Prolog

1530 Words
Happy reading!! _______________________ Sore itu, Ariel sudah berada di lobby gedung majalah mode. Hari ini dia ada jadwal pemotretan, mungkin kalian berpikir kalau Ariel adalah seorang model, tapi itu salah dia seorang fotografer. Melihat tampilan santai, dan terkesan maskulin jelas saja orang yang melihat berpendapat kalau dia bukan model. Iya Ariel memang selalu tampil maskulin, terkesan tomboy begitu karena dia merasa nyaman. Ariel segera melangkah kakinya masuk ke dalam lift, pada jam begini lift lumayan sepi, karena bukan jam sibuk. Saat lift berhenti di lantai 7, Ariel segera keluar dari lift. Saat Ariel berjalan menuju salah satu ruang pemotretan di lantai 7 itu, tiba tiba Ariel menabrak seseorang, akibat dia berjalan cepat dan tidak memperhatikan. " maaf!!" kata Ariel, meminta maaf Pria yang dia tabrak menatap dingin ke arah Ariel, lalu pergi begitu saja meninggalkan dia. Ariel membuang napas.. " hufft.. " sudahlah!" kata Ariel, lalu Ariel pergi ke ruang pemotretan yang terletak di ujung.. Saat Ariel masuk, dia sudah di sambut oleh beberapa staff yang sudah menunggu dia. Tapi Ariel harus menunggu model yang masih di make up. " selamat sore semua!!" sapa Ariel. " Riel, tadi bu Jeani cari kamu.." kata Billy, dia adalah salah satu staf. " cari? Ada apa ya?" tanya Ariel, " aku juga gak tahu, dia gak bilang apa apa.. " o, ya sudah nanti selesai pemotretan saja, aku keruangannya.. Lalu model keluar dari ruang make up, lalu mereka mulai bekerja. Model mulai di arahkan oleh Ariel, ya Ariel adalah salah satu fotografer majalah mode itu. __________________________ Malam itu, selesai pemotretan Ariel masuk ke dalam lift, dia berencana bertemu dengan Jeani sahabat sekaligus bos nya. Jeani adalah CEO majalah mode tempat dia bekerja, tapi juga sahabatnya sejak kuliah dulu. Keluar dari lift, Ariel segera masuk ke dalam ruangan Jeani, tanpa mengetuk pintu Ariel langsung masuk. " Riel, bagaimana pemotretan tadi?" tanya Jeani, yang masih duduk di kursi kebesarannya. " sudah selesai.." jawab Ariel " ada apa tadi kamu cari aku?" tanya Ariel. " aku bisa minta tolong.. " tolong apa dulu?" tanya Ariel, tanpa menyetujuinya. " ikut aku!" ajak Jeani, yang segera menarik tangan Ariel, agar mengikuti dia. Dengan pasrah Ariel mengikuti Jeani, masuk ke dalam lift, dan turun ke basemant. " sabar dulu Jean.." yang menghentikan langkah Jeani. " sebenarnya kita mau kemana?" tanya Ariel. " jemput kakak aku.." jawab Jeani. " jemput? Memangnya dia ada dimana?" tanya Ariel. " dia ada klub malam." jawab Jeani. " lah ngapain kamu jemput dia? Bukannya biasanya kamu cuek saja dengan dia.. " masalahnya papa dan mama minta aku jemput dia.. " tadi pagi papa dan mama sampai di New york, mereka sempat bedebat dengan Javier karena masalah kelakuan buruknya.. " buruk? " ya kamu tahu sendiri, kalau kakak aku tuh playboy, tidak jelas yang mana pasangannya. Orangtuaku ingin dia tidak mementingkan kesenangannya, mereka ingin menggendong cucu.." cerita Jeani. .... Ariel cuma mengangguk saja, dia tidak peduli karena itu urusan keluarga sahabatnya. Tit...tit.. Bunyi notifikasi SMS masuk di ponsel milik Jeani.. " ayo temani aku!" ajak Jeani, yang sudah berdiri dari kursinya, lalu mengambil kunci mobil yang ada diatas meja, dan tasnya. " memangnya kita mau kemana?" tanya Ariel, yang berdiri dan memandang sahabatnya. " aku tahu dimana kakakku yang nakal itu.. Ariel mengikuti Jeani keluar dari ruangannya, mereka masuk lift dan langsung menuju basemant. Ariel membawa mobilnya sendiri, begitupun Jeani. Sebenarnya Jeani ingin Ariel naik mobilnya saja, dan meninggalkan mobil Ariel di basemant, cuma Ariel tidak mau dengan alasan setelah menjemput Javier, dia langsung pulang ke Apartemennya. ________________________ Sampai di salah satu klub malam, Jeani dan Ariel masuk ke dalam klub malam itu. Awalnya Ariel tidak ingin masuk, cuma Jeani memaksa Ariel menemani dia masuk ke dalam dengan alasan dia takut sendiri. Mulai mereka berdua mencari Jevier, pakaian Ariel yang tidak mencolok, justru lebih kepada pria di banding wanita. Sehingga Ariel terlihat seperti pasangan Jeani, makanya mereka tidak di ganggu oleh pria p****************g. Ariel menatap dari kejauhan, terlihat pria yang cukup familiar baginya. Ya walaupun Ariel tidak pernah bertemu langsung dengan Jevier, cuma dia tahu wajah Javier, karena salah satu fotonya ada diruangan Jeani. Ariel memanggil Jeani, tapi ternyata Jeani sudah tidak disampingnya, dia melirik kanan kirinya, wanita itu tidak ada, cuma orang orang yang tidak di kenalnya. " hufftt.. " wanita itu dimana sih? Pake acara menghilang.." ngomel Ariel.. Tapi tatapan Ariel masih tetap ke arah Javier, yang duduk di antara wanita w***********g. Ariel mendekati ruangan VIP Javier, pintunya memang dibiarkan terbuaka. Ariel memandang ke dalam, terlihat Javier sudah mabuk berat.. Ariel memutuskan menghubungi Jeani, karena tidak mungkin kan dia membatu pria itu sendiri.. " halo.. " jean, kakak kamu di ruang VIP ni,, kamu dimana? Cepat kesini.. " oke, aku sudah minta tolong beberapa bodyguard klub untuk masuk ke dalam, kamu tunggu saja disitu.. " oke kalau begitu.. Saat ponsel di matikan, tidak berapa lama dua bodyguard klub datang. Kemudian mereka membantu Javier jalan, Javier yang sudah mabuk berat sudah merancau kata kata yang tidak jelas. Sampai di depan mobil pribadi Javier, salah satu bodyguard mencari kunci mobil di dalam saku Javier. Tapi sayang tidak dapat, Ariel berpikir sejenak.. " kalian ikut aku!" kata Ariel, lalu berjalan menuju mobilnya, kemudian Ariel membuka pintu dan Javier di bantu masuk ke dalam mobil, Javier di dudukan di kursi belakang. " oiya kalian berdua lihat cewek yang tadi minta tolong?" tanya Ariel, yang mengira Jeani menunggu di depan mobil Javier, tapi ternyata Jeani tidak ada. " oiya tadi nona itu mengatakan dia harus pergi bertemu klien, karena itu dia titip kakaknya pada anda, tolong diantar sampai rumah." kata salah satu bodyguard. " hufftt... " aku sudah curiga,, dia selalu saja lepas tanggung jawab begitu saja.." kesal Ariel, karena bukan sekali Jeani bersikap begini, tapi berulang kali. Dan selalu saja Ariel yang harus menyelesaikannya.. " oke,, thank you!" kata Ariel, " oiya aku titip mobil pria ini disini, besok pagi pasti dia datang kesini.." kata Ariel, lagi. kemudian mereka pergi meninggalkan Ariel dan Javier yang sudah tertidur. " hufft.. " merepotkan saja.." bisik Ariel, yang menatap pria yang terlihat tampan dan damai saat tertidur. Kemudian Ariel mengendarai mobilnya menuju penthouse mewah milik Javier. Sampai di halaman parkir, Ariel meminta salah satu penjaga membantu Javier berjalan, karena Ariel jelas kewalahan kalau sendiri walaupun Javier sudah setengah sadar, tapi tetap saja tidak bisa jalan dengan normal. Setelah jari Javier terbaca komputer, dan mereka sudah masuk. Segera mereka meletakkan Javier di atas tempat tidur. Penjaga itu pamit, Ariel menyelimuti Javier. Kadang kadang Javier masih merancau tidak jelas.. Ariel keluar dari kamar Javier, dia sangat lelah, dia ingin segera pulang. Makanya dia segera bergegas ingin keluar dari penthouse itu, tapi saat Ariel memegang gagang pintu dan ingin membukanya, pintu itu tidak terbuka. Ariel berusaha membukanya, tapi tetap saja pintu itu tidak terbuka. Ariel tidak bisa menyentuh layar monitor, karena sidik jari tidak terbaca. Ya jelas saja tidak terbaca, karena dia bukan pemilik penthouse ini. Akhirnya Ariel menyerah, dia memutuskan mengistirahatkan tubuhnya diatas sofa panjang, di ruang tamu. Ariel ketiduran, karena memang dia sudah lelah, sampai ponselnya yang berbunyi pun, tidak dia dengar lagi. ________________________ Pagi hari, matahari sudah bersinar dengan hangat, dan bunyi beberapa burung di luar. Tapi tetap saja dia manusi tidak bangun dari tidur mereka, mungkin mereka terlalu lelah. Tapi tiba tiba ada suara ribut terdengar di telinga Ariel, jelas saja Ariel bangun.. " Ariel.. " Ngapain di penthouse Javier?" Tanya seorang wanita paruh baya, yang jelas saja mengenal Ariel.. Ariel yang baru saja bangun, menatap orang berdiri di depannya, dia mendongak, menatap lekat agar matanya terbiasa. " Tante Eva.. " Kaget Ariel, yang segera bangkit dari tidurnya dan berdiri, merapikan rambutnya yang jelas saja acak acakan.. Lalu Jeani tiba tiba masuk dari pintu, dan menatap Ariel lalu tersenyum.. " Mama, jangan bingung.. " Kemarin aku minta tolong Ariel bawa pulang Javier kesini... " Kata Jeani, menerangkan.. " Kok jadi Ariel yang bawa pulang, memang kamu kemana? Dan kakakmu kenapa sampai harus Ariel yang antar.. " Tanya tante Eva yang adalah Ny. Lauder, yang butuh penjelasan. " Kak Javier mabuk berat, dan aku tidak bisa mengantar kakak, karena ada klien yang harus aku temui. Makanya aku minta tolong Ariel mengantar kakak ke penthouse. " Jelas Jeani. " Tapi Ariel kok kamu disini?" Tanya Jeani.. " Harusnya tadi malam aku pulang, tapi pintu itu tidak mau terbuka. Makanya aku akhirnya menginap disini.. " Jawab Ariel.. " Tapi kalian tidak melakukan itu.. " Tante tenang saja aman.." Jawab Ariel, yang merinding dengan pertanyaan ny. Lauder " Melakukan itu juga tidak papa, iyakan ma.. " Kata Jeani, menatap mamanya. " Iya mama tidak masalah, malah Javier mama suruh nikah sama Ariel.. " Kata ny. Lauder " Ha.. " Tante tidak perlu repot repot, tidak ada yang terjadi.. " Kata Ariel.. " Tapi masalahnya.. " Mama.. " Jeani, ngapain disini? " Tanya Javier, yang berjalan ke mamanya, dengan wajah mengantuknya.. " Bagus kalau kamu sudah bangun!!" Kata ny. Lauder " Kita harus bicara.." Tegas ny. Lauder. Seketika itu, mengantuk Javier hilang, dan dia juga baru sadar kalau ada cewek lain disini, cewek yang tidak dia kenal. Nada tegas Ny Eva Lauder, ibu kandung dari Javier dan Jeani sangat menakutkan, Javier tahu kalau pasti ada masalah, sehingga membuat mamanya berubah tegas...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD