Pintu Masuk

1161 Words

Paklik Hidayat sibuk memperhatikan sekitar. Terutama pada area pohon bambu besar nan rimbun. Mungkin ia melihat sesuatu di sana. Sesuatu yang tak bisa saya lihat. Saya sendiri ... entahlah. Sejak memasuki area pondok Darul Muhajirin ini, badan saya terasa seperti orang sakit. Rasa sesak di d**a saya mendadak kembali. Tubuh saya seperti tak bertenaga. Untuk berjalan pun butuh perjuangan besar. Untuk mempertahankan konsentrasi saja rasanya sulit. Makanya saya tidak berminat menjawab ucapan Fikri. Meskipun saya sendiri heran kenapa di sini begitu sepi. "Aku coba telepon Pak Herman aja ya. Biar beliau yang kasih pengarahan kita harus gimana. Kan nggak enak kalau kita grass grusu masuk tanpa izin. Lagian pintu masuk pondoknya juga nggak kelihatan. Masih jauh masuk ke dalam atau gimana kita

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD