Bab 48

1110 Words

Berada di ruangan Tobias, aku menyeka wajahnya dengan air hangat. Membersihkan kulitnya dari keringat yang terkadang menghiasi keningnya. Membersihkan tangan dan juga kakinya dengan hati-hati. Membacakannya buku dan terkadang menceritakan pengalaman indah yang kami lalui.  “Lain kali kita ke Bali lagi ya. Nanti aku takkan sungkan-sungkan beli semua yang kumau. Makanya kamu cepat bangun, Tobias. Bantu aku menghabiskan kartu yang dikasih, Papa. Aku belum pernah memakainya.” Suaraku bergetar dan lemah. Meremas tangannya erat sambil berharap dia membalasnya. “Isyana, sudah saatnya kamu kembali ke kamarmu sendiri. Biarkan Tobias istirahat.” Damien berdiri di belakangku. Ia tak pernah meninggalkanku sejak aku bangun kemarin sampai sekarang. “Tobias, Damien disini. Bangunlah dan marahi dia. Ha

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD