Setitik Cahaya

1000 Words

Saya memandangi perut saya yang masih bergejolak. Bayi setan itu bergerak terus, berhenti sama sekali. Tiap detail pergerakannya menimbulkan gerakan kecil pula di permukaan perut saya. "Setan ... berhenti bergerak! Nggak sopan! Udah huni perut orang tanpa izin. Seenak jidat pula gerak-gerak seakan tubuh ini punya Lo sendiri. Nggak tahu diri! Yah ... namanya juga anak setan!" Saya sengaja menyumpahinya. Semoga saja dia mengerti. Eh, sepertinya dia memang mengerti. Dia seketika berhenti bergerak. Haha. Bagus lah. Mungkin karena dia masih bayi. Makanya masih polos. Takut dimarahi. Saya menggunakan kesempatan ini untuk membuatnya mengerti. "Eh, bayi setan ... kamu nggak seharusnya ada di perut aku. Dan aku nggak seharusnya hamil. Ibu kamu setan nggak tahu diri dan nyebelin itu lah yang naru

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD