"Apa anda berencana untuk menaiki ranjang saya?" Tanya lelaki itu lagi.
Hembusan nafas yang panas dan sentuhan tangan besar di pipinya membuat sensasi aneh pada tubuh Alycia yang tidak bisa ia mengerti.
"Mengapa saya harus memanjat ranjang Anda? Saya juga punya ranjang. Nyaman besar dan bagus" jawabnya Alycia sedikit memiringkan kepala.
Wajah lelaki itu hanya berjarak beberapa inci dari wajahnya "Tunggu!" kata Alycia dengan tegas. Ada jeda singkat saat gadis itu mengernyit "Apa anda sedang mencoba menggoda saya? Ada apa dengan tatapan anda, uhm... Apa itu disebut tatapan sensual? Tangan anda berada di pipi saya dan anda terlalu dekat dengan saya. Anda bisa diancam hukuman penjara karena melakukan pelecehan seksual dilingkungan perusahaan"
"Uhuk.. Uhuk.. " lelaki itu terbatuk kecil dan sedikit menjauhkan diri dari Alycia "Anda berdandan agar terlihat cantik didepan bos besar?"
Alycia Greene mengangguk "Ya"
"Sekarang anda berada tepat didepannya, lalu apa yang harus anda lakukan?" Tanganya mengangkat alis.
"Oh, tidak ada" Alycia makin bingung. Memangnya apa yang harus ia lakukan saat bertemu bos besar? Menyapa dengan dengan sopan.
Alycia mengangkat kepala lebih tinggi, memandang lelaki itu.
Jadi inilah Joan Montero, dewa yang dibicarakan rekan-rekannya, tapi ia tidak melihat sedikitpun wajah menyeramkan seperti yang dikabarkan, hanya ada seorang lelaki matang dan bisa dibilang sedikit tampan "Tapi, uhmm... Jadi anda bos besar yang dibicarakan? Lalu mengapa anda memangil saya? Bukankah anda sedang melakukan inspeksi, bukankah anda orang sibuk. Lalu untuk apa anda bicara dengan topik yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan dengan saya?" cecarnya dengan banyak pertanyaan.
Joan Montero kehabisan kata-kata. Hanya wanita ini yang berani menanyainya, wanita pertama yang tetap tenang digoda, wanita yang malah balas melototinya.
Tidak ada rasa bersalah diwajahnya atau ketakutan. Hanya kebingungan dan kebingungan penuh. Dengan santai wanita itu merogoh sakunya dan melirik ponselnya.
"Mom" pekiknya menempelkan ponsel ditelinga penuh dengan kegembiraan dan melupakan dimana ia berada, melupakan seorang Joan Montero yang memandangnya.
Joan Montero mendesah kecil, ia boleh sudah melewati usia tiga puluh, tapi apakah ia sudah kehilangan ketampanan masa mudanya? Apakah ia tidak lagi menarik dimana wanita sehingga wanita ini hanya menganggapnya sebagai udara?
"Benarkah dia disini? Benarkah? Dia sendiri? Tidak ada istri rubahnya?" suara penuh kebahagian itu terdengar jatuh sekali lagi dan limpahan kebahagiaan lebih besar.
Dia? Apakah dia yang dimaksud seseorang yang sudah punya istri?
Setelah jeda singkat suara itu terdengar lagi "Baik.. Baik.. Aku akan ke bandara sekarang"
Alycia yang masih dalam kesenangan tiba-tiba mengangkat kepala, menyadari tatapan Joan Montero yang tertuju padanya "Ehm... Bos, jika tidak ada lagi, bolehkan saya kembali?" tanyanya ragu-ragu.
Joan Montero tidak menjawab hanya mengeryit.
Diam berarti, iya.
Tidak lagi menunggu jawaban, Alycia keluar dari kantor Lelaki itu seperti angin.
Semakin menarik.
Joan Montero mengangkat teleponnya "Ikuti dia"
Setelah memberikan perintah Joan Montero memejamkan matanya, menutupi kilasan kesuraman dan kekejaman dimatanya yang sedari dia coba sembunyikan, juga mencoba mengurangi perasaan itu.
Perasaan tidak nyaman yang kembali merangkak sewaktu-waktu.
Dia telah mencoba mengurangi rasa malu itu selama 25 tahun.
Meski banyak orang sudah sudah melupakan fakta bahwa dia sudah menjadi ayah pada usia 13 tahun.
13 tahun!!
Masa ketika anak-anak lain tengah berlarian di lapangan dan asyik bermain berbagai game naif.
25 tahun yang lalu adalah noda terbesar dalam hidupnya. Rasa malu keluarganya dan awal jatuhnya konsorsium Montero dan butuh 25 tahun kerja keras untuk memperjuangkan kembali.
Meski Konsorsium Montero telah menjadi salah satu bisnis paling berpengaruh di Estan, rasa malu itu tidak akan pernah hilang dalam hidupnya.
Dan dia tidak akan pernah lupa penghinaan yang di terimanya selama 25 tahun.
"Alycia Greene" Joan Montero bergumam "Grene! GRENE! GREENE!!!" Ulangnya dengan sorot mata menyeramkan.
Lima tahun yang lalu ia mengetahui fakta bahwa wanita itu yang dikirim kepadanya, Maria, yang juga ibu putranya, berkaitan dengan Secret Garden, salah satu organisasi bawah tanah Estan yang di kendalikan keluarga misterius terkenal, Greene.
Sumber energi perusahaan dan koneksinya sudah menyelidiki selama lima tahun, akan tetapi Secret Garden bagai pagar besi tinggi yang kokoh dan sulit di selundupkan.
Semakin dalam penyelidikannya, semakin ia menyadari dalamnya rawa lumpur Secret Garden dan semakin menakutkan kekuatan di belakangnya, yang bahkan bisa mengendalikan ekonomi negara sebesar dan semaju Estan.