“Mas, ada apa?” “Pak Brahim menghilang. Di rumah hanya ada ponsel beliau saja sebagai barang bukti. Kebetulan nomor Mas yang terakhir menghubungi. Akhirnya sekalian Mas ajak ke sini, kafe beliau. Siapa tahu para pegawainya mengetahui keberadaan Pak Brahim.” “Yang bikin laporan siapa?” tanya Sarto yang penasaran. “Istrinya, Mas," jawab Parman. “Kasian banget Pak Brahim. Terus borongan yang dikasih ke Mas, gimana?”tanya Saimah demi menutupi rasa gugupnya semenjak kedatangan Parman bersama para polisi. “Lanjut. Tadi ketemu istrinya. Mas kerjakan sesuai kesepakatan dari Pak Brahim. Kalo ada kerjaan lain, tambah biaya.” “Aman kalo gitu,” ucap Saimah sambil berpikir cari akal agar sang suami segera pergi dari situ. “Maaf, Mas Parman. Jika gak keberatan ini. Mumpung belum ngerjain borongan

