Melamar Kerja

1354 Words

Cinta bangkit dari sujud panjangnya. Dilihat jam di atas nakas. Pukul sembilan. Ia sangat yakin setelah percakapan antara dirinya dengan Athala --suaminya-- kini pria itu sudah meninggalkan apartemen dan menuju tempat ia bekerja. Sisa-sisa kesedihan masih nampak di wajahnya. Segera ia pergi ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamar. Ia cuci muka yang terlihat jelek di matanya. Mata sembab dan hidung berair, sungguh sebuah penampakan yang tidak layak dilihat. "Sejauh apa aku harus bertahan? Tentu hatiku yang paling tahu." "Ya Allah, jika ini lika-liku kehidupan pernikahan yang harus hamba lalui, bantulah hamba agar bisa menghadapi semuanya." Suara hatinya terus saja berkata, entah menyemangati atau membuatnya down. Namun yang pasti, ia kini tidak akan segan untuk berani mengungkapkan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD