Chapter 18

1303 Words

Jaraknya memang tak begitu jauh, tetapi karena langkah Alicka yang lambat membuat perjalanan jadi terasa jauh. Akhirnya mereka sampai juga di kampung Tani Mukti, di mana keluarga pak Karim tinggal. Gylea mengetuk sebuah pintu, tampaklah seraut wajah kecil yang malu-malu ketika membukanya. "Hai, anak manis. Bapaknya ada?" tanyanya ramah, yang dijawab dengan gelengan kepalanya yang mungil. "Ibu?" tanyanya lagi. Gadis kecil itu tersenyum malu-malu, lalu berlari ke dalam sambil berteriak memanggil ibunya. Tak lama kemudian seraut wajah perempuan setengah baya muncul dengan ramahnya. Ibu Mimi menyapa mereka."Neng, Lea! Ibu kira siapa?" serunya, sambil mempersilahkan mereka untuk masuk kerumahnya. Keduanya duduk di dalam rumah panggung dengan beralaskan bale-bale yang terbuat dari bambu y

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD