Mehmed, yang saat itu memejamkan matanya, menyadari kehadiran William dan ia memanggil, “Will ... Okano .... ” Suara Mehmed begitu parau dan mata yang setengah tertutup.
Hal itu membuat hati William merasa perih. Dibalik wajah angkuh dan tubuh prima, Mehmed menderita penyakit yang kompleks hingga tahun-tahun ini sering mengalami sakit-sakitan.
William meninggalkan Amy di belakangnya, menghampiri sang ayah dan berkata, “Iya, Pah? Willi di sini.” William menggenggam erat tangan Mehmed.
“Kamu gantikan Papa di kantor Will. Harus sama siapa lagi Papa minta?” ucap Mehmed memohon.
Suaranya bahkan tak terdengar jika berjauhan, napasnya tampak tak teratur.
Melihat ayahnya yang terpasang beberapa selang, membuat hati William teriris dan malah ia yang merasakan sesak di dadanya. Sungguh, ia
