Twenty Eight

2124 Words

Pagi-pagi sekali, bahkan sebelum waktunya matahari terbit dari ufuk timur, Dhafin harus terbangun karena posisi tidurnya yang terasa kurang nyaman. Maklum, setelah berjam-jam ia terjaga hanya untuk memastikan bahwa wanita yang dibawanya ke apartemen tertidur lelap, maka memasuki dini hari ia pun baru bisa tidur di atas sofa yang tersedia di kamarnya. Sejujurnya, Dhafin mungkin bisa saja ikut membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur di sisi sang wanita yang masih kosong. Akan tetapi, ia tidak mau jika saat karyawatinya itu terbangun nanti, justru dia malah menjadi histeris gara-gara melihat ada sosok lain yang tidur di sebelahnya. Maka demi menjaga keamanan dan kenyamanan dari wanita yang tak lain adalah Hansa, maka ia pun kembali mengalah dan memutuskan untuk tidur di atas sofa walau ras

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD