"Jadi?" "Apanya yang 'jadi'?" sebelah alisku naik, memberikan jenis tatapan yang sama dengan pria di hadapanku ini. Gilang menghela nafas jengah, menyandarkan diri pada kursi yang di dudukinya. "Kita Udah di sini dari sepuluh menit yang lalu, Bel. Dan lo belum ngomong apa-apa." "Ck, bisa nggak sih lo ilangin panggilan nista lo itu sama gue, Nyuk!" decihku sinis. Orang seperti ini Utha bilang pernah menyukaiku? Benar-benar tidak bisa dipercaya. Bukan menyadari kesalahannya Gilang malah tertawa. Matanya yang sipit itu semakin menghilang hanya karena tawa kecilnya, "Lo sendiri aja masih manggil gue kayak gitu." "Kan lo duluan!" "Ya, ya, ya gue yang salah. Jadi, apa yang mau lo tanyain sama gue?" "Kok kesannya lo males banget ya ngomong sama gue. Padahal waktu di Lombok lo yang ngebet g

