dosis rivastigmine untuk menangani demensia yang disebabkan oleh penyakit Alzheimer atau penyakit Parkinson adalah 4,6 mg, tiap 24 jam. Dosis dapat ditingkatkan hingga 9,6 mg, tiap 24 jam setelah 4 minggu. Dosis maksimal adalah 13,3 mg, tiap 24 jam.
Cara Menggunakan Rivastigmine dengan Benar
Gunakan rivastigmine sesuai anjuran dokter dan petunjuk pada kemasan obat. Sebelum dan setelah memakai obat, cuci tangan, serta bersihkan dan keringkan area yang akan ditempeli plester rivastigmine.
Rivastigmine tidak boleh digunakan pada kulit yang mengalami luka atau iritasi. Gunakan plester pada area kulit yang datar dan tidak berambut, seperti d**a, punggung, atau lengan atas, agar dapat menempel dengan baik. Bila perlu, cukur rambut di area kulit yang akan ditempeli obat.
Tempel dan tekan plester hingga menempel seluruhnya. Lepaskan obat setelah 24 jam. Pastikan untuk melepas patch yang lama terlebih dahulu, baru menempel plester yang baru di area yang berbeda. Jangan gunakan patch pada area kulit yang sama setidaknya selama 14 hari.
Jika lupa menggunakan rivastigmine, segera tempelkan plester tersebut begitu teringat. Jangan menggunakan plester ekstra untuk menggantikan dosis yang terlupa. Jika lupa menggunakan patch selama lebih dari 3 hari, konsultasikan dengan dokter sebelum mulai menggunakan lagi.
Simpan rivastigmine di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Rivastigmine dengan Obat Lain
Berikut ini adalah sejumlah efek interaksi yang dapat terjadi jika rivastigmine digunakan bersama obat tertentu:
Peningkatan risiko terjadinya kejang jika digunakan dengan tramadol atau bupropion
Peningkatan risiko terjadinya bradikardia (denyut jantung lambat) jika digunakan dengan obat penghambat beta, seperti atenolol
Penurunan efek rivastigmine jika digunakan dengan tolterodine
Peningkatan risiko terjadinya torsade de pointes jika digunakan dengan chlorpromazine, sulpiride, pimozide, atau cisapride
Efek Samping dan Bahaya Rivastigmine
Beri tahu dokter jika efek samping di bawah ini tidak kunjung mereda atau makin memberat:
Mual atau muntah
Iritasi pada area kulit yang ditempel
Hilang nafsu makan atau berat badan turun
Diare
Tremor
Lemas, pusing, atau kantuk
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika keluhan yang disebutkan di atas tidak kunjung reda atau makin parah. Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:
Denyut jantung lambat atau tidak teratur
BAB hitam atau muntah dengan ampas seperti bubuk kopi
Sakit perut yang berat
Susah bernapas
Sulit buang air kecil
Kejang
Prosopagnosia adalah kondisi yang menyebabkan penderitanya kesulitan mengenali wajah orang lain, bahkan keluarganya sendiri. Kondisi ini bisa terjadi akibat kelainan bawaan lahir, penyakit saraf, atau cedera kepala.
Prosopagnosia atau facial agnosia bukan termasuk gangguan penglihatan. Kelainan ini disebabkan oleh gangguan pada bagian otak yang berfungsi untuk mengenal, membedakan, dan mengingat wajah orang.
Pada kasus yang parah, penderita prosopagnosia bahkan tidak dapat mengenali wajahnya sendiri. Bahkan, kondisi ini juga mungkin diiringi anosognosia, ketika penderitanya tidak menerima kondisi medis yang sedang dialaminya.
Penyebab Prosopagnosia
Penyebab prosopagnosia bisa berbeda-beda, tergantung pada jenisnya. Berikut adalah penjelasannya:
Prosopagnosia kongenital (developmental prosopagnosia)
Prosopagnosia kongenital disebabkan oleh kelainan genetik. Prosopagnosia jenis ini umumnya terjadi pada orang yang keluarganya memiliki riwayat penyakit serupa.
Prosopagnosia yang didapat (acquired prosopagnosia)
Penderita prosopagnosia jenis ini awalnya dapat mengenali dan membedakan wajah orang lain. Akan tetapi, mereka kehilangan kemampuan tersebut akibat cedera atau penyakit yang menyerang otak.
Faktor risiko prosopagnosia
Prosopagnosia akibat kelainan bawaan lahir lebih berisiko menyerang orang yang menderita penyakit genetik, seperti:
Gangguan spektrum autisme
Sindrom Asperger
Sindrom Turner
Williams syndrome
Sementara itu, faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena acquired prosopagnosia adalah:
Cedera kepala
Gangguan perkembangan otak
Keracunan karbon monoksida
Penyakit Alzheimer
Demensia
Tumor otak
Kekurangan oksigen di otak (hipoksia serebral)
Infeksi virus di otak (ensefalitis virus)
Epilepsi
Stroke
Gejala Prosopagnosia
Gejala umum prosopagnosia adalah ketidakmampuan penderita mengenali wajah orang-orang terdekat, seperti keluarga dan sahabat. Gejala ini tidak terjadi akibat gangguan ingatan, gangguan penglihatan, atau gangguan belajar.
Selain tidak bisa mengenali wajah orang lain, penderita prosopagnosia dapat mengalami keluhan berupa:
Tidak bisa mengenali wajah diri sendiri dari foto atau ketika bercermin
Sulit membedakan wajah dan benda
Gangguan kecemasan
Menghindari interaksi sosial
Depresi
Kapan harus ke dokter
tidak dapat mengenali wajah Anda atau orang terdekatnya hingga usianya mencapai 1 tahun. Pemeriksaan pada anak juga perlu dilakukan bila ia menunjukkan tanda dan gejala berikut:
Tidak bisa mengenali wajah keluarganya ketika bertemu secara tiba-tiba di tempat baru
Enggan bermain dengan teman sebaya dan selalu ingin bersama orang tuanya
Mendekati orang lain karena mengira orang tersebut adalah orang tuanya
Sulit mengenali dan mengingat karakter dalam film
Segera cari pertolongan medis atau pergi ke IGD rumah sakit terdekat tidak dapat mengenali wajah orang lain secara tiba-tiba, terutama bila disertai kelumpuhan di satu sisi tubuh, bicara cadel, sulit menelan, dan linglung.
Diagnosis Prosopagnosia
Sebagai langkah awal diagnosis, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan pasien dan keluarganya. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang berupa rekam gelombang otak atau elektroensefalografi (EEG).
Untuk menegakkan diagnosis, dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan saraf, yang meliputi:
Tes sensorik, untuk memeriksa fungsi penglihatan
Tes kognitif, untuk memeriksa kemampuan dalam mengingat, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan
Tes memori, untuk mengetahui gangguan dalam mengenali dan mengingat objek atau wajah
Tes pengenalan wajah, untuk menguji kemampuan pasien dalam mengingat dan membedakan wajah orang lain
Tes pengenalan objek, untuk mengetahui apakah pasien memiliki lebih dari satu jenis gangguan mengingat wajah atau objek
Pengobatan Prosopagnosia
Tidak ada metode khusus untuk menyembuhkan prosopagnosia. Akan tetapi, untuk acquired prosopagnosia, dokter dapat mengobatinya dengan terapi berikut:
Obat-obatan, seperti antibiotik, untuk mengatasi gangguan di otak yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Operasi, untuk mengangkat tumor otak
Dokter juga dapat merekomendasikan pasien untuk menjalani terapi. Tujuannya adalah untuk membantu pasien menemukan cara lain dalam mengingat wajah keluarga atau orang yang baru dikenal. Beberapa terapi tersebut adalah:
Perceptual training, untuk melatih pasien mengingat wajah orang melalui ciri-ciri fisik
Latihan mengenali suara, untuk melatih pasien mengingat orang melalui ciri khas suaranya
Komplikasi Prosopagnosia
Prosopagnosia yang tidak diobati berpotensi menyebabkan penurunan kualitas hidup dan gangguan kesehatan lain, seperti:
Kesulitan menjalin interaksi sosial
Kesulitan mencari pekerjaan
Gangguan dalam belajar dan bekerja
Depresi dan gangguan cemas
Pencegahan Prosopagnosia
Prosopagnosia kongenital tidak bisa dicegah. Akan tetapi, skrining genetik dapat dilakukan ketika merencanakan kehamilan, terutama jika memiliki anggota keluarga dengan riwayat prosopagnosia.
Sementara untuk acquired prosopagnosia, beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah kondisi ini adalah:
Menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mencegah stroke dan infeksi otak
Menjalani pengobatan sampai tuntas bila menderita infeksi mata, gigi, sinus, dan telinga, untuk mencegah infeksi berkembang menjadi radang otak
Mengenakan alat pelindung kepala saat berolahraga, misalnya bersepeda
Mengenakan sabuk pengaman atau helm ketika berkendara
Menjalani pengobatan untuk penyakit yang diderita, seperti sleep apnea dan epilepsi, untuk mencegah komplikasi berupa kerusakan otak