Benar saja, mereka menjumpai gadis itu sedang bercengkrama dengan bu Mimi dan Tita, anaknya. Dengan tergopoh-gopoh, bu Mimi menyambut kedatangan mereka. Mungkin tidak menyangka, kalau laki-laki yang sangat disegani oleh seluruh penduduk kampung itu, mau datang ke rumahnya. "Oh ... maaf, Pak. Saya tidak punya tempat duduk di luar. Bagaimana kalau Bapak ke dalam saja." kata bu Mimi agak rikuh dan jadi serba salah. Bastian tersenyum menenangkan hati bu Mimi, matanya tertuju pada dipan bambu satu-satunya yang ada di situ. "Tidak apa-apa, Bu. Saya duduk di sini saja." ucap Bastian sambil melakukan apa yang dikatakannya. "Baiklah, saya akan mengambilkan minuman dulu ya, Pak?" "Tidak usah repot-repot, Bu. Saya hanya sebentar saja." tolaknya dengan halus. Sedikit tidak tega, melihat wani

