Bab 25

1034 Words

Setelah beberapa hari tinggal di rumah ini, baru pertama kalinya aku duduk berdua dengan Herdy setelah pertemuan kami di café kala itu. Di dalam ruang keluarga berwarna cream dan semua furniture berbahan kayu jati, memberi kesan tenang dan adem. Seorang pelayan yang belum kuketahui namanya membawa nampan berisi dua cangkir minuman hangat dan sepiring kue coklat lalu meninggalkan ruangan. Detik jam dari jam dinding tua terdengar jelas. “Papa sudah mendengar semuanya dari Damien,” kata Herdy memecah kesunyian. Ia mengambil cangkir dan menyesap isinya. Satu kakinya menindih satu kaki lainnya. Caranya menyesap minuman tampak sangat elegan. Seperti karakter orang kaya yang sering kulihat di televisi. Herdy memiliki wajah yang cukup manis dengan bakal janggut yang menghiasi rahangnya. Ramb

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD