Forty

2035 Words

Kalau saja bukan karena permintaan wanita yang sudah melahirkannya ke dunia, maka tentu Dhafin belum tentu bersedia untuk bangun pagi di hari minggu. Hari di mana ia bisa bebas mengekspresikan dirinya di atas kasur bahkan tanpa perlu dibebani oleh sejumlah urusan pekerjaan yang terkadang hampir selalu menyita waktunya. Pria itu menguap. Bukan hanya sekali, melainkan berkali-kali. Jika saja boleh memilih, maka ia tentu akan kembali ke dalam kamar dan merebahkan tubuhnya lagi di atas kasur sambil melanjutkan waktu tidurnya. Namun sayang, dia bahkan sudah berjanji pada sang mama. Hanya karena dia tidak mau disiram air dingin seperti cara Jihan ketika membangunkannya secara paksa, maka Dhafin harus bisa memenuhi permintaan mamanya tersebut dengan tepat dan juga cepat. "Dhafin, kamu sudah s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD