Gylea langsung memencet hidung, begitu memasuki ruangan kerjanya. Ada aroma asing yang membuat ia merasa mual. Seperti aroma tukang kebun yang tidak mandi selama seabad, kepalanya jadi puyeng. Pagi-pagi seperti ini harusnya membaui sesuatu yang segar, semacam bunga-bunga. Ini malah disuguhi oleh aroma yang sangat tidak bersahabat. Ia duduk, mengambil kayu putih untuk dihirupnya. Terdengar dari arah kamar mandi yang ketrak-kretek, mencurigakan. Dengan rasa kepenasarannya, ia menuju kamar mandi yang pintunya terbuka. Tampak seseorang sedang bersih-bersih, memunggunginya. Oalah, rupanya sumber bau itu dari orang ini. Gylea menghirup lagi kayu putihnya. Mau menegur orang bersangkutan, tetapi merasa tidak tega juga. Akhirnya Gylea menjauhinya tanpa kata-kata. Sebaiknya ia cepat-cepat p

