“Yang mendatangi Mas Badrun itu arwah Bu Sobir.” “Mana mungkin?” “Aku semalam tidur di rumah dan tiba-tiba ada baju, celana Mas dalam kamar. Motor itu, di mana?” Badrun termenung sejenak lalu melihat Kesi dan motor secara gantian. Pria ini lalu menatap bungkus cokelat di meja. “Ada yang aneh, Mas?”tanya Kesi yang merasa heran dengan reaksi Badrun. “Enggak. Kenapa barang-barangku ada di dua tempat berbeda?” “Emang Mas Badrun ke mana aja semalam?” “Nganterin kamu ke halte. Tapi belok bentar. Sama-sama gak tahan, kan?” Saat Badrun mengucapkan hal tersebut, nggak bisa dipungkiri hati Kesi merasa deg-degan. Mata Badrun awas melihat perubahan itu. Pria ini tak bisa dipungkiri, sepertinya tahu betul ekspresi Kesi adalah sengaja menutupi kebenaran. "Aku gak mungkin bercinta dengan roh hal

