“Damn s**t!!” Alexa, wanita bertumbuh ramping yang tentu saja wajahnya masuk ke dalam standar beauty influencer ibukota itu memukul meja kaca di depannya dengan kesal. “Alexa, ini bukan saatnya memukul meja kaca ini dengan tangan halusmu. Lebih baik kamu pikirkan cara terbaik untuk hal ini.” Amanda berusaha menenangkan anak gadis tunggalnya itu. “But, how come, Mom? Alexa bener-bener nggak habis pikir tentang hal ini. Kenapa Papa bisa tega banget ....” Alexa memejamkan matanya dan mengurut-urut keningnya dengan kuat. Mendengar hal ini membuat beban di pundaknya terasa semakin berat. Setelah dirinya menjadi anak tunggal, senyuman palsu yang selalu ia tampilkan di depan publik harus dilakukan dengan lebih baik. “Alexa tau kalau Papa tidur sana sini sama perempuan di luar sana. Tapi Alexa