CHAPTER 10

1236 Words
Happy Reading guysss ^_^ *** Chrystalline Tan sedang menyuapkan sesendok brownies ke mulutnya kala sang mama menghampirinya. Mamanya itu langsung mengambil posisi duduk tepat di depannya. Bahkan dia juga meraih sebuah majalan fashion, persis seperti yang dilakukan oleh Chrystal. Chrystal mengakui kalau hubungannya dengan kedua orang tuanya hanya sekedar baik. Tapi meskipun begitu Chrystal masih paham etika dasar seorang anak apabila bertemu dengan kedua orang tuanya. Pada akhirnya dia menyapa, meski dengan nada yang acuh tak acuh. “Hai, Ma. Kupikir kalian punya tamu, lalu kenapa Mama tidak bergabung dengan Papa?” Sang ibu melirik putrinya secara sekilas, lalu berfokus lagi pada majalah yang dibacanya sambil berujar, “Ada kalanya kita tidak perlu tahu apa yang sedang Papa dan kolegamu bicarakan Chrys. Apalagi kalau itu hanya obrolan ringan. Hanya buang-buang waktu.” Seperti inilah keluarganya. Semuanya sangat serius pada bisnis, tidak seperti dirinya. Mendiang kakaknya pun seperti itu juga. Chrystal mengangguk-angguk seolah-olah dia paham. Atau lebih tepatnya dia juga tidak peduli. Setelah itu hening. Ya, hening. Bukankah Chrystal sudah mengatakan kalau dia hanya paham etika dasar seorang anak apabila bertemu orang tuanya? Dan inilah etika dasarnya. Ketika etika dasarnya sudah terlaksana, tentu saja Chrystal diam. Dia tidak punya minat untuk mengobrol lebih jauh karena paham akan ke mana akhirnya percakapan mereka tersebut. “Lalu bagaimana dengan kabar kamu sendiri, Chrys? Apa kamu sudah bosan bermain-main di Amerika? Belakangan ini ada banyak kabar simpang siur tentang kamu. Katanya kamu sudah memindahkan sebagian barang kamu ke apartemen Christopher –apa benar begitu, Chrys?” Tangan Chrystal yang sedang membolak-balikkan majalah yang dipegangnya langsung terhenti begitu saja. Perlahan-lahan matanya menatap sosok sang ibu yang mampu berujar seperti itu di saat matanya sibuk mengawasi trend fashion terbaru dari majalah yang dipegangnya. Sang Mama sedang ingin menginterogasinya. “Mama senang kalau pada akhirnya kamu berhenti bermain-main. Tapi Mama tidak akan senang kalau kamu melakukan itu demi Christopher.” sang ibu –Chelsea Yu- menambahkan dengan suara yang penuh dengan peringatan. Chrystal terkekeh sekilas. Dia menutup majalah yang ada di pangkuannya untuk kemudian memberikan fokus sepenuhnya pada sang ibu. Dia siap untuk beradu mulut dengan sang Mama. “Aku rasa aku belum selesai bermain-main, Ma. Aku belum siap melepaskan semua kesenangan ini.” Dan Chrystal berhasil menghancurkan ketenangan sang mama. Mama Chrystal langsung menatap putrinya dengan dengusan pelan. “Mau sampai kapan, Chrys? Kamu lupa kalau kamu adalah satu-satunya pewaris Keluarga Tan? Apa kamu juga lupa kalau kelak kamu akan mewarisi seluruh aset Keluarga Tan, termasuk perusahaan yang saat ini dipimpin Papa kamu?” Chrystal menghela napas pelan. “Tentu saja aku ingat, Ma. Tapi tidak bisakah posisi CEO itu diberikan pada orang lain yang lebih berkompeten? Aku tidak merasa bisa mengelolanya sebaik Papa mengelola perusahaan. Berkali-kali aku bilang kalau perusahaan bukanlah passion-ku.” “Tentu saja bisa, Chrystal, tapi apa kamu pikir akan semudah itu?” “Dan kenapa itu bisa jadi sulit, Ma? Bukankah itu untuk kebaikan semua orang?” Chrystal mencoba untuk menyampaikan pendapatnya. “Kita tidak membicarakan satu atau dua orang yang hidup di bawah naungan perusahaan kita. Ada banyak orang. Dan membiarkan perusahaan hancur di bawah tangan orang sepertiku –tidakkah itu terdengar kejam?” “Memangnya kamu mau menghancurkan perusahaan kita, Chrys?” Dan Chrystal langsung terdiam mendengar pertanyaan tak masuk akal itu. Pada akhirnya dia selalu terpojok. Dia mendengus. Melihat reaksi sang putri, Chelsea Yu langsung menutup majalah yang tadi dibaca olehnya. Dia letakkan majalah itu ke atas meja. Fokusnya kini tertuju pada sang anak yang terlihat seperti anak yang ketahuan akan membangkang dan sedang panik. “Chrystal, itu adalah perusahaan keluarga. Dan sudah seharusnya orang dari keluarga kita yang menduduki posisi tertinggi dalam piramida perusahaan. Setidaknya itulah yang terjadi selama kakek dan papamu masih hidup.” “....” “Mama tahu ini berat, sayang, tapi inilah resiko yang harus ditanggung oleh kamu sebagai satu-satunya ahli waris Keluarga Tan. Kamu tidak akan bisa mengelak, Chrys.” Chrystal tidak pernah minta untuk dilahirkan sebagai ahli waris Keluarga Tan, lalu kenapa dia yang harus menanggung semua ini? batin Chrystal memberontak. Tapi bagaimana pun juga dia tidak bisa mengatakannya secara gamblang di saat dia menikmati segala kemudahan yang didapatnya sebagai satu-satunya ahli waris Keluarga Tan. Pada akhirnya Chrystal hanya bisa bungkam –seperti biasanya. Hidupnya memang seperti ini dan akan terus seperti ini. Jadi daripada dia meratap, lebih baik dia menegarkan hatinya untuk menerima semuanya dengan lapang d**a. Inilah harga yang harus dia bayar atas semua kenikmatan yang dia dapat sebagai satu-satunya keturunan Keluarga Tan. “Karena itu Mama berharap kamu menemukan pria yang mencintai kamu dengan sepenuh hati. Kalian akan menikah dan mengurus perusahaan bersama-sama. Tidak seperti kamu dan Christopher.” sang ibu menambahkan dengan kalimat sinis di akhir kalimatnya. Chrystal hanya bisa menghela napas. Lagi-lagi pernikahannya tersudut, batinnya dengan muram. “Lalu kapan kamu akan bercerai dari Christopher, Chrys?” Dan helaan napas Chrystal semakin berat saja. Perempuan yang sudah berada di usia tiga puluhan itu langsung tersenyum kecut. Perceraian adalah hal yang sangat sensitif, tapi untuk kasus Chrystal kabar tentang perceraiannya tak jauh berbeda dengan menanyakan kabar sehari-hari. Semua itu lumrah di keluarganya. “Enam bulan lagi, kalau tidak salah.” Chrystal menjawab dengan acuh tak acuh. Dia sudah muak. “Itu sudah dekat. Lalu kenapa sekarang kamu masih bermain-main dengan Christopher, Chrys? Bahkan kamu memutuskan untuk tinggal serumah dengan dia selama di Indonesia.” Chrystal menunduk ketika apa yang sudah menjadi keputusannya dikritik oleh ibunya. Dia ingin marah, tapi Chrystal berusaha meredamnya. Bertengkar dengan ibunya bukanlah pilihan yang baik. Pada akhirnya Chrystal akan dihadapkan pada kenyataan bahwa dia sudah salah besar karena sudah melakukan hal ini. “Daripada dengan Christopher, kamu bisa tinggal di rumah ini. Atau kalau kamu mau menyendiri, kamu bisa memakai apartemen lama kamu. Bahkan kalau terlalu malas, kamu bisa tinggal di hotel. Ada banyak pilihan, tapi kenapa harus dengan Christopher, Chrys?” protes sang ibu. “Dia suami aku, Ma.” Hanya itu yang bisa dijawab oleh Chrystal. Dan terlihat jelas kalau Chelsea Yu tidak puas dengan jawaban anak satu-satunya tersebut. “Tapi kalian akan bercerai.” “Tapi itu masih enam bulan lagi.” Chelsea Yu memalingkan wajahnya dengan ekspresi mengejek. “Jangan bilang ini yang kamu maksud kalau kamu belum selesai bermain-main. Kamu belum ingin melepaskan Christopher. Kamu masih mengharapkan Christopher. Apa tebakan Mama benar, Chrystalline Tan?” Chrystal terdiam yang menandakan kalau semua perkataan sang mama adalah benar adanya. Chelsea menghela napas penuh ironi. “Mau sampai kapan kamu akan memperjuangkan dia, hah?” tanya sang mama dengan nada suara yang mulai tidak sabaran. “dia bahkan tidak melihat kamu sama sekali, Chrystalline.” tambahnya tanpa mempedulikan kalau kalimatnya mungkin saja sudah sangat keterlaluan. Tapi itu kenyatan yang sebenarnya. “Aku tahu, Ma. Tapi membiarkan semuanya berakhir seperti ini juga bukan hal yang mudah. Aku tidak bisa,” lirih Chrystal untuk menarik simpati mamanya. Kemudian dia melanjutkan dengan hati yang dia kuatkan. “dalam beberapa bulan ini aku akan mengubah Christopher menjadi suamiku. Benar-benar suami yang mencintai aku –aku bersumpah. Dan kalau aku gagal, aku akan menyerah. I’m done.” Chelsea terlihat terkekeh atas jawaban putrinya. Kata-kata putrinya terdengar tidak asing yang menandakan kalau dirinya sudah sering mendengar kalimat seperti itu. Hasil akhirnya? Tentu saja tidak ada. “Memangnya kamu punya rencana apa lagi, Chrys?” kata sang Mama dengan suara meremehkan. “Kesempatan akan datang. Mama percaya saja padaku.” jawab Chrystal dengan ekspresi percaya diri ke arah sang mama. TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD