Punishment

1168 Words
Sebenarnya Cerry merasa jika ini sudah keterlaluan, dia tidak ingin lagi berpura-pura menjadi gadis naif yang polos. Sayangnya Scott sedang dalam mode gila yang menginginkan gadis yang super polos. Cerry pun kebingungan bagaimana caranya agar Scott membantunya membalas dendam pada Justine dan Evie. Dia tidak bisa sembarangan membuka kedoknya pada Scott yang sangat menyukai akting. 'Apa yang harus aku lakukan. Aku takut akan salah langkah dan kehilangan dukungan yamg kuat. Aku baru tahu jika dia adalah CEO Anderson, pria tak berperasaan dan dingin. Sangat suka menghancurkan saingannya tanpa ampun.' Meski reputasi Scott sangat mengerikan tapi memang ini yang dibutuhkan Cerry untuk menekan Justine. Pria itu hanya takut pada seseorang yang berada di atasnya. Dan ketika malam tiba, Cerry hanya terdiam. Dia menatap makanan yang ada di depannya sambil melamun. "Daddy, aku merasa tidak nafsu makan, " ucap Cerry. Dia ingin Scott berhenti menatapnya dengan menyelidik. "Kamu harus makan." Demi uang Mr. Crap sebenarnya dia ingin berteriak ' Kau bajin**n sialan yang tidak. punya otak' pada Scott. Sebab ia sekarang menyuguhkan sebuah steak daging yang besar. Akan tetapi penyajiannya dengan menyiramkan wine saat dipanggang. Mustahil-- jika ia melakukannya, secara otomatis Scott akan menendang dirinya atau yang terburuk memberikan tubuhnya pada serigala di hutan. Jadi ia hanya bisa berkata seperti anak kecil yang kebingungan karena ada rasa yang belum dicapai. ''Daddy ~" "Apa yang kau inginkan, Sweety," tanya Scott. Dia sebenarnya ingin menguji kembali kebenaran tentang kelainan Cerry. Jadi ia ingin menggoda baby girls nya untuk mengucapkan kata pemohonan. Lebih tepatnya ia ingin melihat gadis polos ini marah, dan kesal. Biasanya orang akan menunjukkan sifatnya ketika ia marah. "Aku tidak tau Daddy, ini ada rasa yang aneh tapi Cerry tidak tau. " Cerry menggigit bibir bawahnya agar tidak memakinya. Seribu kutukan ia ucapkan di hatinya pada pria yang menurutnya kurang waras ini. Mana mungkin seorang anak kecil memakan makanan yang disiram wine sebagai penyedap. Meski lezat, tapi anak kecil tidak akan menyukainya. Namun di mata Scott, itu semakin menyenangkan. Gadisnya yang polos mungkin akan marah karena kelaparan. "Daddy, daddy, daddy. " Bajingan, kau benar-benar menyiksaku. Agrrhh... "Baiklah sayang, kita selesaikan ini. Aku akan memesankan makanan baru, bagaimana?" Tentu saja bodoh. Aku benar-benar tersiksa sialan... Dia sungguh tidak menyukai semua yang Scott lakukan. Sayangnya Cerry tidak memiliki cara agar bisa balas dendam pada kedua orang itu. Seandainya ada, pasti Cerry tidak akan menempuh cara hina seperti ini. "Daddy kepalaku pusing ... " Bagi Cerry ini alasan bagus sebab tak ada anak yang bisa tahan dengan wine di atas steak, meski alkoholnya menguap karena api. . . . Usai dengan kegiatan makan malamnya, Scott membaringkan Cerry di ranjang dan hanya menutupinya dengan selimut. Dia tidak bukanlah baby sitter yang bisa merawat seorang gadis atau anak. kecil. Jadi jangan pernah mengharap perlakuan lembut seperti pria gentleman pada pria itu. Baginya membunuh jauh lebih mudah dari pada memperlakukan seseorang dengan lembut. Tanpa mempedulikan Cerry yang tergeletak di ranjang, Scott mengambil Wine di bar mini yang berada di pojok ruangan. Dia menenggak cairan penghilang stress itu sambil memandang Cerry dari jauh. "Aku menyukai mu yang polos tapi aku juga ingin membawamu untuk menunjukkan pada khalayak jika Scott memiliki wanita secantik dan semurni peri." Scott berkata pada dirinya sendiri. "Tapi itu hanya akan membawa bahaya padamu, " ujar Scott. "Di dunia kejam dan brutal ini, wanita muda sepertimu hanya akan dilahap pendengki dengan kejam." Scott segera menyusul ke ranjang karena mendengar suara rintihan Cerry. ''Kalian jahat -- kalian pembunuh ibu dan ayah!" "Justine, Evie kalian jahat hik hik." Scott mendengar semua ucapan Cerry ketika tidur. Mata biru gelapnya memandang Cerry penuh anti. 'Apa artinya ini? ' 'Pembunuhan? bukannya Ken masih hidup. Jadi siapa yang di maksud Cerry? " Scott meninggalkan Cerry dan mengambil teleponnya. Rasa penasaran menggelayuti pikiran Scott, instingnya bicara seolah gadisnya memiliki identitas yang tidak biasa. "Josh, segera selidiki masa lalu Cerry. " "..." "Benar, ia gadis yang dijual Ken padaku. " "..." "Aku ingin lusa sudah siap. " Di ranjangnya Cerry membuka mata hijau daun. Sudut bibirnya sedikit tertarik karena reaksi Scott sesuai harapan. Tinggal menghubungkan mereka ke dalam sebuah perseturuan menarik sehingga ia bisa menghancurkan Justine dari dalam. Kemudian memberi pelajaran pada adiknya yang cantik. 'Benar, begitu Scott. Langkah awal harus dimulai dengan informasi yang detail tentang diriku. Dengan begini ikatan tak kasat mata terhubung diantara kalian. Aku akan memastikan jika ikatan itu akan menjerat Justine dan Evie hingga sulit bernafas. ' . . Keesokan harinya, Scott mengambil seorang wanita berumur untuk merawat Cerry. Untuk menghindari konflik ia memecat pelayan wanita yang muda dan memperkerjakan pelayanan tua. Sebagai playboy ia sangat tau betapa mengerikan kecemburuan seorang wanita. Scott tidak ingin Cerry nya terluka oleh wanita pencemburu itu. Sambil memeluk pinggang Cerry, ia mengintruksikan Lely merawat Cerry dengan baik. "Tugasmu memastikan semuanya tersedia dengan baik untuk Cerry. " "Jangan khawatir tuan, anda bisa bekerja dengan tenang. " "Bagus," ucap Scott. " Cerry, Daddy berangkat dan kau baik-baik di rumah. Okey? " "Naik Daddy. " Diikuti oleh beberapa anak buahnya, Scott bergegas menuju mobil. Tubuhnya saat ini penuh dengan senjata yang terselip pada gesper di badannya. Sepertinya ia akan menuju medan perang. Sayangnya, bibi Lely berniat memanfaatkan ketidak normalan Cerry. Wanita tua itu berniat mengambil segala perhiasan Cerry yang berharga mahal. Dia dengan bersemangat memeriksa seluruh kamar Cerry yang mewah. Mengabaikan jika gadis yang seharusnya ia rawat menatap dingin padanya. "Wah ini terbuat dari berlian asli. wah cantik sekali! " Pandangannya kemudian beralih pada Cerry yang diam di ranjang. Dia mendengus. "Benda bagus ini akan sia-sia jika gadis bodoh sepertimu yang memakai nya. " 'Sepertinya aku harus memberinya pelajaran. ' Cerry tersenyum bodoh pada bibi Lely. Bangkit dari ranjang Cerry mengobrak abrik peti besar yang menyimpan mainannya. "Bibi kita main dokter-dokteran yuk? aku dokter dan bibi pasien yang dioperasi. '' Lely mundur beberapa langkah, dia ketakutan melihat Cerry yang tersenyum polos namun membawa pisau bedah dan gunting di tangannya. Demi Tuhan itu pisau asli! "Tidak, tidak tolong! " Lely berlari ketakutan. Namun Cerry tidak melepaskannya. "Bibi ayo main hihihi. " Para penjaga yang berada di luar markas mengira jika Lely dan Cerry bermain dengan semangat. Jadi suaranya berisik. Tidak ada satupun dari mereka yang mencoba melihat apa yang terjadi. "Tidak! " teriak Lely. "Aku ingin main, Bi! " 'Rasakan, kau berani ingin manfaatkan ku maka terima hadiahnya.' Cerry berhasil menangkap Lely. Dengan cepat ia memelintir tangan wanita tua itu hingga ia tersungkur di tanah. Bruk. "Saatnya bermain, ah. Tapi bosan. Aku ingin main lainnya saja. " Cerry melempar pisaunya. Lalu ia mengikat Lelly dengan tali. Kyaaa!! Jeritan Lely akhirnya menarik perhatian penjaga. Mereka masuk ke dalam gedung hanya untuk melihat kondisi Lalu yang mengenaskan tapi lucu. Wajahnya dicoret dengan spidol anti air. Bibirnya di cat merah lalu rambutnya di kepang namun acak-acakan. Penjaga mati -matian menahan tawa melihat ini. Akhirnya mereka pergi mengabaikan jeritan ketakutan Lely. "Jangan pergi! tolong... " "Bibi kau jadi cantik. Ayo kita main lagi. " "Tidaaak! " Teriak Lelly. Dia terus menjerit dan meminta ampun pada Cerry. Sayangnya gadis itu masih ingin terus memberi pelajaran pada wanita serakah sepertinya. tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD