Part 2

2103 Words
“Yaudah Rigel, kamu mau makan apa sayang? Mau nasi goreng sandwich, atau roti selai?” tanya Mama Rigel. “Rigel mau Roti Selai aja mah” jawab Rigel. “Mau makek selai apa sayang? Biar mama buatin” ujar Mama Rigel. “Rigel mau selai cokelat mah” jawab Rigel. “Yaudah mama buatkan dulu ya” jawab Mama Rigel lalu membuatkan roti selai untuk Rigel. Setelah berhasil membuat roti selai, akhirnya mamanya memberikan roti tersebut kepada Rigel. Selain roti, mamanya juga membuatkannya s**u. Rigel pun memakan makanannya yaitu Roti selai cokelat dan s**u buatan mamanya. Setelah selesai makan, akhirnya saat yang ditunggu-tunggu oleh Mama, Papa, dan Orion sedari tadi pun tiba, yaitu saat dimana Rigel akan mengutarakan jawabannya. “Jadi gimana sayang?” tanya Mama Rigel. “Mama janji kan kalo Mama ga akan bilang apa-apa ke Luna sama Genta kalo Rigel setuju buat periksa?” tanya Rigel kepada Mamanya. “Iya sayang mama janji sama kamu” ujar Rigel. “Rigel mau mah” ujar Rigel yang membuat semuanya bahagia karena akahirnya Rigel mau untuk di periksa oleh psikolog. “Akhirnya kamu mau juga Rigel sayang” jawab Mamanya. “Kalo gitu nanti pulang sekolah ya kita ke rumah sakit yang kemarin lagi ketemu sama psikolog di rumah sakit itu” ujar Mama Rigel menambahkan. “Iya mah” jawab Rigel. “Yaudah mah, Orion sama Rigel sekarang berangkat dulu yaa” ujar Orion kemudian pamit kepada Mama dan Papanya. Hari ini Rigel berangkat sekolah seperti biasanya diantarkan oleh supirnya dan bersama dengan Orion. “Bang, abang janji kan ke Rigel kalo abang ga akan ngomon apa-apa ke Genta sama Luna?” tanya Rigel. “Iya Gel, abang janji” jawab Orion. Semoga aban bisa nepatin janji abang ya Gel, tambah Orion dalam hati. Setelah menempuh waktu 30 menit, akhirnya mereka pun sampai di SMP BIRU JAYA. Rigel pun berjalan menuju ke kelas Luna. Untuk melihat Luna di pagi hari. Setelah sampai di kelas Luna, Rigel pun masuk ke dalamnya dan menemukan Luna sedang berbincang-bincang dengan teman-teman Luna. “Pagi Luna” sapa Rigel sembari mendekati Luna. “Pagi Rigel” sapa balik Luna ketika melihat Rigel. “Kamu udah makan Na?” tanya Rigel kepada Luna. “Udah dong, Kamu sendiri udah makan kan Rigel?” tanya balik Luna. “Udah juga dong” ujar Rigel. Lalu mereka pun mengobrol bersama. Sampai akhirnya bunyi bel menghentikan obrolan mereka. Rigel berpamitan kepada Luna, karena Rigel akan pergi ke kelanya. Rigel juga bilang kepada Luna bawa nanti Rigel akan menjemput Luna untuk pergi ke kantin. Pembelajaran hari ini pun dimulai. * Bel istirahat pertama pun akhirnya berbunyi. Seperti janji Rigel tadi, Rigel pun menjemput Luna di kelasnya. “Ayo Na, kita ke kantin” ajak Rigel kepada Luna. “Iya Gel” jawab Luna. Sesampainya di kantin, mereka duduk bersama Tania, Ariel, dan Genta. Mereka memesan makanan di beberapa warung yang ada di kantin tersebut, setelah makanan sampai, mereka pun memakan makanan tersebut sembari mengobrol bersama. “Rigel, nanti ikut yuk” ujar Luna. “Hah ikut kemana?” tanya Rigel yang sedari tadi melamun. “Ihh kamu tadi ga dengerin yaa, aku sama yang lainnya mau pergi ke Mall abis pulang sekolah” ujar Luna. “Oh ke Mall. Pulang sekolah? Maaf Na aku ga bisa ikut. Nanti biar kalian sama Genta aja ya biar di jagain sama Genta” ujar Rigel. “Emangnya kamu mau kemana Gel?” tanya Luna. “Ah aku udah ada acara sama Mama” ujar Rigel. “Ohh iyaa, yaudah itu di makan lagi Gel” ujar Luna. Akhirnya makanan mereka pun sudah selesai dan kembali ke kelas mereka karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Di depan kelas Luna, Rigel pun mewanti-wanti Luna agar terus berhati-hati. “Pokoknya nanti jangan sampe ngilang dari Genta yaa. Hati-hati ke sananya nanti” ujar Rigel kepada Luna. “Iya sayang” jawab Luna. “Yaudah aku ke kelas dulu ya” ujar Rigel lalu meninggalkan kelas Luna. * Bel pulang sudah berbunyi, Rigel dan Orion pun berjalan menuju ke gerbang sekolah. Setelah melihat mobil jemputan mereka, akhirnya Rigel dan Orion pun berangkat menuju ke rumah sakit. Mama dan Papa mereka sudah menunggu disana. “Rigel kamu udah yakin kan sama keputusan kamu?” tanya Orion. “Iya bang” jawab Rigel. Semoga kamu ga papa ya Gel, batin Orion. Mereka pun akhirnya sampai juga di rumah sakit, mereka berjalan dan memasuki bagian psikologi, di dekat pintu ruangan psikolog terdapat Mama dan Papa mereka yang sudah menunggu kedatangan mereka berdua sembari duduk di kursi yang ada. “Akhirnya kamu datang juga sayang” ujar Mama Rigel dengan perasaan gembira menyambut Rigel dan Orion datang. “Iya Mah” ujar Rigel. “Kalian udah makan belum?” tanya Mama Rigel. “Belum Mah” ujar Rigel. “Yaudah kalian ke kantin dulu gih, giliran Rigel masih satu lagi biar Papa sama Mama yang nunggin” ujar Papa Rigel. “Siappp pah” jawab Rigel dan Orion. Rigel dan Orion pun pergi menuju ke kantin rumah sakit, disana banyak sekali warung yang menjajakan makanan sehat. “Kamu mau makan apa Gel?” tanya Orion. “Rigel mau makan burger aja bang” ujar Rigel. “Yaudah kamu tunggu disitu ya, nanti Abang beliin” ujar Orion sembari menunjuk meja yang kosong. Orion pun pergi untuk membeli makanan, sedangkan Rigel duduk menunggu Orion membeli makanannya. Tak beberapa lama kemudian, akhirnya Orion tiba di meja Rigel dengan membawa dua burger dan juga jus jambu. “Makasih bang” ucap Rigel. “Iya sama-sama. Di makan keburu dingin nanti” jawab Orion. “Iya bang” ujar Rigel. Rigel dan Orion pun makan bersama di meja kantin rumah sakit. Setelah selesai makan, mereka berdua pun memutuskan untuk langsung kembali ke tempat di mana papa dan mamanya berada, yaitu di ruangan bidang psikolog. Setelah sampai, ternyata pas sekali dengan giliran masuk Rigel. “Udah giliran kamu sayang” ujar Mama Rigel. “Rigel masuk dulu ya Mah, Pah, Bang” ujar Rigel yang mendapat anggukan dari ketiga orang tersebut. Rigel pun masuk ke ruangan Psikolog. Rigel ditanyai mengenai beberapa hal oleh Psikolog tersebut. "Baik Rigel, sekarang saya panggil keluarga kamu dulu ya" ujar Psikolog yang bernama Frans itu. "Om, tapi aku ga gila kan om?" tanya Rigel dengan panik. "Enggak, Rigel" jawab Om Frans. Keluarga Rigel pun sekarang sudah berada di dalam ruangan. "Jadi begini Pak, Bu, Rigel mengalami Bipolar Disorder dan Anxiety Disorder" ujar Om Frans. "Itu bukan penyakit gila kan om?" tanya Rigel setelah didiagnosis mengalami Bipolar Disorder dan Anxiety Disorder. "Sayang, dengerin dulu ya Om Frans ngomong" ujar Mama Rigel. On Frans pun melanjutkan pembicaraannya tadi. "Jadi Bipolar Disorder atau yang juga dikenal sebagai gangguan bipolar adalah suatu kondisi mental yang menyebabkan terjadinya perubahan mood yang ekstrem. Hal ini membuat orang yang memiliki gangguan ini dapat berubah perasaan secara tiba-tiba dari sangat bahagia (mania) menjadi sangat sedih (depresi). Sering kali, di antara perubahan keduanya, pasien tetap mengalami kondisi mood yang normal. Biasanya mood penderita sangat susah untuk diatur" ujar Om Frans. "Terus yang Anxiety Disorder?" tanya Papa Rigel. "Anxiety disorder adalah gangguan kecemasan yang tak wajar dan termasuk penyakit mental yang cukup serius. Bahkan rasa khawatir dan takut berlangsung terus menerus dan sangat hebat sehingga tidak bisa dikendalikan." terang Om Frans. "Terus gimana cara pengobatannya ya om?" kali ini Orion ikut berbicara. "Bisa dilakukan dengan terapi dan juga minum obat jika sedang kambuh. Tapi untuk obat saya tidak bisa memberi. Nanti akan saya sambungkan ke Psikiater kenalan saya." ujar Om Frans. "Om tapi aku bisa sembuh kan om?" tanya Rigel. "Sampai saat ini Bipolar Disorder dan Anxiety Disorder tidak bisa disembuhkan. Hanya saja bisa di atur agar tidak terlalu menganggu kehidupan sehari-hari" ujar Om Frans. "Luna" ujar Rigel lirih. Mereka pun sehabis itu langsung disambungkan ke psikiater kenalan Om Frans bernama Om Adi. Setelah bertemu dengan Om Frans, Rigel dan keluarganya pun langsung menuju ke tempat praktek Om Adi. Om Adi memberikan 4 obat yang harus diminum Rigel setiap harinya. Setelah itu, Rigel dan keluarganya pun memutuskan untuk pulang kerumah. "Mah, Rigel takut. Pasti Luna ga mau lagi sama Rigel mah. Rigel sakit mah" ujar Rigel ketakutan sambil menangis. "Rigel, kamu ga boleh bilang gitu. Luna itu anak yang baik. Ga mungkin dia ninggalin kamu cuman karena kayak gini aja" ujar Mama Rigel. "Tapi Rigel takut mah" ujar Rigel yang juga didengar oleh Orion. "Biar besok abang ikut bilang ke Luna. Tenang aja hubungan kalian bakalan baik-baik aja. Percaya sama abang" ujar Orion. "Beneran bang?" tanya Rigel. "Iya bener" jawab Orion. "Rigel sekarang tidur ya. Besok gausah berangkat dulu badan kamu juga panas ini" ujar Mamanya. Rigel pun tidur setelah meminum obat yang diberikan oleh Psikiater. "Orion, kira-kira menurut kamu Luna gimana?" tanya Mama Rigel yang sebenarnya juga khawatir jika Luna tidak menerima Rigel. "Luna anak yang baik Mah, Orion yakin kalo Luna bakalan nerima Rigel" ujar Orion. "Semoga, tolong ya besok kamu bilang sama Luna" ujar Mama. "Iya Mah" jawab Orion. *** Pagi harinya, Rigel benar-benar tidak berangkat sekolah. Orion pun datang ke kelas Rigel untuk memberikan surat sakit Rigel. "Bang, Rigel kenapa bang?" tanya Genta yang baru saja datang dan melihat Orion menaruh surat sakit ke meja guru. "Gen, lu ada waktu? Bisa ikut gua sekarang? Gua bakalan ceritain sama lu" ujar Orion yang tentu saja diikuti oleh Genta. Saat ini Orion dan Genta berada di taman belakang sekolah. "Jadi gimana bang? Rigel kenapa?" tanya Genta kepada Orion. "Dugaan kita bener" ujar Orion. "Maksudnya bang?" tanya Genta. "Rigel didiagnosa mengidap Bipolar Disorder atau gangguan bipolar yaitu suatu kondisi mental yang menyebabkan terjadinya perubahan mood yang ekstrem. Dan Anxiety Disorder yaitu gangguan kecemasan yang tak wajar dan terlalu berlebihan." ujar Orion. "Bipolar sama Anxiety Disorder sekaligus bang?" tanya Genta tak percaya. "Iya Gen. Gen, lu ga bakalan jauhin Rigel kan?" tanya Orion. "Ya nggak lah bang. Lu tau sendiri Rigel sama gua itu udah kayak saudara. Masak cuman gara-gara kayak gini aja gua jauhin Rigel" ujar Genta. "Terus Rigel sekarang gimana bang? Kenapa ga masuk?" tanya Genta. "Badannya panas dari tadi malem, makanya dia ga masuk dulu." jawab Orion. "Kalo gitu gua nanti pulang sekolah ke rumah deh bang" ujar Genta. "Iya Gen" ujar Orion. "Gen" panggil Orion kepada Genta. "Iya kenapa bang?" tanya Genta. "Kira-kira Luna mau nerima Rigel apa adanya atau ga menurut lu? Gua mau ngomong sama Luna, tapi gua takut kalo Luna bakal pergi dari Rigel. Lo tau kan Rigel sayang banget sama Luna" ujar Orion. "Tenang aja bang, sejauh gua kenal Luna. Luna itu baik banget dia selama ini keliatan sayang banget sama Rigel. Jadi gua yakin Luna bakalan nerima Rigel apa adanya" ujar Genta meyakinkan. "Okay Gen, makasih. Gua bakalan ngomong sama Luna nanti pas istirahat" ujar Orion. "Iya bang" jawab Genta. Bel masuk pun berbunyi, Genta dan Orion pun bergegas untuk masuk ke kelas mereka masing-masing. *** Bel istirahat pun berbunyi, Orion segera pergi ke kelas Luna untuk membicarakan mengenai Rigel. Sesaat setelah sampai di kelas Luna. Pas sekali dengan Luna yang baru saja keluar dari kelas. "Luna" panggil Orion. "Iya bang? Kenapa?" tanya Luna. "Bisa bicara ga? Penting. Tentang Rigel" ujar Orion. "Rigel? Bisa bang. Mau bicara dimana?" tanya Luna. "Halaman belakang kalo lo ga keberatan" jawab Orion. "Okay bang" ujar Luna. Luna pun mengikuti Orion ke halaman belakang sekolah. "Jadi mau ngomongin apa bang?" tanya Luna. "Rigel Lun. Rigel sakit" ujar Orion yang membuat Luna terkejut. "Rigel sakit apa bang? Tadi malem Rigel masih chat aku bang" ujar Luna. "Rigel ga sakit biasa Lun. Rigel punya mental illness. Lebih tepatnya Rigel punya Bipolar Disorder sama Anxiety Disorder" ujar Orion kepada Luna. "Maksud Bang Orion ganguan emosi yang ga menentu sama gangguan kecemasan?" tanya Luna. "Iya lun" jawab Orion yang membuat Luna terdiam. "Lun, gua mohon lu jangan jauhin Rigel. Jangan tinggalin Rigel. Gua udah janji sama dia buat bikin lu ga pergi dari Rigel" ujar Orion dengan nada memohon. "Bang, Luna cinta sama Rigel. Luna sayang sama Rigel. Ga mungkin Luna ninggalin Rigel. Kecuali Rigel emang minta Luna buat pergi" ujar Luna. "Makasih ya Lun, lu udah mau nerima Rigel" ujar Orion. "Iya bang. Emm. Bang, apa Rigel di rumah?" tanya Luna. "Iya dia di rumah karena dari tadi malem badannya panas. Jadi sama mama disuruh ga berangkat dulu" terang Orion. "Boleh ga bang kalo nanti Luna datang ke rumah. Luna mau tau keadaan Rigel" ujar Luna. "Boleh banget, nanti pasti Rigel seneng banget" ujar Orion. "Iya bang. Kalo gitu Luna pergi dulu ya bang. Mau nyusulin temen Luna di kantin" ujar Luna. "Iya Luna" jawab Orion. Syukur deh, Luna mau nerima Rigel apa adanya. Semoga Luna bisa. Batin Orion.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD