BAB 53

1106 Words

Mata Kafka membulat, pipinya kini memerah karena tamparan yang baru saja pak Alhusayn layangkan. "Sejak dulu sampai sekarang, Ayah emang selalu seperti ini. Awalnya aku berpikir, Ayah seperti ini karena Ayah lebih percaya sama aku untuk menceritakan segala keluh-kesah Ayah dalam hal apa pun; tak terkecuali tentang sikap kak Yusuf yang selalu Ayah katakan untuk dimengerti. Jadi, kapan tiba saatnya aku yang dimengerti, Ayah? Kenapa selalu kak Yusuf yang Ayah prioritaskan, bukankah itu salah satu bentuk pilih kasih?" Wajah Kafka sekarang sudah memerah. Andai saja yang menampar itu bukan ayahnya, mungkin orang itu sudah ia tampar balik. Kafka ini paling tidak suka dengan kekerasan, kalau ada orang yang berbuat kasar terhadapnya ia selalu berkeinginan untuk membalasnya. Pak Alhusayn sampai ti

New users can unlock 2 chapters for free!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD