Brian duduk di hadapan sosok yang pernah begitu dia cintai bertahun-tahun lamanya. Sosok yang pernah membuatnya percaya bahwa, cinta sejati itu ada dan dia sudah mendapatkannya. Brian mengulang semua rekam kejadian menyenangkan yang pernah mereka lewati dulu, mengingat setiap detail perasaan hangat, nyaman, dan bahagia yang pernah dia rasakan. Hingga akhirnya, segala perasaan menyenangkan itu berbalik menjadi hal pahit yang menyakiti hati dan perasaannya dengan sangat dalam. Brian menatap mata wanita itu lurus-lurus. Melihat dengan detail ke setiap inci wajahnya yang kini nampak lebih tegas dan dewasa dari beberapa tahun lalu. Sekaligus mencari puing-puing perasaan yang tersisa, tetapi nihil. Brian tidak merasakan getaran itu lagi. Brian tidak merasakan kehangatan itu lagi. Yang Brian tem

