“Balik ke kantor atau apartemen?” tanya Elton yang memecahkan keheningan di dalam Mercedes-Benz hitam ini.
“Jangan keduanya. Ke mana pun asal bukan ke kantor dan ke apartemen. Atau, keliling-keliling sembarang arah aja.”
“Astaga. Tol lagi selancar ini, bisa-bisa kita sampai Bogor nanti ini.”
“Hmmm ....” Mark mendengus kuat kemudian mengusap wajahnya. “Pearl, kenapa harus dia?” kata itu akhirnya tercetus dari bibir Mark. Sedari tadi, lelaki ini memilih untuk diam dan Elton pun sama sekali tidak mempertanyakan apapun, sebelum arah tujuan mereka ini.
“So-sorry, ya ....” Elton menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal itu.
“Apakah lo cari cewek seperti ini juga? Kenalan random gitu? Tanpa lo tahu namanya sebelum lo tidur sama dia?”
“Yah, begitulah yang dilakukan oleh laki-laki di club
