Napas Naura terasa dicekal karena polisi baru saja datang ke apartemennya dan langsung memborgol tangan mulus miliknya. Tak ada hentinya ia menangis sambil terus memohon agar ia tak dijatuhi hukuman. Mata memerah nan sembab itu nyatanya tak membuat polisi ataupun Dareen merasa iba. Naura akan tetap dibawa apapun bentuk penolakannya. "Pak, saya mohon, jangan tahan saya. Saya nggak bersalah." Masih, Naura tak tetap melayangkan perkataan seperti itu. Meski ia tahu bahwa Dareen sudah tersenyum miring dihadapannya sambil terus menggeleng. "Nanti Anda jelaskan di kantor polisi. Mari, ikut kami." Polisi itu menuntun Naura untuk pergi ke luar apartemen menuju mobil polisi yang akan bergerak ke kantor polisi. "Udah tau salah, masih bisa ngelak didepan polisi." Dareen keheranan sambil menggeleng