Semua teman-teman Gumelar tidak ada seorangpun yang berkomentar. Mereka mengikuti langkah pemuda itu menuju rumah kecilnya. Rumahnya tidak memiliki beranda berupa bale-bale, seperti di rumah Juhari. Jadi mereka hanya berdiri di depan pintu. Terdengar dari dalam rumah, bapaknya sedang batuk tidak berhenti-henti. Membuat Gumelar menatap kepada semua temannya, seakan meminta pemakluman. Kemudian dia naik lewat glodok rumah dan masuk ke dalam. "Kenapa, Mak? Bapak angot lagi ya, batuknya?" tanya Gumelar masuk ke kamar orang tuanya. "Iya, Gum. Padahal baru kemarin, bapakmu dibawa periksa ke puskesmas." "Gugum bawa aja ke rumah sakit, Mak. Diperiksa secara menyeluruh, biar tahu batuknya bapak ini karena, apa?" "Gak usah, Gum. Bapak hanya sewaktu-waktu aja, batuknya begini." Kali ini pak

